Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tanda Kamu Belum Bisa Menikmati Waktu Kumpul Keluarga, Canggung!

Ilustrasi kumpul keluarga. (pexels.com/fauxels)
Ilustrasi kumpul keluarga. (pexels.com/fauxels)

Bagi sebagian besar orang, keluarga menjadi salah satu tempat terbaik untuk berkumpul bersama. Namun, kenyataannya gak selamanya seperti itu. Bahkan terkadang kamu merasa gak nyaman untuk sekadar bercengkrama sebagai bagian dari keluarga.

Meski keluarga bisa menjadi inti utama dalam hidupmu, sedikitnya ada lima tanda jika kamu sama sekali belum bisa menikmati waktu berkumpul bersama keluarga. Biar tahu lebih lengkap, simak ulasannya di bawah ini, yuk!

1. Kamu selalu menolak untuk hadir di acara keluarga

ilustrasi anak dan orangtua (pexels.com/Elina Fairytale)
ilustrasi anak dan orangtua (pexels.com/Elina Fairytale)

Dasarnya, acara dalam ruang lingkup kekeluargaan menjadi hal yang seharusnya menarik. Orang-orang terdekat dapat berkumpul di dalam satu acara. Bagi sebagian orang, itu terasa membahagiakan.

Namun, beda halnya jika kamu belum bisa menikmati itu semua. Acara keluarga malah menjadi hal yang kamu hindari. Makanya, kamu sering menolak untuk hadir di acara keluarga, tidak ada kenyamanan sama sekali di dalamnya.

2. Kamu tidak menjadi diri sendiri di depan keluarga

ilustrasi makan bersama keluarga (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi makan bersama keluarga (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kita semua sadar bahwa kumpul bersama keluarga menjadikan diri kamu sendiri sangat perfeksionis. Selalu ingin tampil baik demi tujuan dan dengan alasan tertentu.

Tetapi, ini bisa menjadi pertanda bahwa kamu gak akan pernah bisa menikmati waktu bersama keluarga. Kamu tidak pernah menjadi diri sendiri di depan keluarga, semuanya hanya demi menjaga reputasi.

3. Tidak sabar acara cepat selesai

ilustrasi makan bersama keluarga (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi makan bersama keluarga (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Setiap orang memang harusnya bisa datang di dalam acara keluarga yang sudah direncanakan matang-matang. Namun, ada pula orang menghadirinya dengan alasan yang beragam, salah satunya untuk sebatas menghargai.

Bagi orang yang belum bisa menikmati waktu bersama keluarga, berkumpul bersama hanyalah sebuah keterpaksaan. Alhasil, kamu ingin acara keluarga cepat selesai dan segera menyudahi rasa tak nyaman.

4. Tidak ada antusias ketika berkumpul bersama keluarga

ilustrasi suasana kumpul keluarga (pexels.com/August de Richelieu)
ilustrasi suasana kumpul keluarga (pexels.com/August de Richelieu)

Setiap orang punya cara pandangnya sendiri dalam menilai sebuah acara keluarga. Ada yang merasa sangat antusias, biasa saja, sampai terbebani. Namun, antusiasme dalam acara kumpul keluarga hanya berlaku bagi orang yang bisa menikmatinya.

Jika kamu tidak bisa menikmatinya sama sekali, menghadirinya saja membuatmu tertekan. Antusiasme timbul di saat kamu menyukainya, bukan karena paksaan atau dorongan dari orang terdekat.

5. Lebih memilih menghabiskan waktu di luar rumah

ilustrasi wanita duduk di atas koper (pexels.com/Anna Shvets)
ilustrasi wanita duduk di atas koper (pexels.com/Anna Shvets)

Sering berada di luar rumah memang tidak bisa kita simpulkan sebagai kebencian terhadap ruang lingkup keluarga. Namun, hal itu sama saja dengan kamu belum bisa mendapatkan kenyamanan di ruang lingkup keluargamu sendiri.

Kamu belum bisa menikmatinya, keluarga menjadi hal yang sangat biasa bagi dirimu. Makanya, kecenderungan bermain di luar rumah semakin bertambah, karena tidak ada kenyamanan yang kamu dapat di dalam keluarga.

Bisa berkumpul bersama keluarga menjadi momen yang membahagiakan bagi sebagian orang. Namun, beda halnya dengan adanya kelima tanda di atas, berkumpul bersama keluarga sama sekali gak bisa kamu nikmati. Cek, kamu seperti itu gak, sih?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us