Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi menidurkan anak (freepik.com/Lifestylememory)

Intinya sih...

  • Buat rutinitas malam hari yang konsistenAnak merasa aman dengan rutinitas yang sama setiap malam, seperti mandi, menyikat gigi, dan membaca buku untuk mengatur rasa kantuk secara alami.

  • Batasi paparan layar setidaknya satu jam sebelum tidurCahaya biru dari layar gadget bisa mengganggu produksi hormon melatonin dan mempengaruhi proses transisi anak ke fase tidur.

  • Ciptakan suasana kamar yang nyamanKamar tidur yang terlalu terang, panas, atau berantakan bisa mengganggu kualitas tidur anak, sehingga perlu menciptakan suasana tenang dan nyaman.

Menghadapi anak yang susah tidur lebih awal bisa terasa seperti tantangan tanpa akhir. Meski tubuhnya tampak lelah, tetap saja ada saja alasan yang dilontarkan, entah karena belum ingin berpisah dengan mainan kesayangannya, minta cerita tambahan, atau sekadar ingin bersama lebih lama. Sering kali, orang tua jadi ikut begadang dan merasa kelelahan keesokan harinya, padahal rutinitas besok sudah menunggu sejak pagi.

Waktu tidur yang cukup sangat penting bagi tumbuh kembang anak. Jika anak sering tidur larut malam, dampaknya bisa terlihat pada suasana hatinya yang lebih cepat rewel, konsentrasi yang menurun, hingga sistem imun yang gak optimal. Untungnya, ada beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan agar anak lebih cepat tertidur tanpa perlu drama setiap malam. Empat tips ini bisa membantu menciptakan rutinitas malam yang lebih tenang, menyenangkan, dan efektif.

1. Buat rutinitas malam hari yang konsisten

ilustrasi membacakan buku (freepik.com/freepik)

Anak-anak cenderung merasa aman ketika punya rutinitas yang sama setiap harinya, termasuk sebelum tidur. Kalau setiap malam punya urutan kegiatan yang sama, misalnya mandi, menyikat gigi, lalu membaca buku, maka otaknya akan menangkap sinyal bahwa waktunya untuk beristirahat sudah dekat. Rutinitas ini membantu tubuh anak memproduksi hormon melatonin secara alami, yang berperan penting dalam mengatur rasa kantuk. Selain itu, anak juga jadi gak kebingungan kapan harus berhenti bermain dan mulai bersiap tidur.

Kunci dari rutinitas ini bukan hanya pada urutannya, tapi juga konsistensinya. Jangan tergoda untuk melonggarkan jadwal hanya karena akhir pekan atau hari libur, karena hal itu justru membuat tubuh anak kehilangan ritme. Lama-kelamaan, anak akan terbiasa dan malah bisa merasa aneh kalau malamnya gak mengikuti rutinitas tersebut. Hal kecil seperti membacakan buku favorit atau memutar musik lembut bisa menjadi isyarat penutup yang membuat anak lebih rileks.

2. Batasi paparan layar setidaknya satu jam sebelum tidur

ilustrasi anak membaca (freepik.com/freepik)

Cahaya biru dari layar televisi, tablet, atau ponsel bisa mengganggu produksi hormon melatonin yang berfungsi mengatur siklus tidur. Ketika anak masih aktif menonton atau bermain dengan gawai menjelang tidur, otaknya tetap berada dalam mode waspada, bukan dalam kondisi siap beristirahat. Hal ini membuat proses transisi dari aktivitas ke tidur jadi lebih lama dan sulit. Apalagi konten yang ditonton kadang bersifat merangsang pikiran, sehingga anak makin sulit merasa mengantuk.

Sebaiknya buat aturan jelas soal waktu penggunaan gawai, terutama menjelang malam. Alih-alih menonton TV, coba ajak anak melakukan aktivitas menenangkan seperti menggambar, membaca, atau mendengarkan dongeng. Kegiatan seperti ini gak hanya lebih ramah bagi jam biologis tubuh, tapi juga menciptakan momen bonding yang berkualitas. Dengan begitu, anak merasa tenang dan lebih mudah memasuki fase tidur.

3. Ciptakan suasana kamar yang nyaman

ilustrasi kamar tidur anak (freepik.com/freepik)

Kamar tidur yang terlalu terang, panas, atau berantakan bisa mengganggu kenyamanan dan kualitas tidur anak. Cahaya yang terlalu terang membuat mata gak rileks, sementara suhu yang terlalu panas bisa membuat anak gelisah dan terus bergerak sepanjang malam. Pastikan suhu kamar cukup sejuk, lampu temaram, dan tempat tidur dalam kondisi bersih serta rapi. Selain itu, suara bising dari luar juga bisa menghambat anak untuk cepat terlelap.

Tambahkan elemen-elemen yang membuat kamar terasa lebih menenangkan. Misalnya, gunakan aromaterapi dengan wangi lavender yang terkenal membantu relaksasi, atau putar white noise jika lingkungan sekitar terlalu ramai. Kamar tidur yang nyaman dan tenang membuat tubuh anak lebih mudah mengirim sinyal bahwa waktunya beristirahat sudah tiba. Perlahan, suasana ini akan membantu membentuk kebiasaan tidur yang lebih sehat.

4. Perhatikan asupan makan dan minum menjelang tidur

ilustrasi makan malam (freepik.com/freepik)

Apa yang dikonsumsi anak di malam hari bisa memengaruhi seberapa cepat ia bisa tertidur. Makanan atau minuman yang mengandung kafein seperti cokelat atau teh sebaiknya dihindari beberapa jam sebelum tidur. Selain itu, makan terlalu banyak atau terlalu sedikit juga bisa membuat tidur anak terganggu. Perut yang terlalu kenyang membuat tubuh sibuk mencerna, sementara perut kosong bisa menyebabkan rasa lapar di tengah malam.

Idealnya, beri anak camilan ringan yang sehat jika ia merasa lapar, seperti pisang atau segelas susu hangat. Hindari memberi minuman terlalu banyak tepat sebelum tidur agar anak gak terbangun di malam hari untuk buang air kecil. Memperhatikan pola makan dan minum sebelum tidur membantu sistem tubuh anak lebih rileks, sekaligus mengurangi risiko terbangun di tengah malam. Hasilnya, anak bisa tidur lebih nyenyak dan bangun dalam kondisi lebih segar.

Tidur yang cukup bukan hanya membantu anak tumbuh optimal, tapi juga berdampak pada suasana rumah yang lebih harmonis. Ketika anak tidur lebih cepat, orang tua juga punya waktu untuk beristirahat atau melakukan aktivitas pribadi. Coba terapkan empat tips ini secara konsisten, dan lihat perubahan positif yang muncul dalam beberapa minggu. Tidur bukan lagi menjadi medan pertempuran, tapi waktu yang dinanti untuk mengisi kembali energi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian