7 Tips Membuat Toddler Nyaman Berpindah dari Crib ke Tempat Tidur

Transisi balita dari crib (tempat tidur bayi) ke tempat tidur merupakan langkah penting dalam perkembangannya. Ini merupakan salah satu tanda bahwa mereka semakin tumbuh berkembang. Meskipun momen ini mungkin membuat orangtua merasa antusias, penting untuk diingat bahwa setiap anak memiliki waktu yang berbeda untuk menghadapi perubahan tersebut.
Perubahan ini bisa menjadi tantangan untuk si kecil, sehingga orangtua perlu memperhatikan kesiapan anak untuk menghadapi transisi yang ada. Salah satunya, coba ketahui beberapa tips untuk membuat anak merasa nyaman berpindah dari crib ke tempat tidur melalui artikel di bawah ini.
1. Ketahui tanda anak perlu berpindah

Penting untuk memahami tanda-tanda yang muncul ketika balita perlu berpindah tempat tidur. Seperti anak mulai memanjat keluar dari crib, hal ini biasanya menunjukkan bahwa waktunya untuk beralih ke tempat tidur yang lebih sesuai. Risiko jatuh dan melukai diri sendiri dapat dihindari dengan segera mengambil langkah-langkah preventif.
"Secara umum, orangtua sebaiknya berusaha untuk beralih dari crib ke tempat tidur anak sebelum anak dapat naik keluar, hingga berpotensi melukai diri," kata Mark Widome, MD, MPH, seorang profesor pediatri di Penn State College of Medicine di Hershey, Pennsylvania, dilansir Parents.
Senada dengan itu, dilansir Verywell Family, Vincent Iannelli, MD, seorang dokter anak, menyarankan untuk menghentikan penggunaan crib ketika balita mencapai tinggi 36 inci. Meskipun demikian, jika memilih mempertahankan balita di crib untuk sementara waktu, penting untuk menghilangkan bumper pad crib dan segala hal yang dapat digunakan balita untuk memanjat keluar.
Pastikan juga terdapat permukaan empuk seperti karpet tebal atau bantal di sekitar crib. Ini menjadi tindakan preventif jika terjadi kejadian yang tidak diinginkan, setidaknya balita memiliki tempat yang aman untuk mendarat.
2. Pertimbangkan waktu

Pindah dari crib ke tempat tidur mungkin bisa terjadi lebih cepat daripada yang diinginkan, apalagi jika orangtua memiliki bayi baru yang akan segera menggunakannya. Lebih baik, coba lakukan transisi ini jauh sebelum kejadian tersebut agar balita tidak merasa kehilangan tempat tidurnya karena kedatangan bayi baru.
"Mulailah proses transisi satu hingga dua bulan sebelum tanggal perkiraan kelahiran bayi yang baru, asalkan anak balita sudah berusia setidaknya 18 bulan," jelas Dr. Widome.
Vincent Iannelli juga menyarankan untuk menggunakan tempat tidur baru hanya untuk tidur siang diawal. Cara ini bisa membantu balita menjadi terbiasa sebelum menggunakan tempat tidur pada malam hari.
Jika balita sedang mengalami perubahan besar, seperti berhenti menyusu, toilet-training, atau memulai pra-sekolah, mungkin lebih baik menunda perubahan tempat tidur untuk sementara waktu. Ini memberikan waktu kepada balita untuk menyesuaikan diri dengan satu perubahan pada satu waktu. Kesadaran terhadap waktu dan situasi dapat membantu menjadikan transisi ini lebih mudah dan positif bagi perkembangan balita.
3. Pilih tempat tidur yang sesuai

Pemilihan tempat tidur setelah crib merupakan langkah penting dalam memastikan kenyamanan dan keselamatan anak. Jika crib dapat diubah menjadi daybed, ini merupakan opsi paling mudah dan ekonomis. Selain itu, anak juga sudah terbiasa dengan tempat tidur tersebut.
Dilansir Verywell Family, Stephanie Brown, seorang penulis lepas di bidang parenting juga menyarankan untuk memastikan tempat tidur baru tahan lama, rendah ke tanah, dan perlu hindari tempat tidur susun sampai anak lebih dewasa. Saat membeli, uji daya tahan tempat tidur dengan duduk dan melompat, serta hindari membeli jika terlihat rusak.
Untuk membuat transisi ini lebih mudah, orangtua dapat meletakkan kasur langsung di lantai untuk sementara waktu. Terakhir, penggunaan bed rail, baik pada tempat tidur anak maupun tempat tidur ukuran twin ini dapat mencegah jatuh dan memberikan rasa aman bagi anak dan orangtua. Pilihlah dengan bijak sesuai kebutuhan dan situasi yang spesifik.
"Sebagai alternatif, orangtua dapat memasang bed rail yang dapat dilepas pada tempat tidur ukuran twin untuk mencegah balita terjatuh," kata Dr. Widome.
4. Libatkan anak memilih tempat tidurnya

Penting untuk memberikan balita keterlibatan dalam proses transisi dari crib ke tempat tidur baru. Membiarkan mereka memiliki pilihan dalam penampilan tempat tidur dapat meningkatkan antusiasme untuk meninggalkan crib. Jika mereka sudah cukup besar, beri mereka kebebasan untuk memilih seprai, perlengkapan tidur, bahkan tempat tidur itu sendiri.
Keputusan ini dapat memberikan rasa kepemilikan dan kenyamanan pada anak. Selain itu, membawa benda kesayangan ke tempat tidur baru juga dapat menjadi langkah yang baik untuk membantu mereka merasa lebih nyaman dan bersemangat saat waktu tidur tiba.
5. Mulai berikan perlindungan ekstra untuk anak

Langkah penting setelah balita tidak lagi menggunakan crib adalah memulai perlindungan ekstra. Kini, mereka mungkin tergoda untuk menjelajah dan mengeksplor banyak hal, sehingga sangat penting untuk memastikan bahwa lingkungan sekitarnya aman.
Beberapa tindakan yang perlu diambil, termasuk mengamankan perabot yang dapat dipanjat dengan meletakkannya di tempat yang tidak terjangkau, memasang penutup stop kontak, memastikan tali tirai jendela tidak dapat dijangkau, dan memasang pagar jendela. Perlu juga untuk mempertimbangkan penggunaan pintu pengaman untuk mencegah anak meninggalkan kamarnya.
Selain itu, pemasangan pagar di setiap tangga yang dapat diakses dari kamarnya juga menjadi langkah perlindungan tambahan. Ini perlu dilakukan agar lingkungan sekitar menjadi tempat yang aman bagi eksplorasi balita.
6. Pertahankan rutinitas waktu tidur anak

Untuk memudahkan transisi anak ke tempat tidur baru, Stephanie Brown menyarankan agar tetap mempertahankan rutinitas waktu tidur yang sudah ada. Jika rutinitas tersebut berjalan lancar, anak akan merasa lebih aman dan lebih mudah menerima perubahan.
Sebaliknya, jika rutinitas tidur saat ini kacau atau anak sulit untuk keluar dari dalam crib, sebaiknya pertimbangkan untuk menunda perpindahan tersebut. Usahakan untuk membuat rutinitas yang teratur sebelum beralih ke tempat tidur baru agar anak dapat lebih mudah beradaptasi dengan perubahan tersebut.
Dilansir Verywell Family, Lori Strong, konsultan tidur bersertifikat dan pemilik Strong Little Sleepers di Austin, turut menyarankan agar memberikan beberapa kalimat sebelum tidur kepada anak. Ucapkan kepada anak, "Ketika akan tidur, kita punya kebiasaan tertentu setiap malam. Apa saja langkah-langkahnya? Kita mengucapkan selamat malam, menutup diri dengan selimut, berbaring, menutup mata, dan tinggal di tempat tidur sampai pagi".
"Mengulang aturan-aturan tersebut setiap malam dalam periode waktu tertentu akan membantu, karena proses ini membantu memperkuat pemahaman dan kepatuhan anak terhadap aturan tersebut," imbuh Strong.
7. Lindungi dan jaga kebersihan tempat tidur

Penting untuk melindungi tempat tidur dan menjaga kebersihannya, terutama dari risiko tumpahan cairan seperti dari botol susu di malam hari atau cangkir air, serta urine yang biasanya menjadi penyebab utama. Untuk melindungi kasur, Stephanie Brown menyarankan menggunakan pengalas tahan air yang menutup seluruh kasur dan juga melindungi dari debu serta tungau jika ada kekhawatiran alergi.
Selain itu, langkah ekstra yang dapat diambil dengan menambahkan pelindung di antara penutup dan seprai. Jika sebelumnya menggunakan dua lapis seprai pada kasur crib bayi, disarankan untuk tetap melakukannya pada tempat tidur yang lebih besar. Ini akan membantu menjaga kebersihan serta daya tahan kasur dalam kondisi baik.
Untuk membuat toddler nyaman menuju perpindahan dari crib ke tempat tidur, memahami kebutuhan dan perasaan mereka merupakan hal penting. Maka dari itu, diperlukan perencanaan dan perhatian ekstra terhadap kebutuhan mereka. Coba praktikkan saja tips-tips di atas agar anak nyaman menghadapi transisi berpindah dari crib ke tempat tidur.