[REVIEW] Robo Kicil Memburu Bulan, Buku Anak yang Puitis dan Filosofis

- Buku anak Robo Kicil Memburu Bulan mengisahkan petualangan seekor hamster ke Bulan dari sudut pandang burung pungguk.
- Kicil si hamster roborovski menjadi tokoh utama dalam cerita buku anak ini.
- Ilustrasi buku ini menggunakan pastel lembut (soft pastel) dengan guratan khas.
Robo Kicil Memburu Bulan adalah buku cerita anak yang ditulis oleh Viktor Yudha dengan ilustrasi indah karya Graceana. Buku ini menghadirkan kisah menyentuh dan manis tentang petualangan seekor hamster roborovski kecil bernama Kicil. Bukan petualangan biasa, Kicil hendak pergi ke Bulan! Impian ini tampak terlalu muluk untuk hamster kecil seperti Kicil.
Nah, sebelum kamu memutuskan untuk beli, alangkah lebih baik kalau kamu baca review Robo Kicil Memburu Bulan ini terlebih dahulu. Langsung saja kita bedah satu per satu, mulai dari plot, karakter, hingga ilustrasinya. Simak sekarang, yuk!
1. Bulan di mata Kicil dan teman-temannya

Cerita disampaikan dengan sudut pandang Tuan Pungguk, seekor pungguk atau burung hantu yang tenang dan bijaksana. Ia menjadi saksi perjalanan Kicil, hamster roborovski mungil yang dengan penuh semangat ingin ke Bulan. Dalam perjalanannya, Kicil bertemu dengan berbagai hewan, seperti ular, elang, jerboa, kuda, hingga manusia.
Untuk ukuran buku anak 100 halaman, awalnya penulis mengira kalau buku ini terlalu panjang. Nyatanya, kisahnya disajikan mengalir dari awal sampai akhir. Pembaca benar-benar merasa terikat dengan cerita dan karakter Kicil yang begitu mudah dicintai.
Penyampaiannya pun runut dan mudah dipahami. Memang, ada beragam istilah yang asing untuk anak-anak, bahkan terdengar puitis. Tampaknya, hal itu sengaja pengarang lakukan untuk memperkaya kosakata anak-anak. Pada akhirnya, Robo Kicil Memburu Bulan berhasil mengedepankan fungsi dari buku anak yang tak hanya menghibur, tapi juga edukatif.
2. Karakter yang menghidupkan cerita

Kicil si hamster roborovski menjadi tokoh utama dalam cerita ini. Ia digambarkan sebagai karakter yang ceria, penuh semangat, polos, baik hati, dan penuh rasa ingin tahu. Pokoknya, ia tipikal karakter yang menggemaskan dan mudah disukai anak-anak.
Di sisi lain, ada Tuan Pungguk sebagai narator yang juga terlibat dalam cerita. Ia berperan untuk menceritakan dan mendeskripsikan setiap gerak-gerik Kicil. Karakter Tuan Pungguk sendiri begitu tenang, bijaksana, dan hangat. Ia sangat cocok mendampingi Kicil yang teramat polos.
Selain mereka berdua, kehadiran tokoh-tokoh lain, seperti ular, elang, jerboa, kuda, hingga manusia, memperkaya dinamika cerita. Uniknya, masing-masing dari mereka memiliki filosofi dan pandangan unik tentang Bulan. Tuan Pungguk, misalnya, melihat Bulan bak orang terkasih. Lalu, ada karakter jerboa yang malah memandang Bulan seperti makanan. Nah, dalam perjalanannya, Kicil mencoba memahami apa makna dari Bulan yang sedang ia buru. Apakah itu sekadar tempat yang ingin tuju atau mungkinkah ada sesuatu?
3. Ilustrasi pastel lembut (soft pastel) yang artistik

Salah satu kekuatan buku ini adalah ilustrasinya. Tidak seperti buku anak-anak kebanyakan yang menggunakan ilustrasi digital penuh warna, Graceana memilih menggunakan pastel lembut dengan guratan khas. Selain itu, tampak terlihat bahwa penyajiannya seperti buku anak klasik dengan rasio ilustrasi dan teks yang seimbang.
Pemilihan warna dan guratan yang cukup detail membuat tiap ilustrasinya terasa pas dan harmonis. Ilustrasi yang disisipkan di tengah cerita pun memperkuat imajinasi pembaca terhadap suasana dan perasaan tiap adegan. Ada juga ilustrasi hitam putih dengan guratan kuat dan ekspresif, yang sulit diduplikasi oleh ilustrasi berwarna.
4. Gaya bahasa yang puitis dan edukatif

Bahasa yang digunakan dalam buku ini adalah bahasa Indonesia yang baku. Namun, penyampaiannya tetap mengalir, ringan, dan santai. Beberapa bagian cerita bahkan menggunakan rima yang membuatnya terasa seperti puisi.
Tak hanya menyenangkan untuk dibaca, banyak kata yang disisipkan dengan penjelasan sederhana. Bahkan, beberapa ada yang filosofis dan tidak pernah kita pikirkan sebelumnya. Sebagai contoh, ada terima kasih. Dengan polosnya, Kicil bertanya apa yang ia terima? Rupanya, yang ia dapat adalah kasih sayang.
Selain itu, ada juga ragam emosi yang coba dijelaskan dan dimaknai dalam buku ini, contohnya bahagia, sabar, bahkan dendam. Dengan penjelasan yang ringan dan filosofis, anak-anak bisa memahami kata-kata ini dengan lebih mendalam. Tak hanya anak-anak, bahkan orang dewasa sepertinya bisa jadi berpikir dua kali untuk memahami emosi yang sering mereka rasakan ini.
5. Peribahasa Indonesia dalam setiap bab

Keunikan lain dari buku ini ialah penggunaan peribahasa Indonesia sebagai pengantar judul tiap bab atau cerita. Pendekatan ini tidak hanya memperkaya nilai cerita, tetapi juga mengajak anak-anak untuk lebih mencintai bahasa Indonesia, terutama peribahasa, sejak dini. Tidak hanya tersirat, tetapi anak-anak juga bisa memahami peribahasa yang ada secara tersurat. Itu karena peribahasa yang dipakai menggambarkan binatang yang menjadi karakter dalam buku ini.
Dalam cerita pertama berjudul "Pungguk Merindukan Bulan", misalnya, digambarkan seekor burung pungguk yang terus-menerus memandangi dan merindukan Bulan. Namun, binatang-binatang lain mengolok-oloknya seakan merindukan Bulan adalah hal yang mustahil dan sia-sia. Selain pungguk, ada juga peribahasa tentang tikus, ular, kuda, elang, dan manusia yang menjadi karakter dalam buku ini.
Dengan cerita penuh makna, karakter menggemaskan, dan ilustrasi yang indah, Robo Kicil Memburu Bulan merupakan buku anak yang wajib masuk koleksi para orangtua, guru, maupun pencinta buku anak-anak. Buku Robo Kicil Memburu Bulan ini diterbitkan oleh Elex Kidz dan mulai tersedia 28 Mei 2025 di seluruh Toko Buku Gramedia. Ikuti perjalanan Kicil memburu Bulan dan buktikan sendiri kenapa buku ini pantas jadi koleksi!