#MahakaryaAyahIbu: Rumah Impian yang Penuh Keceriaan

Persembahan terindah untuk orang yang terindah adalah sebuah mahakarya yang penuh keceriaan.

Artikel ini merupakan karya tulis peserta kompetisi storyline "Mahakarya untuk Ayah dan Ibu" yang diselenggarakan oleh IDNtimes dan Semen Gresik. 


Keluarga adalah yang paling utama, begitulah banyak pepatah mengatakan. Keluargaku bisa dibilang bukanlah keluarga idaman bagi orang lain. Perbedaan ideologi membuat perpisahan keuda orangtuaku yang tak terelakkan. Mereka berpisah ketika aku berusia 3 tahun. Usia di mana seorang anak sangat butuh kasih sayang dan bimbingan dari kedua orang tuanya. Tak lama kemudian, ibuku mendapatkan belahan hatinya lagi ketika aku berusia 7 tahun yang sekaligus menjadi ayah keduaku. Sementara ayahku masih melajang hingga aku hendak lulus SMP.

Mereka memiliki kehidupan masing-masing dengan keluarga barunya. Hak asuh diriku dimenangkan oleh ibuku melalui persidangan yang sangat panjang dengan ayahku. Dengan demikian aku menjadi bagian dari keluarga baru ibuku. Kasih sayang seorang ayah yang telah lama kurindukan akhirnya kudapatkan juga, meskipun bukan dari ayah genetik. Hal tersebut membuatku sadar, bahwa kelak tanggung jawabku semakin besar. Memiliki 2 keluarga berbeda, mengubah cara berpikirku yang dulunya sangat dimanja menjadi seorang anak yang penuh dengan kemauan keras.

dm-player

Pendidikan merupakan hal yang paling ditekankan oleh ibuku, sering sekali beliau berkata, “Kelak kamu harus mengubah nasib keluarga kita”. Dukungan penuh dari keluarga membuatku semangat dalam menempuh pendidikan. Sejak SD (Sekolah Dasar) hingga SMA (Sekolah Menengah Atas), aku tak pernah lepas dari 3 (tiga) besar peringkat umum. Sempat kuberpikir setelah lulus sekolah, aku akan bekerja guna mengurangi beban orangtua. Namun mereka tetap mendukungku sekuat tenaga, guna diriku mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi.

Oleh karena itu, aku pun belajar lebih giat untuk masuk perguruan tinggi negeri yang dapat membanggakan mereka. Alhamdulillah, usaha tak membohongi hasil. Akhirnya, aku berhasil masuk salah satu PTN favorit se-Indonesia. Melihat banyak sekali pengorbanan yang telah Ayah dan Ibu berikan kepadaku, aku ingin sekali membuat mereka selalu bahagia dalam hidupnya. Apapun akan kulakukan demi kebahagiaan mereka. Ingin kutunjukkan kepada dunia bahwa anak broken home tak selalu berkonotasi negatif.

Ingin ku tunjukkan pada orang-orang di luar sana, bahwa aku anak broken home bisa membuat Ayah dan Ibu bahagia. Karena aku tak ingin perjuangan mereka sia-sia. Karena aku yakin bahwa dukungan moril dari kedua orang tua adalah sebuah pondasi yang kokoh dan tak tertandingi dibandingkan dengan dukungan lainnya. 

Ayah, Ibu kelak jika aku sukses, aku ingin sekali memberikan sebuah mahakarya rumah sederhana yang bisa menyatukan dua keluarga kita menjadi sebuah keluarga yang ceria dan bahagia. Karena sejatinya kebahagiaan kedua orang tua adalah tujuan utama dari setiap anak di dunia.  

Shandy Photo Writer Shandy

Mahasiswa S1 Akuntansi PDD Universitas Airlangga di Banyuwangi Alumni MAN Banyuwangi, SMPN 2 Banyuwangi, SDN 1 Pakis.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya