Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Tanda Anak Terlalu Banyak Screen Time, Literasinya Menurun!

Ilustrasi screen time (pexels.com/Santosh Saroj)
Ilustrasi screen time (pexels.com/Santosh Saroj)
Intinya sih...
  • Anak malas membaca buku meski cuma sebentar
  • Kosakata anak gak berkembang meski sering nonton konten
  • Sulit fokus saat diminta bercerita atau menulis
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di era digital sekarang, gadget jadi bagian hidup sehari-hari, termasuk buat anak-anak. Memang gak semua screen time itu buruk. Ada kok konten edukatif yang bisa bantu perkembangan anak. Tapi kalau sudah berlebihan, justru bisa berdampak negatif, salah satunya bikin kemampuan literasi mereka menurun.

Literasi itu bukan cuma bisa baca, tapi juga paham, berpikir kritis, dan bisa menyampaikan ide dengan jelas. Nah, kalau screen time anak mulai ganggu semua itu, kamu perlu waspada. Yuk, kenali beberapa tandanya sebelum terlambat!

1. Anak malas membaca buku meski cuma sebentar

Ilustrasi anak malas membaca (freepik.com/freepik)
Ilustrasi anak malas membaca (freepik.com/freepik)

Salah satu tanda paling umum adalah anak jadi enggan baca buku fisik. Mereka lebih tertarik sama layar yang bisa gerak dan bersuara. Saat diminta baca buku, mereka cepat bosan, mengeluh ngantuk, atau bilang gak menarik.

Padahal, minat baca adalah pondasi utama literasi. Kalau dibiarkan terus, anak akan kesulitan memahami teks panjang dan malas mengeksplorasi informasi lewat tulisan.

2. Kosakata anak gak berkembang meski sering nonton konten

Ilustrasi screen time (pexels.com/Kampus Production)
Ilustrasi screen time (pexels.com/Kampus Production)

Mungkin kamu pikir, 'Kan anak sering nonton video edukasi, pasti tambah pinter dong?' Sayangnya gak selalu gitu. Anak yang terlalu banyak screen time justru cenderung pasif menerima informasi. Mereka jarang diajak bicara atau berdialog dua arah.

Akibatnya, kosakata mereka gak berkembang pesat. Mereka lebih banyak meniru kata dari video, tapi gak benar-benar paham maknanya. Ini bisa bikin kemampuan berkomunikasi dan berpikir kritis mereka jadi stagnan.

3. Sulit fokus saat diminta bercerita atau menulis

ilustrasi anak punya masalah literasi (freepik.com/freepik)
ilustrasi anak punya masalah literasi (freepik.com/freepik)

Saat anak diajak untuk menceritakan ulang sesuatu, entah itu dari pengalaman atau cerita sederhana, mereka sering bingung menyusun kalimat. Begitu juga saat diminta menulis atau menggambar cerita, mereka cepat menyerah dan bilang 'bingung' atau 'gak tahu mau nulis apa'.

Ini bisa jadi pertanda mereka jarang latihan mengolah informasi jadi narasi. Terlalu banyak screen time bikin otak anak terbiasa terima hiburan cepat tanpa proses berpikir mendalam.

4. Lebih reaktif daripada reflektif saat diajak ngobrol

Ilustrasi membersamai anak belajar membaca (pexels.com/SAULO LEITE)
Ilustrasi membersamai anak belajar membaca (pexels.com/SAULO LEITE)

Anak yang terlalu sering terpapar konten cepat biasanya menunjukkan pola komunikasi yang reaktif. Mereka cepat menjawab tapi dangkal, atau sering memotong pembicaraan.

Gak terbiasa menyimak, gak sabar nunggu giliran bicara, dan kurang bisa menangkap inti pesan. Ini tanda literasi mereka menurun, karena kemampuan menyimak dan mencerna informasi adalah bagian penting dari literasi yang sehat.

Kalau kamu bisa dampingi dan arahkan dengan tepat, anak tetap bisa menikmati dunia digital tanpa harus kehilangan kemampuan literasinya. Ingat, screen time itu netral, yang bikin berpengaruh adalah bagaimana kita mengelolanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us