momen salat Idul Fitri (IDN Times/Izza Namira)
Hingga akhirnya, tanggal 31 Maret 2025 yang ditandai sebagai 1 Syawal 1446 H pun tiba. Rasa khawatir akan pertanyaan-pertanyaan "khas" Lebaran memang ada, tapi aku berusaha fokus pada hal-hal baik yang akan terjadi. Yang sangat aku syukuri adalah pada tahun ini, dua keluarga besarku, baik yang dari ibu maupun ayah, bisa berkumpul dalam formasi besar.
Tak seperti tahun-tahun sebelumnya yang sangat sepi karena setiap orang punya kesibukan masing-masing. Lebaranku tahun ini kembali riuh. Amplop THR yang aku siapkan ludes, tak seperti sebelumnya yang menyisa. Makanan-makanan yang tersaji di atas karpet rumah nenek laris manis. Tak lupa video call bersama keluarga di luar kota. Bahkan ajang foto keluarga besar yang biasanya sepi, kini sangat berantakan tapi seru.
Uniknya, momen Lebaran tahun ini menjadi ajang untuk mengejar berbagai tren TikTok bersama sepupu. Walau cukup melelahkan, aku sangat senang bisa digeret ke sana ke mari untuk merekam video-video lucu bersama tante, sepupu tua, sepupu kecil, hingga keponakan. Velocity, popo siroyo, hingga tren-tren lain yang bahkan tidak diketahui namanya apa.
Bukan hanya itu, di tahun-tahun sebelumnya, aku biasa menghabiskan Lebaran hari kedua dan selanjutnya dengan kembali bekerja. Kadang, aku juga tak bisa pisah dengan laptop walaupun sedang libur karena selalu ada pekerjaan yang harus dicek. Aku sangat bersyukur karena tahun ini aku bisa menerapkan hal yang berbeda.
Karena tugas sudah dikebut sebelum Lebaran, aku bisa fokus menikmati waktu bersama keluarga. Memasak makanan yang proper untuk keluarga, jalan-jalan sore bersama sepupu, menghabiskan kue Lebaran, hingga bahkan sekadar rebahan di ruang tengah bersama keluarga sambil ngobrol ringan pun terasa memuaskan.