5 Tips Jalani Peran Sebagai Ibu Pekerja Agar Multitasking

I Gusti Ayu Fajar, selaku EVP Marketing Blibli mengatakan bahwa seorang ibu harus memiliki endless love, yakni cinta yang tiada akhirnya. Ia juga menambahkan, mau apa pun peran dan gendernya, orang dengan peran seorang ibu harus memiliki komitmen dan dedikasi untuk orang-orang yang ia kasihi.

"Faktor penting seorang ibu itu endless love karena tidak tergantikan, mau siapapun dia baik punya hubungan darah maupun tidak, jika ia bisa mencintai sepenuh hati, ia sudah bisa menjadi figur dari seorang ibu," ujar I Gusti Ayu Fajar, selaku EVP Marketing Blibli.

Seorang ibu harus memiliki kasih sepenuh hati agar dapat disebut sebagai seorang ibu, termasuk para ibu pekerja. Karena, kasih sepenuh hati memiliki perhatian dan kepedulian terhadap orang-orang yang dikasihi khususnya terhadap anak.

Agar tetap multitasking untuk para ibu yang bekerja, mereka harus bisa memaksimalkan yang minimal. Maksudnya, seorang ibu harus tahu waktu ketika ia sedang bersama anaknya maka ia harus memberikan perhatian penuh dan mengesampingkan pekerjaannya. Terlebih disaat sang ibu kurang menghabiskan waktu dengan anaknya.

"Contohnya handphone ditaruh dulu, kerjaannya pinggirin dulu. Sehingga ketika dia fully intens kepada anaknya, itu semua akan menghilangkan rasa bersalahnya dia," ujar Irma Gustiana, selaku Clinical Psychologist dan Founder clinic Ruang Tumbuh.

Selain itu, seorang ibu juga harus mempunyai lingkungan pertemanan yang benar-benar dapat mendukungnya. Memiliki support system yang bisa menghargai sebagai ibu bekerja adalah hal yang penting, tetapi juga harus bisa memainkan peran dan fungsinya sebagai ibu.

Tentu, menjadi ibu yang multitasking pastinya harus bisa mempunyai manajemen waktu yang baik. Manajemen waktu dapat disusun seperti jadwal yang akan dilakukan selama seharian penuh hingga semua agenda sesuai dengan porsinya masing-masing.

"Selama 24 jam harus bisa bikin time boxing manajemen waktu, kalo aku menyarankan buatlah dalam bentuk visual, bisa keliatan jamnya, harinya, apa saja yang harus dilakukan, itu managable banget," ujar Irma.

Irma juga menambahkan, manajemen waktu itu penting sehingga para ibu tau waktu yang ada dan bisa memiliki porsi waktu untuk diri sendiri untuk menyegarkan pikiran dan fisik. Lalu, manajemen waktu yang baik dan juga bisa diperbaharui itu penting, karena pasti akan ada perubahan di setiap harinya.

Irma mengatakan seorang ibu harus mengenali perasaan dan emosinya, apakah ini marah, gelisah, takut, khawatir, kesal atau sedih. Ia menyarankan kepada setiap ibu yang bekerja saat merasa lelah dan energinya terkuras, ketika sampai rumah jangan langsung masuk dulu melainkan ambil waktu sebentar di depan rumah dan menenangkan diri.

"Mungkin bisa tarik nafas dan buang nafas agar bisa lebih tenang baru bisa masuk," ujar Irma.

Jika situasi dan keadaan anak-anak di rumah sedang kacau, Irma menyarankan untuk berkomunikasi dan meminta pengertian kepada anak. Jadi kuncinya adalah mengatur pernapasan kita tata kelolanya, sadari emosi apa yang dirasakan, ambil jeda waktu sebentar, lalu setelah itu bisa memberi respon terhadap situasi.

"Minta kepada anak, komunikasikan 'mama baru pulang, mama minta waktu sebentar untuk bersih-bersih', saat itulah kita bisa ambil waktu buat diri sendiri supaya tidak melampiaskan stres kita pada anak," tambahnya.

Agar tidak menyalahkan diri sendiri atas kesibukan-kesibukan dan masalah yang ada, setiap ibu harus belajar untuk mengasihi diri sendiri. Seorang ibu juga harus belajar menerima fakta bahwa setiap ibu pasti mengalami masa-masa sulit dan itu merupakan hal hang wajar.

"Makanya ada namanya self compassion. Self compassion adalah rasa kasih kepada diri sendiri, jadi bukan mengasihani tapi mengasihi diri sendiri. Jadi yang pertama dia harus mindfull, ini adalah tentang saya, saya bekerja, ketika saya sedih dan gelisah it's okay tidak apa-apa," ujar Irma.

Ia juga mengatakan, seorang ibu harus merasa bahwa mereka tidak sendirian karena apa pun tantangan yang dihadapi, pasti para ibu lainnya juga menghadapinya. Karena dengan begitu, di situlah mereka dapat belajar untuk bagaimana jadi bisa menghargai dan mensyukuri apa yang ada.