5 Bentuk Gaslighting Terhadap Anak, Orangtua Harus Tahu! 

Orangtua harus berhati-hati bersikap pada anak #IDNTimesLife

Siapa bilang gaslighting hanya dapat terjadi antar pasangan kekasih. Nyatanya gaslighting merupakan bentuk pelecehan emosi yang dapat juga dilakukan orangtua terhadap anak. 

Misalnya ketika anak jatuh, orangtua biasanya akan merespon dengan, “Nggak apa-apa ya.” untuk mencegah agar anak tidak menangis. Namun, tahukah Ayah dan Bunda, jika ternyata hal tersebut adalah salah satu bentuk gaslighting halus, lho!

Kok, bisa, sih? Dilansir dari Verywell Mind, yuk simak bentuk gaslighting orangtua terhadap anak dan penjelasannya!

1. Mengabaikan dan membuat perasaan anak menjadi tidak valid 

5 Bentuk Gaslighting Terhadap Anak, Orangtua Harus Tahu! Ilustrasi anak menangis (bestlifeonline.com)

Pada contoh di atas misalnya, dengan mengatakan “Nggak apa-apa, ya” bisa berarti bahwa orang tua mengabaikan perasaan anak, lho parents! Ketika anak terjatuh dan terluka, adalah hal wajar jika ia merasa sakit dan menangis. Mengatakan, “Nggak apa-apa, ya.” hanya akan menahan anak untuk mengekspresikan yang ia rasakan.

Hal ini jika terlalu sering dilakukan tidak baik bagi perkembangan mental anak. Seiring bertambahnya usia, menyembunyikan atau mengubur perasaan dapat menjadi respon otomatis mereka. Hal ini menjadi berbahaya karena dapat digunakan untuk menutupi masalah atau perasaan serius seperti kesedihan dan kecemasannya. Anak menjadi sulit mengekspresikan emosinya.

2. Menyalahkan anak atas masalah orangtua

5 Bentuk Gaslighting Terhadap Anak, Orangtua Harus Tahu! Ilustrasi orang tua sedang kelelahan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Ketika sedang stress karena banyak masalah misalnya, tanpa sadar orangtua mungkin mengatakan, 

“Kamu nambah-nambahin pikiran Mama sama Papa aja!” atau “Bisa diam gak? Kamu bikin Mama sama Papa tambah pusing.”

Lho, kok jadi anak yang disalahin? Orangtua sudah seharusnya bertanggung jawab atas perasaan dan masalah mereka sendiri dan tidak menyalahkan orang lain, termasuk anak-anak mereka. Orangtua perlu berhati-hati dalam hal ini. Jangan sampai anak merasa mereka adalah anak yang buruk dan beban bagi orangtua.

Baca Juga: 5 Tips Mendongeng Asyik yang Bisa Diterapkan Orangtua, Olah Suaramu!

3. Membanding-bandingkan anak

dm-player
5 Bentuk Gaslighting Terhadap Anak, Orangtua Harus Tahu! Ilustrasi orang tua membandiing-bandingkan anak (pexels.com/Liza Summer)

Sering kali tanpa sadar orangtua membandingkan anak mereka dengan anak lain.

“Lihat tuh si A, anaknya penurut, baik, pinter. Kamu kok begini?”

Ayah dan Bunda, ketahuilah tidak ada seorang pun yang suka dibanding-bandingkan di dunia ini. Membanding-bandingkan anak hanya akan membuat mereka kehilangan kepercayaan diri, insecure, dan merasa tidak dicintai.

4. Meragukan pikiran dan imajinasi anak

5 Bentuk Gaslighting Terhadap Anak, Orangtua Harus Tahu! Ilustrasi mewarnai bersama anak (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Orang dewasa menyebut seorang anak sangat imajinatif karena memiliki pikiran unik dan subjektif. Mereka melihat sesuatu dengan cara yang berbeda. Namun, mengatakan pada mereka bahwa mereka terlalu imajinatif bisa jadi bentuk dari gaslighting. Hal itu membuat anak berpikir bahwa mereka tidak tahu apa yang nyata dan yang tidak.

Ketika anak sedang belajar mewarnai dan mengambil warna merah untuk mewarnai daun misalnya. Orang ua mungkin akan menegurnya dengan, “Lho, kok daun warnanya merah, daun kan warnanya hijau?” Padahal mereka tidak tahu apa yang dipikirkan anak mereka.

Bisa saja si anak memberi warna merah karena mengimajinasikan pohon yang kebakaran dalam pikirannya. Alih-alih meragukannya, cobalah untuk bertanya dan mendengarkan apa yang anak pikirkan ya Ayah dan Bunda!

5. Prinsip orangtua selalu benar

5 Bentuk Gaslighting Terhadap Anak, Orangtua Harus Tahu! Ilustrasi ibu menasihati anaknya (herway.net)

Orangtua biasanya berpikir bahwa mereka lebih tahu segalanya dan lebih bijaksana.  Dengan begitu mereka mengabaikan ide-ide atau pendapat lain dari anak. Hal ini selain membuat anak merasa tidak diakui juga membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang sulit mengemukakan pendapatnya karena merasa pendapatnya selalu salah atau tidak penting.

Menjadi orangtua memang bukanlah hal yang mudah. Terkadang orangtua merasa sudah melakukan yang terbaik untuk anak-anaknya, namun ternyata hal itu justru berdampak lain bagi anak.

Tidak masalah untuk terus belajar dan mengoreksi kesalahan. Tidak ada orangtua yang sempurna di dunia ini, yang ada orangtua yang terus berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya.

Baca Juga: 5 Kenakalan Anak yang Tak Boleh Orangtua Abaikan, Biar Gak Makin Parah

rach 🌻 Photo Writer rach 🌻

I write under pseudonym [rach🌻]

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya