3 Tipe Orang Tua yang Dibully Anaknya Sendiri, Banyak yang Gak Sadar!

Segera sadari dan ambil langkah untuk memberi batasan

Bullying tidak hanya bisa terjadi antara anak dan teman sebayanya, melainkan juga bisa terjadi antara anak dan orang tua. Salah satu contoh kecilnya adalah ketika anak melemparkan barang-barang ke arah orangtuanya dan mempermalukan orangtua di depan umum dengan kata-kata yang tajam, sehingga orang tua menuruti kemauannya, hal ini bisa dikatakan bahwa orang tua sedang dibully oleh anaknya sendiri. 

Lalu kenapa, sih, anak mem-bully orang tuanya sendiri? Berikut ini ada tiga tipe orang tua yang seringkali menjadi sasaran perlakuan tidak menyenangkan dari anak-anaknya. Simak artikelnya. 

1. Orang tua yang terlalu penyayang

3 Tipe Orang Tua yang Dibully Anaknya Sendiri, Banyak yang Gak Sadar!tipe orang tua yang dibully anak (freepik.com/tirachardz)

Tipe pertama adalah tipe orang tua yang terlalu penyayang. Orang tua tipe ini kerap menunjukkan tingkat kepedulian yang berlebihan dan cenderung memberikan segala yang diinginkan anak. Akibatnya, orang tua seringkali menempatkan diri dalam risiko menjadi sasaran intimidasi oleh anak-anaknya sendiri ketika kemauan dan keinginan anak tidak terpenuhi.

Dalam konteks ini, sikap berlebihan dalam memberikan keinginan anak dapat memunculkan persepsi anak bahwa orang tuanya tidak memiliki otoritas yang kuat atau mudah dikuasai, sehingga anak-anak cenderung memanfaatkan situasi tersebut untuk memperoleh apa yang dia inginkan, bahkan dengan cara yang tidak pantas atau merugikan.

Maka dari itu, sebagai orang tua tentukan apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh anak, serta konsekuensi yang akan diberlakukan jika batasan tersebut dilanggar tanpa pengecualian.

Baca Juga: 5 Tips Ampuh Menghadapi Bully dengan Rasa Percaya Diri

2. Orang tua yang tidak konsisten

3 Tipe Orang Tua yang Dibully Anaknya Sendiri, Banyak yang Gak Sadar!orangtua yang di bully anak (pexels.com/Emocionaligencia Inteligencia Emocional)

Orang tua yang tidak konsisten dalam menetapkan batasan dan memberlakukan konsekuensi pada anaknya seringkali membuat anak tidak memiliki rasa takut dan berperilaku tidak pantas kepada mereka. Ketidakkonsistenan dalam memberikan batasan dan konsekuensi dapat menciptakan ketidakpastian bagi anak-anak, yang mungkin merasa bahwa orang tua tidak akan mengambil tindakan tegas terhadap perilakunya yang tidak pantas.

Akibatnya, anak-anak merasa bebas untuk melakukan apa pun tanpa takut akan konsekuensi dari orang tuanya, sehingga memperkuat perilakunya yang merugikan bagi kedua belah pihak.

Oleh karena itu, pastikan untuk menetapkan aturan dan batasan yang konsisten, dan pastikan bahwa konsekuensi yang diberlakukan juga konsisten sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan oleh anak.

Pastikan juga aturan-aturan yang diberikan dapat dipahami dengan baik oleh anak-anak. Selain itu, jangan lupa juga untuk memberikan pujian dan penghargaan kepada anak-anak agar memotivasinya untuk terus berperilaku positif.

3. Orang tua yang rentan emosional

3 Tipe Orang Tua yang Dibully Anaknya Sendiri, Banyak yang Gak Sadar!orangtua yang di bully anak (pexels.com/Elina Fairytale)

Orang tua yang rentan secara emosional atau memiliki tingkat percaya diri yang rendah seringkali menjadi sasaran empuk bagi anak-anak yang memiliki niat buruk. Rentannya orang tua secara emosional dapat menciptakan kesempatan bagi anak-anak untuk memanipulasi atau memperlakukan orang tuanya dengan tidak hormat sebagai bentuk kontrol atau kepuasan dirinya.

Anak-anak mungkin menyadari bahwa orang tuanya rentan terhadap tekanan emosional atau tidak mampu menegakkan batasan dengan tegas, sehingga dia memanfaatkan situasi tersebut untuk mencapai tujuannya, baik itu untuk mendapatkan apa yang dia inginkan atau untuk merasa lebih berkuasa.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua yang rentan secara emosional untuk mengembangkan keterampilan untuk mengelola emosi dengan baik, meningkatkan kepercayaan diri, dan belajar untuk menetapkan batasan yang sehat dalam hubungannya dengan anak-anak. Dengan cara ini, orang tua dapat meminimalkan risiko menjadi sasaran perlakuan tidak menyenangkan dari anak-anaknya.

Bullying tidak hanya terjadi di antara teman sebaya di sekolah, tetapi tanpa disadari juga dapat terjadi di dalam lingkungan keluarga, lho. Kalau kamu adalah tiga tipe orang tua di atas, segera sadari dan ambil langkah-langkah untuk menegakkan batasan agar hubungan antara orang tua dan anak tetap sehat dan saling menghormati.

Dengan begitu, kamu sebagai orang tua dan anak dapat membangun lingkungan keluarga yang penuh kasih dan mendukung pertumbuhan yang positif bagi semua anggota keluarga. Semoga bermanfaat.

Baca Juga: 6 Tips Agar Lebih Mudah Jalani Peran sebagai Orangtua di Perantauan

Meyendah Lestari Photo Verified Writer Meyendah Lestari

You cant spell LOVE without V

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi

Berita Terkini Lainnya