4 Tips Menenangkan Anak saat Emosinya Meledak, Jangan Ikut Emosi!

Setiap orangtua pasti pernah menghadapi situasi di mana anaknya tiba-tiba meluapkan emosinya dengan cara yang sulit dikendalikan, seperti berteriak, menangis dengan keras, atau bahkan melempar barang. Kondisi ini memang dapat terjadi karena berbagai alasan, mulai dari rasa lelah, frustrasi, lapar, hingga kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi dengan baik.
Menghadapi anak yang sedang meledak secara emosional memang memerlukan kesabaran dan strategi yang tepat agar situasinya tidak sampai memburuk. Perhatikan beberapa tips berikut ini untuk menenangkan anak pada saat emosinya meledak agar lebih terkendali dan memiliki kemampuan regulasi emosi yang lebih baik sejak dini.
1. Tetap tenang dan tunjukkan sikap empati

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah berusaha tenang dan tidak terpancing emosi ketika anak menunjukkan ledakan emosinya. Jika orangtua ikut marah atau panik, maka anak pun akan merasa semakin tidak aman dan sulit menenangkan dirinya, sebab memang tidak ada figur yang membuat mereka merasa terkendali.
Tunjukkan bahwa kamu hadir untuk memahami dan mendampingi, bukan menghakimi atau memaksa anak untuk segera diam. Sikap empati seperti ini dapat membantu anak untuk merasa diterima, sehingga lebih terbuka untuk bercerita dan menjadi lebih tenang.
2. Alihkan perhatian secara halus

Pada saat anak sulit diajak bicara atau terus berada dalam emosi yang tinggi, maka pengalihan perhatian bisa menjadi solusi yang efektif. Mengalihkan perhatian anak bukan berarti mengabaikan perasaannya, namun memberikan jeda sejenak agar pikirannya dapat teralihkan dari pemicu emosi.
Ajaklah anak untuk melakukan berbagai aktivitas ringan yang disukainya, seperti menggambar, membaca buku, atau sekadar minum air bersama di tempat yang terasa tenang. Dengan begitu maka, anak pun akan memeroleh kesempatan untuk menenangkan dirinya sambil tetap merasa terhubung denganmu.
3. Berikan pelukan atau sentuhan yang menenangkan

Sentuhan fisik yang lembut, seperti usapan di punggung, pelukan, atau genggaman tangan ternyata bisa memberikan rasa aman secara instan pada anak. Kontak fisik yang hangat dan penuh dengan kasih bisa meredakan ketegangan dan tetap membuat anak merasa dicintai, meski sedang emosi.
Penting untuk memastikan bahwa anak memang nyaman disentuh pada saat sedang marah, sebab setiap anak memiliki respon yang berbeda-beda. Jika anak menolak untuk disentuh, maka berilah ruang sejenak dan tetap hadir secara verbal untuk menunjukkan bahwa kamu memang siap mendampinginya kapan pun.
4. Ajarkan anak mengungkapkan emosi dengan kata-kata

Setelah anak mulai tenang, maka ajaklah ia berbicara tentang perasaannya dengan cara yang sederhana dan tidak terkesan menggurui. Tanyakan apa yang memang membuat anak merasa marah atau sedih, lalu bantulah ia untuk menamai perasaannya dengan jelas.
Mengajarkan kosakata emosi sejak dini dapat membantu anak untuk memahami dan mengekspresikan apa yang memang dirasakan secara sehat, bukan melalui ledakan. Semakin anak terbiasa mengungkapkan emosi lewat kata-kata, maka semakin kecil pula kemungkinannya meluapkan dengan cara yang destruktif.
Menenangkan anak pada saat emosinya meledak memang bukanlah hal yang mudah, namun bisa dilatih dengan pendekatan yang konsisten dan penuh kasih sayang. Dengan berusaha menenangkan anak, maka cara ini juga bisa membangun pondasi emosional yang kuat untuk anak di masa depan. Ingatlah untuk jangan langsung memarahi anak atas emosi yang dirasakannya!