5 Sikap yang Perlu Dipahami Orangtua saat Menghadapi Kegagalan Anak
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semua orangtua tentu berharap yang terbaik untuk anak-anaknya. Meskipun begitu, fase kegagalan akan menjadi bagian yang mungkin dihadapi anak sebelum akhirnya mereka menemui titik keberhasilan. Kegagalan merupakan faktor yang bisa membuat anak menjadi tidak percaya diri.
Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk paham saat menghadapi kegagalan anak. Biar anak berani melangkah lagi, berikut beberapa sikap yang perlu dipahami orangtua saat menghadapi kegagalan anak.
1. Jangan hakimi kegagalannya
Ketika anak memberi tahu bahwa ia mengalami kegagalan, perasaan pertama yang dirasakan orangtua tentu adalah sedih. Begitupula dengan anak yang secara langsung menghadapi kegagalan tersebut.
Sebagai orangtua yang bijak, kamu dapat menghadapi situasi ini dengan tidak menghakimi kegagalan anak. Dengan begitu, anak akan merasa meskipun ia gagal, orangtuanya tetap melihat dirinya secara utuh.
2. Validasi perasaan anak
Anak akan merasa sedih, kecewa, menangis, ataupun marah dengan kegagalan yang ia dapatkan. Perasaan tersebut adalah wajar saat seseorang berada dalam situasi tidak baik.
Orangtua adalah sosok terdekat bagi anak yang dapat dipercaya. Oleh karena itu, cobalah untuk memvalidasi perasaan anak agar dia paham bahwa perasaan tersebut tidak apa-apa untuk dirasakan. Validasi perasaan artinya anak akan mengakui bahwa ia sedang merasakan perasaan tersebut.
3. Jadilah pendengar yang baik untuk anak
Editor’s picks
Orangtua adalah orang pertama yang didatangi anak untuh menyampaikan segala gundahnya, termasuk kegagalan. Komunikasi antara anak dan orangtua bisa menjadi lebih baik saat keduanya saling membantu satu sama lain. Seperti halnya saat anak sedang menghadapi kegagalannya.
Sebagai orangtua, kamu hanya cukup mendengar segala isi hatinya. Ketika anak memiliki keberanian untuk menyampaikan kegagalannya pada kamu, berarti anak percaya bahwa kamu adalah orang yang tepat untuk menjadi pendengarnya. Maka dari itu, jadilah pendengar yang baik untuk anak dengan tidak memotong pembicaraannya.
Baca Juga: 3 Pelajaran Penting Dibalik Kegagalan, Pahami agar Tidak Terpuruk
4. Berikan apresiasi untuk anak
Mungkin tidak semua orangtua paham bahwa apresiasi yang diberikan untuk anak bukan hanya disampaikan saat ia mencapai keberhasilan. Meskipun bukan keberhasilan, sebagai orangtua yang baik, kamu harus tetap mengapresiasi usaha dan kerja keras anak.
Dengan begitu, anak akan sadar bahwa orangtuanya tidak hanya melihat dirinya ketika mencapai puncak keberhasilan. Tidak ada salahnya untuk memberi apresiasi saat kegagalan menghampiri, misalnya, kamu bisa apresiasi dengan kata "Kamu hebat, sudah berani melangkah sejauh ini." Sekecil apapun bentuk apresiasi yang diberikan orangtua untuk anak tentu akan sangat berharga bagi anak.
5. Dampingi anak untuk melangkah lagi
Setelah anak sudah menerima kegagalannya, selanjutnya, kamu sebagai orangtua dapat memberi anak beberapa motivasi agar ia berani melangkah kembali. Tidak hanya itu, tentunya kamu dapat mendampingi anak saat ia memutuskan mengambil langkah baru.
Hal ini artinya anak akan berpikir bahwa orangtuanya percaya akan segala kemampuan yang ia punya. Ini juga dapat memberikan rasa percaya diri pada anak untuk mengambil langkah baru setelah mengalami kegagalan.
Kegagalan merupakan suatu hal yang wajar yang akan dihadapi siapapun, termasuk anak. Saat berada di sekitar orang yang sedang mengalami kegagalan, kamu tidak perlu menghakimi kegagalan tersebut. Begitupun sikap yang harus dijaga orangtua saat anak mengalami kegagalan, katakan bahwa kegagalan adalah bagian dari proses mencapai keberhasilan.
Baca Juga: 5 Kesalahan Orangtua yang Bikin Anak Jadi Ringan Tangan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.