Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kakek dan cucu
ilustrasi kakek dan cucu (pexels.com/Yaroslav Shuraev)

Intinya sih...

  • Cemas jika kamu hendak pergi, maunya ditunggui terus

  • Tidak tahu nilai uang sekarang

  • Kalau minta sesuatu mendadak

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semua orang punya ujian masing-masing. Ada anak yang diuji sejak belia dengan kehilangan salah satu atau kedua orangtuanya. Mereka tidak lama merasakan kasih sayang orangtua seperti anak-anak lain yang lebih beruntung.

Tanpa kehadiran orangtua tentu hidup terasa jauh lebih keras. Mental anak-anak ini ditempa sampai mereka tumbuh mandiri. Namun, di balik kemandiriannya ada banyak kesedihan yang dipendam sendiri serta kerinduan akan kasih sayang yang tulus.

Sementara itu, kamu yang masih memiliki orangtua hingga masa dewasa juga diuji. Lambat laun orangtuamu menunjukkan perubahan perilaku. Bukannya dirimu diayomi mereka seperti dulu. Justru kamu yang harus lebih sabar dalam menghadapi orangtua. Berikut ini adalah perubahan perilaku pada lansia yang wajib kamu ketahui. Sikap mereka bisa balik bak anak kecil!

1. Cemas jika kamu hendak pergi, maunya ditunggui terus

ilustrasi lansia (pexels.com/Yaroslav Shuraev)

Ada sikap yang berbeda antara dulu dengan sekarang ketika kamu pamit hendak pergi. Dahulu saat dirimu masih remaja atau dewasa awal dan orangtua berumur 40 atau 50 tahun, sikapnya kalem saja tiap kamu pamit. Pertanyaannya standar.

Paling cuma kamu mau ke mana? Dengan siapa? Pulang jam berapa? Lalu pesan untukmu berhati-hati. Namun, sekarang urusanmu setiap mau pergi tak sesederhana itu. Setiap dirimu pamit, orangtua seperti kaget sekali.

Padahal, kepergianmu juga bukan dalam waktu yang amat panjang. Seperti besok kamu cuma mau tugas ke luar kota 1 atau 2 hari. Bahkan mungkin di hari Minggu dirimu hanya hendak bertemu teman-teman. Orangtua seperti takut bakal ditinggalkan selamanya, gak ada yang mengurus, atau nanti terjadi hal buruk pada mereka saat kamu pergi.

2. Tidak tahu nilai uang sekarang

ilustrasi lansia (pexels.com/cottonbro studio)

Banyak lansia seperti terhenti di kehidupan beberapa tahun yang lalu. Apalagi kalau orangtuamu sudah lama tak bekerja. Mereka mungkin menonton televisi serta mendengar keluhan orang-orang tentang harga berbagai kebutuhan yang melonjak.

Sampai tak sedikit orang yang bilang bahwa uang 100 ribu rupiah kini terasa tidak bernilai. Akan tetapi, tetap saja orangtuamu yang sudah lanjut usia kurang memahaminya. Mereka sering menyuruhmu membelikan sesuatu dan hanya memberikan sangat sedikit uang.

Mereka bukan tidak punya lebih banyak uang. Namun, mereka gak lagi memahami nilai uang dibandingkan harga berbagai kebutuhan saat ini. Demikian pula barang-barang yang menurutmu masih di harga normal bahkan murah, bagi orangtua dapat terasa mahal sekali.

3. Kalau minta sesuatu mendadak

ilustrasi keluarga (pexels.com/Kampus Production)

Seperti anak-anak, lansia dapat kembali kurang perencanaan dan impulsif. Beberapa tahun yang lalu, mereka masih mengemukakan keinginannya jauh-jauh hari. Kalian menjadi bisa mendiskusikannya terlebih dahulu. Namun, sekarang gak begitu.

Orangtua kerap minta sesuatu secara mendadak dan mendesak. Soal menu makan misalnya, orangtua minta dibelikan makanan tertentu sudah agak siang. Padahal, makanan tersebut hanya dijual pagi sekali. Siang sedikit pasti telah habis.

Sebenarnya masalah seperti ini bisa disampaikan orangtua setidaknya semalam. Dengan begitu, dirimu pagi-pagi tinggal berangkat membelinya. Akan tetapi, itulah lansia. Mirip anak-anak yang jam 21.00 baru bilang ke orangtua bahwa besok harus membawa sesuatu ke sekolah. Padahal, bendanya harus dibeli dan toko-toko sudah tutup.

4. Sering mengambek

ilustrasi lansia (pexels.com/Kampus Production)

Ini kerap menjadi kelanjutan drama permintaan orangtua yang serba mendadak. Apabila permintaan itu tidak dipenuhi, lansia mudah mengambek. Masih dengan contoh mereka minta dibelikan sesuatu. Pedagangnya sudah pulang.

Ketika dirimu bilang besok saja, orangtua merasa kamu menolak mentah-mentah permintaannya. Dirimu gak bersedia membelikannya, tidak mau sedikit capek buat orangtua, dan sebagainya. Kesalahpahaman terjadi sampai kamu ikut kesal.

Tak jarang masalah juga terjadi antara mereka dengan anakmu. Orangtuamu bertanya sesuatu dan anakmu menjadi tidak tahu. Kakek dan neneknya bisa gak percaya. Mereka menganggap cucunya cuma malas diajak berbicara sehingga menjawab sesingkat itu. Kamu mesti menghadapi orangtua serta anak yang sama-sama jengkel.

5. Ingin diajak jalan-jalan terus

ilustrasi lansia (pexels.com/Abhishek Navlakha)

Khususnya apabila semasa orangtuamu muda suka bepergian. Atau, mereka sering tugas ke luar kota. Bisa pula pekerjaannnya banyak di lapangan. Ini membuat tempat selain rumah seperti dunianya. Setelah pensiun, mereka gak betah berlama-lama diam di rumah.

Awalnya mereka masih bisa bepergian sendiri dengan aman. Namun, seiring penurunan kesehatan hal tersebut makin sukar dilakukan. Meski demikian, keinginan bepergian belum surut. Mereka seperti tidak mau menyadari kondisinya.

Dirimu sebenarnya juga tak keberatan menemani orangtua jalan-jalan. Akan tetapi, dengan kesibukanmu di usia produktif sudah pasti ini gak mudah. Di akhir pekan kadang kamu sudah terlalu lelah. Atau, dirimu harus berangkat ke luar kota buat tugas hari Senin. Orangtua yang bosan di rumah menjadi rewel.

Untuk menyikapi perubahan perilaku pada lansia maupun orangtua, pertama yang diperlukan adalah kesabaran dirimu. Kedua, jaga komunikasi dengan mengobrol setiap ada kesempatan. Sikap orangtua bisa makin aneh dan sukar dihadapi apabila mereka merasa begitu kesepian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team