Authoritative Parenting: Ciri-ciri, Dampak, dan Tips Penerapannya!

Cocok bagi orangtua yang fleksibel

Setiap orangtua memiliki gayanya sendiri-sendiri dalam membesarkan anak. Namun meskipun berbeda, tujuannya tetap sama yaitu memberikan yang terbaik buat si kecil. Salah satu pola asuh yang kerap dipakai adalah authoritative parenting.

Secara sederhana, authoritative parenting adalah pola asuh yang mengutamakan diskusi. Nah, agar kamu bisa lebih paham, yuk simak artikel ini sampai selesai.

1. Pengertian authoritative parenting

Authoritative Parenting: Ciri-ciri, Dampak, dan Tips Penerapannya!Ilustrasi parenting (Unsplash/Sai De Silva)

Tipe authoritative parenting adalah pola asuh yang mendukung dan responsif kepada anak. Namun tetap memberikan batasan yang jelas dan tegas. Orangtua yang menerapkan pola asuh ini ingin membentuk sikap anak dengan cara menjalankan aturan dan saling berdiskusi atau bertukar pikiran.

Pola asuh ini memang cukup fleksibel, karena aturan yang dibuat tetap bisa dinegosiasikan dengan anak. Tujuannya adalah untuk mencari mana pengasuhan yang paling tepat dan sesuai dengan kebutuhan si kecil. Jadi orangtua masih memberi kebebasan untuk anaknya.

2. Ciri-ciri authoritative parenting

Authoritative Parenting: Ciri-ciri, Dampak, dan Tips Penerapannya!Ilustrasi parenting (pexels.com/Berendey_Ivanov / Andrey_Kobysnyn)

Authoritative parenting memang lebih demokratis. Jadi orangtua lebih mendengarkan pendapat anak dan responsif terhadap apa yang mereka dilakukan. Berikut ini ciri-ciri yang bisa kamu kenali.

  • Memiliki struktur peraturan yang fleksibel.
  • Orangtua dan anak bisa mengontrol secara intensif.
  • Memberi kesempatan anak untuk berpendapat.
  • Orangtua akan membimbing anak sesuai dengan peraturan yang disepakati.
  • Menunjukkan kedisiplinan yang adil dan sikap konsisten ketika peraturan dilanggar.
  • Mendorong anak agar bisa mendiskusikan pilihan yang ada.
  • Mengekspresikan kehangatan dan kasih sayang.
  • Menumbuhkan kemandirian dan penalaran serta mendengarkan anak-anak.
  • Menempatkan batasan, konsekuensi, dan harapan pada perilaku anak.
dm-player

Baca Juga: Authority Parenting: Dampak, Ciri-ciri, dan Tips Melakukannya!

3. Dampak authoritative parenting bagi anak

Authoritative Parenting: Ciri-ciri, Dampak, dan Tips Penerapannya!ilustrasi bayi (pexels.com/Ryutaro Tsukata)

Pola asuh ini memang menjadi andalan bagi banyak orangtua dalam membesarkan anak. Selain bisa membangun komunikasi dua arah, anak juga akan tumbuh menjadi pribadi yang disiplin, terbuka, dan bertanggung jawab. Berikut ini beberapa dampak authoritative parenting bagi anak.

  • Anak memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi diri dengan batasan-batasan yang diberikan orangtua.
  • Anak berpotensi tumbuh menjadi lebih kreatif, disiplin, terbuka, dan bertanggung jawab.
  • Hubungan komunikasi antara orangtua dan anak menjadi semakin dekat serta hangat.
  • Anak tumbuh menjadi pribadi yang kooperatif, mandiri, serta berorientasi pada hasil.
  • Anak menjadi lebih menghargai perbedaan, karena sudah terbiasa diajak untuk berdiskusi dengan pandangan masing-masing.
  • Anak memiliki kepercayaan diri tentang kemampuan mereka dalam mempelajari hal-hal baru.
  • Punya keterampilan sosial yang baik dalam hubungan sosial.
  • Anak menjadi memiliki kontrol dan regulasi emosi yang baik.
  • Anak akan tumbuh dengan kemandirian, kreativitas, dan watak yang bahagia.

4. Tips menerapkan authoritative parenting

Authoritative Parenting: Ciri-ciri, Dampak, dan Tips Penerapannya!Ilustrasi authoritative parenting (pexels.com/Leeloo Thefirst)

Dalam membesarkan anak memang gak mudah. Sekalipun kamu sudah memiliki gaya pengasuhan, pada praktiknya memang gak semudah yang dibayangkan. Berikut ini beberapa tips menerapkan authoritative parenting.

  • Orangtua harus menjadi pendengar dan teman berbicara yang baik bagi anak.
  • Tunjukkan bahwa orangtua mengerti emosinya, terutama ketika mereka sedih, menangis, kecewa, dan seterusnya.
  • Gunakanlah bahasa sederhana mengapa aturan perlu diterapkan dan ditegakkan.
  • Ajak anak untuk berdiskusi bersama mengenai konsekuensi yang harus anak terima jika ia melanggar peraturan.
  • Jadikan kesalahan anak sebagai kesempatan untuk mereka belajar.
  • Orangtua jangan selalu berusaha mengatasi segala masalah anak. Biarkan dia memikirkan jalan keluarnya sendiri untuk mengatasi masalahnya.
  • Beri pujian atau penghargaan ketika anak berhasil mencapai sesuatu, tapi jangan berlebihan.
  • Beri anak kebebasan dalam memilih dan melakukan hal-hal yang dia suka. Jangan terlalu mengekang atau mengaturnya.

Itulah tadi mengenai authoritative parenting. Orangtua juga bisa menerapkan tipe parenting ini sejak ia kecil hingga dewasa. Semoga artikel ini banyak menambah wawasan baru ya.

Baca Juga: Attachment Parenting: Manfaat, Kekurangan hingga Penerapannya!

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya