4 Tips Mendidik Anak Mengenai Body Boundaries

Body boundaries harus orangtua ajarkan pada anak sejak kecil

Orangtua memang selalu memiliki tanggung jawab penting untuk bisa menjaga dan mendidik anak dengan baik. Ada banyak sekali hal yang memang perlu orangtua didik pada anak, termasuk salah satunya mengenai body boundaries, yaitu persepsi atau pun batas-batas mengenai bagian tubuh yang dimiliki anak.

Memang tidak mudah untuk bisa mendidik anak agar memahami soal body boundaries, padahal cara ini penting agar anak bisa mencegah potensi pelecehan seksual yang mungkin terjadi. Ada beberapa tips berikut ini yang bisa orang tua lakukan untuk bisa mendidik hal tersebut agar anak bisa memahami pentingnya body boundaries dari sejak dini.

Baca Juga: 5 Bahaya Besar bagi Anak saat Orangtua Tidak Harmonis, Yuk Jaga

1. Jelaskan bagian tubuh anak yang tak boleh disentuh sembarangan

4 Tips Mendidik Anak Mengenai Body Boundariesilustrasi ibu dan anak (pexels.com/amber currin)

Orangtua perlu menjelaskan body boundaries pada anak mengenai bagian-bagian tubuh yang dimilikinya. Hal ini sebetulnya penting agar anak dapat memahami bagian tubuh mana yang memang tidak boleh disentuh secara sembarangan atau pun hanya boleh disentuh oleh ibu atau ayahnya saja.

Setidaknya anak akan memahami bahwa pada tubuhnya terdapat bagian-bagian privat yang memang tidak boleh ditunjukkan atau pun disentuh oleh sembarangan orang. Hal ini akan memproteksi anak dari risiko pelecehan seksual yang mungkin terjadi.

2. Ajarkan anak untuk tak menyentuh tubuh temannya sembarangan

4 Tips Mendidik Anak Mengenai Body Boundariesilustrasi bullying (unsplash.com/yang miao)

Anak-anak sering kali belum memahami bagaimana caranya berinteraksi dengan teman sebaya, sehingga menunjukkan rasa kasih sayang dengan cara yang kurang tepat. Banyak anak yang mungkin berusaha menunjukkan rasa sayangnya pada teman-teman dengan cara menyentuh atau pun memeluk, padahal mungkin saja teman-teman yang merasa tidak nyaman.

Orangtua bisa mengajarkan pada anak agar tidak sembarangan menyentuh tubuh temannya, apalagi jika lawan jenis. Apabila anak dinasehati dengan cara yang tepat, maka ia dapat memahaminya dan tidak lagi mengulangi hal yang serupa.

Baca Juga: 5 Bahaya Memarahi Anak di Depan Umum, Bisa Bikin Trauma 

3. Selalu meminta izin sebelum menyentuh orang lain

4 Tips Mendidik Anak Mengenai Body Boundariesilustrasi pergaulan anak (unsplash.com/Robert Collins)

Pada beberapa situasi mungkin anak pernah menyentuh tubuh temannya secara tidak sengaja. Sama halnya apabila anak ingin membantu temannya yang sedang terjatuh, membantu memberikan obat pada temannya yang terluka, atau pun membantu temannya ketika akan berjalan.

Setidaknya orangtua dapat mendidik anak agar selalu meminta izin sebelum menyentuh tubuh orang lain. Hal ini untuk mencegah rasa tidak nyaman sekaligus untuk menunjukkan rasa sopan agar orang lain tersebut tetap merasa nyaman.

4. Biasakan anak untuk jujur jika tak nyaman dengan sentuhan

4 Tips Mendidik Anak Mengenai Body Boundariesilustrasi anak menangis (unsplash.com/Annie Spratt)

Anak tentunya memiliki hak atas tubuhnya termasuk bagian-bagian yang memang tidak ia sukai untuk disentuh. Orangtua bisa mendidik anak agar bisa lebih jujur atas perasaannya, khususnya jika ia merasa tidak nyaman ketika disentuh.

Setidaknya jika anak mau jujur, maka hal ini bisa mencegah sesuatu yang tidak diinginkan seperti pelecehan seksual. Oleh sebab itu, anak juga harus dididik untuk bisa tegas apabila memang merasa tidak nyaman ketika disentuh.

Mendidik soal body boundaries ternyata sangat penting bagi anak. Hal ini karena ada banyak sekali kasus-kasus yang mana pelecehan seksual terjadi akibat kurangnya didikan orangtua soal body boundaries  pada anak. Jangan sampai mengabaikan pentingnya body boundaries pada anak sejak kecil!

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Kesulitan Menetapkan Boundaries dalam Hubungan

Tresna Nur Andini Photo Verified Writer Tresna Nur Andini

Senang menulis dan berbagi pengetahuan dengan banyak orang.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Fajar Laksmita

Berita Terkini Lainnya