Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kesalahan Orangtua saat Mendidik Anak untuk Toilet Training

Ilustrasi anak melakukan toilet training (mom.com)
Ilustrasi anak melakukan toilet training (mom.com)

Toilet training merupakan suatu fase saat anak-anak kecil akan mulai dilatih untuk tidak menggunakan diapers lagi. Hal ini tentunya dilakukan dengan memperkenalkan penggunaan toilet kepada anak untuk buang air kecil, atau pun buang air besar.

Tentunya hal ini tak akan mudah untuk dilakukan, apalagi jika anak sudah terbiasa menggunakan diapers sehari-harinya.

Sayangnya, tak semua orangtua juga memahami bagaimana cara mengajarkan anak mengenai toilet training secara tepat. Beberapa kesalahan berikut ini termasuk yang paling sering dilakukan oleh orangtua selama mengajarkan toilet training terhadap anak.

1. Memaksa anak sebelum ia siap

Ilustrasi anak sedang marah (Pexels/Alexander Dummer)
Ilustrasi anak sedang marah (Pexels/Alexander Dummer)

Biasanya, orangtua mulai mengajarkan anaknya mengenai toilet training ketika berusia 18 hingga 24 bulan. Bahkan, ada pula yang baru melakukan pengenalan mengenai toilet training saat anak berusia 3 tahun.

Meskipun ada spesifik usia yang menganjurkan anak untuk dilatih penggunaan toiletnya, namun kamu juga harus melihat kesiapan anak. Jika dirasa anak belum siap, maka jangan dipaksa.

Kenalkan anak mengenai nyamannya menggunakan toilet secara perlahan, sehingga ia juga dapat melakukannya tanpa paksaan apapun.

2. Memarahi anak jika melakukan kesalahan

Ilustrasi anak dimarahi (Pexels/Monstera)
Ilustrasi anak dimarahi (Pexels/Monstera)

Anak-anak tidak seperti orang dewasa yang mungkin bisa dengan mudahnya melakukan sesuatu. Biasanya, anak-anak akan cenderung mudah melakukan kesalahan pada awal pelatihan mengenai penggunaan toilet.

Sebagai orangtua, tentunya kamu harus dapat membimbing anak dengan sebaik mungkin. Jangan sampai terkesan mudah memarahi anak jika ia melakukan kesalahan. Nasehati mengenai apa yang bisa ia lakukan dan apa yang tidak boleh ia lakukan, sehingga ia bisa belajar dari kesalahannya.

3. Tidak memiliki persiapan apapun

Ilustrasi anak melakukan toilet training (todaysparent.com)
Ilustrasi anak melakukan toilet training (todaysparent.com)

Orangtua harus memiliki banyak sekali persiapan, sebelum akhirnya siap untuk melakukan toilet training terhadap anak. 

Sebagai contohnya adalah ketika orangtua harus siap mengganti sprei, jika anak masih mengompol, mempersiapkan ukuran toilet yang cocok untuk anak gunakan, atau harus rajin dalam menggantikan popok pada anak.

Semua persiapan tersebut tentunya harus dapat dipenuhi, sebelum melatih anak untuk melakukan toilet training.

4. Tidak konsisten dalam mengajarkannya

Ilustrasi orangtua mengajarkan toilet training (insider.com)
Ilustrasi orangtua mengajarkan toilet training (insider.com)

Seperti yang semua orangtua tahu, bahwa memang tidak mudah dalam melakukan toilet training terhadap anak-anak. Harus ada kesabaran yang diperlukan untuk memperlancar proses pengajaran ini.

Tentunya, orangtua harus memiliki komitmen untuk konsisten dalam mengajarkannya. Jika orangtua tidak konsisten dalam mengajarkannya, bukan tak mungkin justru nantinya akan kembali ke diapers, sehingga gagal, deh.

5. Tidak memberikan contoh yang jelas terlebih dahulu

Ilustrasi anak melakukan toilet training (paperpinecone.com)
Ilustrasi anak melakukan toilet training (paperpinecone.com)

Anak-anak tidak bisa hanya diberikan penjelasan mengenai fungsi toilet itu sendiri. Biasanya, anak-anak juga harus mengetahui contohnya secara jelas, sehingga mereka dapat melakukannya dengan baik.

Hal ini yang menjadi fokus utama orangtua untuk turut memberikan contoh jelas terlebih dahulu. Nantinya, anak akan memahami tata cara melakukan toilet training secara baik dan benar.

Tentunya ada banyak persiapan yang perlu dilakukan sebelum kamu mengajarkan toilet training terhadap anak. Tujuannya tentu saja untuk membuat anak menjadi lebih mandiri ketika menggunakan toilet. Harus konsisten dalam mengajarkannya, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us