5 Penyebab Anak Sulit Akur dengan Saudaranya Sendiri, Kurang Bonding!
![5 Penyebab Anak Sulit Akur dengan Saudaranya Sendiri, Kurang Bonding!](https://cdn.idntimes.com/content-images/community/2022/02/fromandroid-2ad5c4cea2770c6cff84f551b9db74ba_600x400.jpg)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap orangtua pasti berharap agar anak-anaknya dapat tumbuh dengan baik dan saling menyayangi satu sama lain. Meski demikian, sering kali selalu saja ada konflik yang terjadi antar saudara, sehingga terasa sulit akur.
Jika orangtua tidak berusaha untuk mendekatkan anak-anaknya agar selalu akrab, maka jangan heran apabila mereka pun jadi sulit akur. Meski demikian, kamu pun perlu memahami terlebih dahulu beberapa penyebab yang membuat anak bisa tidak akur dengan saudaranya.
1. Karakter anak yang saling bertolak belakang
Karakter pada setiap anak jelas berbeda dan hal ini tidak dapat dipukul rata. Jangankan saudara kandung yang terpaut usia tertentu, anak kembar pun bahkan memiliki karakter yang berbeda.
Penting adanya bila orangtua dapat memahami perbedaan karakter anak yang saling bertolak belakang. Mencari solusi terbaik agar anak dapat menerima dan memahamai karakter satu sama lain tanpa perlu bertengkar.
2. Kurangnya kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama
Banyak anak yang kurang dekat dengan saudaranya sebab memang tidak memiliki banyak kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama. Hal ini sangat umum terjadi dan justru memberikan jarak terhadap satu sama lain.
Penting adanya bagi para orangtua untuk membantu anak-anak agar memperoleh kesempatan agar dapat menghabiskan waktu bersama. Dengan demikian, komunikasi tetap terjalin baik dan maksimal, sehingga minim risiko konflik.
Baca Juga: 5 Tips Mendidik Anak agar Selalu Akur dengan Saudara Kandung
3. Tidak ada yang menengahi pertengkaran
Editor’s picks
Orangtua berperan penting sebagai penengah di antara anak-anak. Pertengkaran yang terjadi dalam keluarga adalah hal yang sangat lumrah, selama masih dalam batasan yang wajar.
Hal yang justru keliru apabila orangtua tidak ada yang berusaha menengahi hal tersebut. Dampaknya justru akan membuat anak jadi semakin memendam rasa tidak suka terhadap satu sama lain, sebab tidak ada yang menengahi.
4. Sering dibandingkan oleh orangtua
Kesalahan umum yang banyak dilakukan oleh orangtua adalah ketika membandingkan anak-anaknya. Hal semacam ini jelas saja hanya akan memberikan rasa tidak nyaman, khususnya bagi anak yang merasa dibandingkan.
Tindakan orangtua dengan cara membandingkan anak sama sekali tidak menunjukkan sikap yang bijak. Justru anak akan saling menyimpan dendam, sebab merasa berada dalam kompetisi.
5. Pola pikir anak yang berubah seiring berjalannya waktu
Kamu mungkin memahami bahwa setiap anak memiliki pola pikirnya tersendiri dan hal semacam ini bisa berubah seiring berjalannya waktu. Pemikiran anak-anak bisa juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya, termasuk orangtua.
Tidak heran bila kemudian segala faktor yang ada bisa menyebabkan anak-anak jadi mudah berkonflik sebab pola pikir anak yang sudah berubah. Di situ lah peran orangtua sangat penting untuk mengarahkan anak sebaik mungkin agar tidak sampai terlalu larut dalam pertengkaran, sehingga dapat saling menghormati satu sama lain.
Pertengkaran dalam hubungan saudara adalah lumrah, namun tetap ada batasannya. Orangtua memiliki peran penting untuk meluruskan hubungan tersebut agar tidak berlarut-larut konfliknya. Ingat baik-baik, ya!
Baca Juga: 5 Tips Perbaiki Hubungan dengan Saudara Kandung biar Makin Akur
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.