5 Persiapan sebelum Meninggalkan Anak Balita untuk Pergi Umrah

- Tentukan pengasuh yang bisa dipercaya, seperti pasangan, orangtua, atau pengasuh akrab
- Siapkan kebutuhan harian anak secara rinci dengan daftar tertulis dan label perlengkapan
- Buat jadwal rutin anak dan komunikasi sebelum berangkat, serta siapkan mental dan doa untuk anak
Menunaikan ibadah umrah adalah salah satu impian bagi seorang muslim. Meskipun momen ini penuh dengan suka cita, tapi juga menjadi tantangan jika kamu memiliki anak kecil. Ada perasaan campur aduk antara bahagia akhirnya bisa berangkat, sekaligus khawatir meninggalkan si kecil dalam kurun waktu tertentu.
Meninggalkan balita walau hanya beberapa hari terasa berat karena anak masih sangat bergantung. Bukan hanya soal mengurus keberangkatan dan perlengkapan ibadah, tapi kamu juga harus memastikan anak tetap aman, nyaman, dan mendapatkan perhatian penuh selama kamu tidak ada. Inilah lima hal penting yang perlu kamu siapkan!
1. Tentukan pengasuh yang bisa dipercaya

Hal pertama yang wajib dipikirkan adalah siapa yang akan menjaga anak selama kamu pergi. Pilih orang yang benar-benar bisa dipercaya, entah itu pasangan (jika kamu berangkat sendiri), orangtua, mertua, saudara dekat, atau pengasuh yang sudah akrab dengan anak.
Pastikan pengasuh ini mengenal baik kebiasaan anak, mulai dari pola tidur, makanan favorit, sampai cara menenangkan ketika tantrum. Kalau memungkinkan, lakukan masa transisi beberapa minggu sebelum berangkat, biar anak lebih terbiasa bersama orang yang akan menjaganya.
2. Siapkan kebutuhan harian anak secara rinci

Balita punya kebutuhan harian yang detail dan lebih ribet dibanding anak usia sekolah. Mulai dari stok susu, popok, baju, hingga obat-obatan, semuanya perlu dipastikan cukup. Akan lebih mudah kalau kamu menyiapkan daftar tertulis yang jelas agar pengasuhnya tidak bingung.
Kamu juga bisa menata perlengkapan anak sesuai kategori, misalnya perlengkapan mandi, tidur, dan makan, lalu beri label. Dengan begitu, pengasuh bisa lebih gampang menemukan barang yang dibutuhkan tanpa harus menghubungi kamu terlalu sering. Persiapan seperti ini juga mengurangi risiko kebutuhan anak terlewat selama kamu pergi.
3. Buat jadwal rutin anak dan tulis dengan jelas

Anak balita biasanya butuh rutinitas agar merasa aman dan nyaman. Mulai dari jam makan, waktu tidur siang, sampai kebiasaan bermain, semuanya bisa kamu tulis dalam bentuk jadwal harian. Tempel jadwal itu di tempat yang mudah terlihat, misalnya di kulkas atau di ruang TV.
Jadwal ini penting supaya nanti pengasuh tetap bisa mengikuti pola hidup anak tanpa banyak perubahan. Dengan begitu, anak gak harus merasakan banyak dinamika meski orangtuanya sedang tak ada. Kalau jadwal ini konsisten dijalankan, anak juga cenderung lebih tenang dan gak mudah rewel.
4. Lakukan komunikasi dengan anak sebelum berangkat

Meskipun masih balita, anak tetap bisa diajak berbicara soal keberangkatanmu. Jelaskan dengan bahasa sederhana bahwa kamu akan pergi untuk ibadah, tapi akan segera kembali. Gunakan kata-kata yang menenangkan supaya anak gak merasa ditinggalkan begitu saja.
Kalau anak sudah terbiasa dengan gadget, kamu bisa bilang kalian akan sering berkomunikasi lewat video call. Meski mungkin waktunya tidak banyak, melihat wajahmu tetap bisa membuat anak lebih tenang dan merasa dekat meskipun orangtuanya jauh.
5. Siapkan mental dan doa untuk anak

Selain persiapan fisik, jangan lupakan juga persiapan mental, baik untuk dirimu sendiri maupun anak. Kamu perlu yakin bahwa anak berada di tangan yang aman. Doa juga menjadi penguat, bukan hanya untuk kelancaran ibadahmu, tapi juga untuk ketenangan anak selama ditinggal.
Sebelum berangkat, kamu bisa mengajarkan doa-doa singkat atau kebiasaan sederhana yang membuat anak merasa tetap terhubung denganmu. Misalnya, membacakan doa sebelum tidur atau mengajarkan ucapan yang bisa diulang anak saat kangen. Hal kecil seperti ini bisa menjadi pengingat bahwa kamu selalu hadir di hatinya meski sedang jauh.
Meninggalkan balita untuk berangkat umrah memang tak mudah. Dengan lima tips di atas, kamu bisa menjalani ibadah dengan hati lebih tenang. Persiapan yang matang akan membuat anak tetap nyaman, dan membantumu lebih fokus dalam menjalankan ibadah.