6 Cara Menyikapi Situasi Ketika Anak Dimarahi Orang Lain, Sabar!

Tanggapi dengan tenang dan bijak

Ketika anak dimarahi oleh orang lain, terutama oleh orang dewasa seperti teman sekolahnya, guru, atau bahkan orangtua teman, bisa menjadi momen yang menantang dan membingungkan. Sebagai orangtua, mungkin merasa bingung  bagaimana harus merespons dan melindungi perasaan serta kepercayaan diri anak.

Untuk mengatasi situasi ini, ambil waktu sejenak untuk tenang dan merilekskan diri sebelum mengatakan sesuatu bisa dilakukan. Agar bersikap lebih bijak, berikut beberapa tips tambahan tentang cara menyikapi situasi ketika anak dimarahi orang lain.

1. Periksa keadaan anak

6 Cara Menyikapi Situasi Ketika Anak Dimarahi Orang Lain, Sabar!ilustrasi orangtua menasihati anak (pexels.com/kindelmedia)

Sebelum menghadapi orang yang memarahi anak, penting untuk memeriksa keadaan anak terlebih dahulu. Pastikan bahwa mereka baik-baik saja dan coba caritahu apa yang sedang terjadi. Anak mungkin tidak selalu dapat memberikan detail yang jelas tentang apa yang terjadi, tetapi sebagai orangtua, penting untuk mencoba memahami cara anak melihat atau merasakan situasi.

"Jika tidak memahami lebih dulu apa yang ada dalam pikiran anak, maka orangtua tidak dapat menentukan tindakan apa yang harus diambil," kata Laurie Holman, PhD, seorang psikoanalis dengan pelatihan klinis dalam psikoterapi bayi-orangtua, anak remaja, dan dewasa, dilansir Verywell Family.

"Meskipun mungkin agak memalukan bagi orangtua bahwa perilaku anak memang terlihat tidak baik, prioritas pertama adalah anak, bukan orang lain," lanjutnya.

"Orangtua juga dapat berbicara dengan orang dewasa yang mungkin terlibat dalam situasi tersebut untuk menunjukkan rasa perhatian dan sopan kepada mereka. Jika situasinya memang memerlukan permintaan maaf, orangtua bisa mewakili anak untuk meminta maaf," imbuhnya.

2. Tetap tenang

6 Cara Menyikapi Situasi Ketika Anak Dimarahi Orang Lain, Sabar!ilustrasi ibu mencium anaknya (pexels.com/nicolabarts)

Penting untuk memperhatikan bahasa tubuh dengan tenang dan nada bicara yang tegas, namun tetap hormat agar dapat membantu menciptakan suasana yang lebih kondusif. Meskipun situasi mungkin tegang atau sulit, menjaga sikap agar tetap tenang dapat menghindari memperparah situasi dan membuat orang lain lebih respek dan mendengarkan.

"Dalam situasi di mana tidak mengenal siapa yang memarahi anak, dekati mereka dengan cara memperkenalkan diri dan mengambil sudut pandang yang ingin tahu," kata Brittany Schaffner, IMFT-S, LPCC-S, pengawas pendidikan krisis untuk Behavioral Health Pavilion, dilansir laman yang sama.

"Sebagai contoh, katakan 'Halo, saya ibu dari anak ini. Bisakah memberi tahu saya apa permasalahan yang sedang terjadi?'," lanjut Schaffner.

Cara lain untuk meredakan situasi ini bisa dengan menggunakan humor. Pendekatan ini akan bergantung pada kepribadian sebagai orangtua dan orang yang diajak bicara. Jika tidak nyaman menggunakan humor, tidak apa-apa untuk tetap memilih melakukannya dengan lebih serius.

3. Berikan batasan

6 Cara Menyikapi Situasi Ketika Anak Dimarahi Orang Lain, Sabar!ilustrasi kakek bermain dengan cucu (pexels.com/kampus)

Jika situasi ini melibatkan orang yang dikenal seperti anggota keluarga atau teman, dan berteriak merupakan perilaku yang sering dilakukan oleh mereka, sebagai orangtua kamu perlu menetapkan beberapa aturan dasar terkait anak. Tidak bijak membiarkan seseorang terus-terusan berteriak pada anak setiap kali mereka melakukan kesalahan, karena tindakan tersebut bisa memiliki dampak serius untuk anak.

Dilansir National Library of Medicine, disiplin verbal yang kasar dapat menyebabkan masalah perilaku bahkan gejala depresi pada anak jika terus berlanjut. Berbicara kasar atau menghina secara lisan dan penggunaan kekerasan fisik bisa menjadi bentuk disiplin yang diterapkan pada anak saat usia 11 tahun.

Ini juga bisa berdampak terhadap peningkatan masalah perilaku dan gejala depresi pada remaja ketika mereka mencapai usia 14 tahun. Walaupun sebagian besar penelitian berkaitan dengan orangtua yang menerapkan disiplin verbal kasar pada anak mereka sendiri, orangtua tetap disarankan untuk menghentikan perilaku serupa jika memiliki teman atau anggota keluarga yang sering marah pada anak. Adanya batasan yang jelas membuat setiap pihak jadi memiliki pemahaman yang sama tentang apa yang dapat diterima dan apa yang harus dihindari.

Baca Juga: 5 Kebiasaan Orangtua yang Membuat Anak Jadi Susah Mandiri

4. Tanggapi dengan bijak

dm-player
6 Cara Menyikapi Situasi Ketika Anak Dimarahi Orang Lain, Sabar!ilustrasi ayah dan anak bercengkrama (pexels.com/rdne)

Dilansir Verywell Family, Julia Chamberlain, MS, INHC, LMHC, seorang konselor kesehatan mental berlisensi, menyarankan untuk mengatasi situasi ini dengan mencoba memahami apa yang sedang terjadi, sehingga rencana tindakan bisa dibuat. Pastikan untuk berbicara dengan tenang dan tidak merespons dengan intensitas atau emosi yang tinggi.

"Saat berinteraksi dengan orang lain, terutama dalam situasi yang mungkin menimbulkan konflik atau ketegangan, penting untuk memulai dengan sikap pemahaman dan rasa kasih. Ini mencoba untuk memahami atau mengerti perspektif dan perasaan orang lain, bahkan jika mereka telah melakukan kesalahan," kata Chamberlain.

Sebagai alternatif, Chamberlain juga memberikan saran untuk menerapkan pendekatan komunikasi yang positif kepada orang yang memarahi anak. Contohnya, orangtua dapat mengatakan, "Saya memahami bahwa kamu bermaksud baik, namun saya merasa tidak nyaman dengan caramu menangani situasi tersebut. Saya masih memiliki perasaan baik terhadap kamu dan ingin memastikan hubungan kita tetap positif".

5. Lakukan pembicaraan

6 Cara Menyikapi Situasi Ketika Anak Dimarahi Orang Lain, Sabar!ilustrasi nenek dan cucu (pexels.com/askarabayev)

Mengadakan percakapan tentang apa yang terjadi dan mengapa seseorang berteriak pada anak tentu bukan tugas yang mudah, tetapi ini hal yang perlu dilakukan. Brittany Schaffner menyarankan untuk membuka percakapan dengan mengatakan sesuatu seperti, "Saya telah merenungkan apa yang terjadi dan saya ingin berbicara lebih lanjut tentang hal itu".

Selain itu, lakukan percakapan dengan niat untuk mendengar lebih banyak tentang pandangan atau sudut pandang orang lain. Ini bertujuan untuk memahami apa yang mereka pikirkan dan mengapa mereka melakukan tindakan tersebut.

"Umumnya, seseorang lebih terbuka untuk berbicara dengan orang lain ketika merasa pihak lain benar-benar ingin memahami dan mengerti perspektif atau sudut pandang kita," katanya.

"Ini sering kali dapat membantu mengklarifikasi setiap kesalahpahaman dan memberikan informasi tambahan yang mungkin belum diketahui sebelumnya," lanjut Schaffner.

Hal penting lainnya adalah mengidentifikasi dampak kejadian tersebut pada anak. Ceritakan pengalaman dan bagaimana situasi tersebut memengaruhi anak dan kamu sebagai orangtua. Tujuannya adalah untuk berbagi pandangan dan perasaan terhadap situasi tersebut dengan orang lain.

6. Membantu anak memproses insiden tersebut

6 Cara Menyikapi Situasi Ketika Anak Dimarahi Orang Lain, Sabar!ilustrasi orangtua menasihati anak (pexels.com/augustderichelieu)

Jika anak dihadapkan pada situasi di mana orang dewasa, terutama jika bukan orangtua mereka mengeluarkan teriakan dan amarah, ini dapat menjadi pengalaman yang menakutkan dan mengganggu. Itulah pentingnya untuk memastikan bahwa orangtua hadir untuk mendengarkan dan memberikan dukungan.

"Luangkan waktu untuk menanyakan tentang keadaan mereka," kata Schaffner.

"Tanyakan kepada mereka, 'Apa yang kamu rasakan saat itu?'. Anak mungkin memiliki pemikiran atau perasaan yang berbeda dari yang orangtua rasakan. Menanyakan apa yang mereka rasakan adalah cara yang baik untuk memungkinkan mereka menjelajahi perasaannya. Pastikan untuk mengakui perasaan mereka terhadap situasi ini," lanjutnya.

Biarkan anak bertanya dan menyatakan kekhawatiran atau perasaannya. Saran dari Schaffner, bicarakan bersama tentang rencana untuk kali berikutnya jika mereka menemui situasi serupa.

Ingatkan anak bahwa kamu sebagai orangtua ada di sana untuk mendukungnya. Hindari pula untuk berteriak dan memarahi anak jika memang mereka bersalah atas kejadian tersebut. Ini akan membuat anak menyalahkan diri sendiri.

Dikutip Parents, Laura Markham, Ph.D., soerang psikolog klinis dan penulis Peaceful Parent, menjelaskan bahwa marah dan berteriak pada anak dapat membuat orangtua dan anak berlawanan satu sama lain. Hal ini bisa membuat anak merasa orangtuanya tidak berada di pihak mereka.

Dalam menghadapi situasi anak yang dimarahi oleh orang lain, penting untuk menjaga ketenangan dan merespons dengan bijak. Dalam sebagian besar kasus, komunikasi terbuka dan empati dapat membantu meredakan konflik dan memperkuat hubungan dengan orang lain yang terlibat. Jadi, pastikan untuk menanganinya dengan tenang.

Baca Juga: 5 Ciri-ciri Anak dengan Kecerdasan Kinestetik, Mereka Senang Bergerak!

Shasya Khairana Photo Verified Writer Shasya Khairana

expecto patronum

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Muhammad Tarmizi Murdianto

Berita Terkini Lainnya