Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
anak tidur
ilustrasi anak tidur (pexels.com/Snapwire)

Intinya sih...

  • Mandi air hangat 1 jam sebelum tidur untuk menurunkan suhu tubuh dan menciptakan momen bonding.

  • Pastikan anak tidur minimal 10 jam malam dan total 11 jam, sesuai dengan rekomendasi kesehatan.

  • Memberikan vitamin D, pijat aromaterapi, menjaga jam tidur, dan menggunakan white noise untuk mendukung kualitas tidur anak.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sebagai orangtua, kita pasti pernah merasakan cemas ketika anak terlihat susah tidur, sering terbangun di malam hari, atau terlihat kelelahan di pagi hari. Padahal, kualitas tidur punya peran penting dalam tumbuh kembang anak. Hal inilah yang juga disadari oleh artis sekaligus ibu muda, Nikita Willy.

Lewat akun media sosialnya, Nikita berbagi rutinitas malam yang selama ini ia terapkan untuk membuat tidur anaknya, Issa, lebih nyenyak. Nah, kalau kamu sedang mencoba menata ulang pola tidur anak agar lebih teratur, artikel ini akan sangat membantu. Yuk, kita bahas satu per satu enam rutinitas ala Nikita Willy yang terbukti mendukung tidur anak jadi lebih berkualitas!

1. Mandi air hangat 1 jam sebelum tidur

ilustrasi ibu memandikan putrinya (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Rutinitas pertama yang diterapkan Nikita adalah memandikan Issa dengan air hangat sekitar satu jam sebelum tidur. Air hangat membantu tubuh menurunkan suhu secara perlahan setelah mandi, sehingga tubuh lebih siap untuk beristirahat. Kebiasaan ini juga membuat Issa lebih tenang dan menjadi momen bonding antara orangtua dan anak.

Penjelasan ilmiah pun mendukung rutinitas ini. Menurut Sleep Foundation, mandi air hangat sebelum tidur dapat meningkatkan kualitas tidur karena tubuh bertransisi menuju suhu ideal untuk terlelap. Ketika suhu inti tubuh menurun setelah mandi, otak menerima sinyal bahwa waktu istirahat sudah semakin dekat.

Laman Eve Sleep juga menjelaskan manfaat lain dari mandi air hangat sebelum tidur. Kebiasaan ini membuat tubuh lebih rileks, mempercepat munculnya rasa kantuk, dan membantu meredakan ketegangan otot setelah beraktivitas seharian. Air hangat juga mendorong pelepasan endorfin yang membuat anak merasa lebih nyaman saat tidur.

2. Pastikan anak tidur malam minimal 10 jam dan total tidur 11 jam

ilustrasi bayi tidur (freepik.com/javi_indy)

Durasi tidur juga menjadi perhatian utama Nikita. Ia memastikan Issa tidur malam minimal 10 jam, dengan total waktu tidur sehari setidaknya 11 jam. Ini penting karena hormon pertumbuhan bekerja paling aktif saat anak tidur nyenyak.

Rekomendasi ini sejalan dengan pendapat dari Health Hub, yang menekankan bahwa anak-anak membutuhkan tidur cukup untuk tumbuh, memperbaiki jaringan tubuh, menjaga sistem imun, dan mendukung kemampuan belajar. Health Hub juga memberikan rekomendasi durasi tidur berdasarkan usia. Bayi baru lahir membutuhkan sekitar 14–17 jam tidur per hari. Bayi usia 4–11 bulan memerlukan 12–15 jam, sedangkan balita 1–2 tahun membutuhkan 11–14 jam. Anak prasekolah (3–5 tahun) idealnya tidur 10–13 jam, sementara usia sekolah (6–13 tahun) memerlukan 9–11 jam tidur setiap hari.

3. Memberikan vitamin D

ilustrasi ibu memberi anak vitamin D (freepik.com/gpointstudio)

Nikita juga memberikan Vitamin D 600 IU setiap hari untuk membantu menjaga ritme tidur Issa. Kenapa Vitamin D? Karena Vitamin D memiliki peran penting dalam produksi hormon melatonin, yaitu hormon yang memicu rasa kantuk dan membantu tubuh tidur lebih nyenyak.

Menurut laman Sleep Doctor, terdapat banyak reseptor vitamin D di bagian otak yang mengatur ritme tidur. Ketika tubuh kekurangan Vitamin D, produksi melatonin akan berkurang, sehingga anak lebih sulit tidur. Memberikan vitamin D dalam dosis yang sesuai menjadi langkah tepat untuk memastikan tubuh anak bekerja optimal dalam memproduksi hormon tidur alami.

4. Pijat dengan krim aromaterapi

ilustrasi ibu memijat bayinya (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Setiap malam, Nikita memijat Issa dengan krim aromaterapi lavender atau eucalyptus. Menurutnya, ritual ini membuat tubuh anak lebih rileks dan pernapasan lebih lega. Pijatan lembut juga membuat anak merasa nyaman dan mudah memasuki fase tidur.

Pendapat ini sejalan dengan penjelasan dari laman aartiwellness.com, yang menyebutkan bahwa pijat aromaterapi bekerja melalui dua mekanisme. Pertama, melalui aroma. Aroma lavender dan eucalyptus masuk ke sistem limbik di otak, yaitu bagian yang mengatur emosi dan hormon tidur seperti melatonin. Aroma ini membantu menurunkan stres dan membuat tubuh lebih siap untuk istirahat.

Kedua, melalui sentuhan. Pijatan lembut merangsang pelepasan endorfin dan serotonin, dua hormon yang menciptakan rasa nyaman dan tenang. Proses ini menurunkan detak jantung, merilekskan otot, dan memperlambat aktivitas gelombang otak sehingga tubuh lebih siap memasuki fase tidur.

5. Tidur maksimal jam 8 malam

ilustrasi bayi tidur (pexels.com/Jonathan Borba)

Nikita juga disiplin dalam menjaga jam tidur Issa. Ia memastikan Issa sudah tidur sebelum jam 8 malam, karena setelah jam itu hormon stres anak mulai meningkat. Kondisi ini sering menyebabkan anak tampak lebih aktif, padahal sebenarnya mereka sedang kelelahan berat.

Penjelasan ini juga didukung oleh Andrew L. Bernstein, MD, anggota American Academy of Pediatrics, ritme biologis anak idealnya berada pada rentang tidur antara pukul 18.30–20.00. Ketika anak tidur terlalu malam, mereka memasuki fase seperti “second wind”, yaitu energi tambahan yang dipicu hormon stres. Inilah yang membuat anak tiba-tiba berlari, tertawa, atau bahkan tantrum menjelang tidur.

6. Mematikan lampu dan menggunakan white noise

ilustrasi anak tidur dalam kondisi gelap (pexels.com/cottonbro studio)

Rutinitas terakhir ala Nikita adalah memastikan kamar tidur benar-benar gelap dan menyalakan white noise yang lembut. Menurut penelitian Akacem, Wright Jr., dan LeBourgeois (2016) yang dipublikasikan di jurnal Neurobiology of Sleep and Circadian Rhythms melalui laman PMC (PubMed Central), keadaan gelap dapat membantu tubuh memproduksi melatonin dengan maksimal. Melatonin inilah yang membuat anak merasa ngantuk dan membuat tidurnya tetap nyenyak sepanjang malam.

Sementara itu, penggunaan white noise juga terbukti bermanfaat. Menurut Sleep Foundation, mendengarkan white noise membantu bayi tertidur lebih cepat karena suara latar yang konsisten membuat mereka merasa lebih aman. White noise juga membantu menutupi suara-suara kecil dari luar yang bisa mengganggu tidur anak.

Enam rutinitas ala Nikita Willy ini bukan sekadar kebiasaan baik sebelum tidur, tetapi didukung penelitian ilmiah dan pendapat ahli yang relevan. Jika Ibu menerapkannya dengan konsisten, tentunya akan membantu tidur anak menjadi lebih berkualitas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team