50 Persen Millenial Generasi Sandwich & Ini Pengaruhi Keputusan Nikah

Kamu juga gak, nih?

Baru-baru ini, IDN Media meluncurkan Indonesia Millennial and Gen-Z Report 2024 bekerja sama dengan Advisia sebagai Research Partner. Laporan-laporan tersebut menyajikan potret generasi milenial dan Gen Z secara jelas dan utuh serta menawarkan analisis yang berkaitan dengan keduanya.

Salah satu hal menarik dalam Indonesia Millennial Report 2024 adalah adanya data bahwa mayoritas milenial menjadi generasi sandwich. Lantas, bagaimana pemaparannya? 

1. Separuh generasi milenial Indonesia merupakan bagian dari generasi sandwich. Artinya, ada tekanan stabilitas keuangan dan kesehatan mental

50 Persen Millenial Generasi Sandwich & Ini Pengaruhi Keputusan NikahIlustrasi keluarga besar (Pexels.com/RDNE Stock project)

Generasi milenial di Indonesia mendapati diri mereka sendiri ada dalam himpitan kebutuhan generasi tua dan muda. Setengah atau 50 persen dari responden mengidentifikasikan diri mereka sebagai generasi sandwich karena harus bertanggung jawab untuk anak-anak sekaligus orangtua yang kian renta.

Masih ada responden jawaban lainnya. Sebanyak 15 persen responden lain menyatakan bahwa mereka hanya bertanggung jawab sepenuhnya untuk menafkahi anak-anak. 14 persen lain mengungkapkan jika mereka tidak punya kewajiban mengasuh anak maupun orangtua.

Demografis yang dinamis ini mengilustrasikan kekompleksan dan betapa beragamnya tanggung jawab keluarga yang perlu diemban milenial Indonesia. Hal ini juga menggarisbawahi tantangan serta peran ganda yang harus diemban dalam keluarga.

2. Munculnya fase populasi menua di Indonesia, dapat menimbulkan problematika baru jika ada lansia tidak produktif

50 Persen Millenial Generasi Sandwich & Ini Pengaruhi Keputusan NikahIlustrasi lansia (Pexels.com/Pixabay)

Laporan Badan Pusat Statistik di tahun 2022 tentang lansia menyatakan bahwa Indonesia sudah memasuki fase populasi menua. Terkait fase populasi menua (aging population phase), laporan tersebut menyatakan bahwa 1 dari 10 penduduk Indonesia masuk ke dalam kategori lansia.

Populasi menua ini sebenarnya bisa menjadi kesempatan untuk bonus demografis sekunder, terutama ketika lansia Indonesia tetap sehat, produktif, serta memberi sumbangsih terhadap tenaga kerja dan perekonomian. Namun, lain halnya jika lansia tersebut tidak produktif serta menjadi anggota yang rentan dari sebuah komunitas, yang mana negara sedang berjuang untuk itu.

Manfaat potensial dari populasi yang menua tergantung pada kemampuan lansia dalam menjaga kesehatan dan tetap jadi kontributor aktif di masyarakat. Beberapa langkah penting untuk mencapai produktivitas dan pengalaman populasi lansia ini adalah mempromosikan akses terhadap layanan kesehatan, menciptakan lingkungan kerja yang ramah usia, serta menawarkan kesempatan untuk keterlibatan dan pembelajaran berkelanjutan.

Sementara itu, mengatasi lansia yang tidak produktif dan termasuk individu rentan,  terbilang sebagai sebuah tantangan karena membutuhkan pendekatan komprehensif. Yang termasuk dalam hal ini adalah mengembangkan jaring pengaman sosial, program perawatan kesehatan, dan layanan pendukung yang memenuhi kebutuhan mereka.

Dengan berfokus pada manfaat potensial dan tantangan antara lansia produktif dan tidak produktif, Indonesia bisa mengarahkan transisi demografis tersebut ke perspektif yang seimbang. Indonesia dapat memanfaatkan kekuatan lansia sembari menjaga kesejahteraan serta kualitas hidupnya. 

3. Tiga dari 10 rumah tangga terdiri dari orang lanjut usia

50 Persen Millenial Generasi Sandwich & Ini Pengaruhi Keputusan NikahIlustrasi lansia (Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Masih menurut laporan Badan Pusat Statistik, tiga dari sepuluh atau setara dengan 30,79 persen rumah tangga, terdiri dari lansia. 56,73 persennya bahkan memiliki kedudukan sebagai kepala rumah tangga. 7,25 persen lainnya adalah lansia yang tinggal sendiri. 20,85 persen lainnya hidup dengan pasangan. Sisanya adalah lansia yang tinggal bersama keluarga inti, tiga generasi, dan anggota rumah tangga lainnya.

Ada survei tambahan yang dilakukan dan berfokus pada kondisi hidup dari 50 milenial serta susunan keluarganya dalam satu rumah. Proporsi signifikan menunjukkan bahwa situasi kehidupan mereka melibatkan anggota keluarga besar. Lebih spesifik lagi, 30 dari 50 milenial melaporkan tinggal bersama orangtua, mertua, dan anggota keluarga besar lainnya. Alasannya terkait finansial.

Mayoritas dari mereka yang hidup dengan anggota keluarga besar, menjelaskan bahwa keadaan finansialnya dipengaruhi oleh keputusan tempat tinggalnya. Bagi sebagian orang, ini berkaitan dengan tanggung jawabnya dalam mendukung keuangan anggota keluarga, ketika yang lainnya menyebut susunan tersebut sebagai hasil dari menerima dukungan keuangan dari keluarganya.

Dinamika keuangan tersebut menggarisbawahi peran ekonomi yang bermain dalam kehidupan milenial. Ada interaksi yang kompleks antara support system keluarga dan kemandirian finansial, terutama di Indonesia.

Memahami dinamika tersebut bisa memberikan wawasan berharga mengenai tantangan-tantangan milenial dan motivasi yang memengaruhi situasi hidup milenial. Saat mereka melakukan tanggung jawab keuangan dan mendukung keluarga besarnya, faktor-faktor ini berkontribusi terhadap beragamnya susunan tempat tinggal.

Baca Juga: Riset Sains: 5 Kebiasaan Buruk Pagi Hari Banyak Orang

4. Pernikahan dianggap sebagai pertanyaan soal waktu ketimbang sebuah kemungkinan bagi sebagian besar milenial Indonesia

50 Persen Millenial Generasi Sandwich & Ini Pengaruhi Keputusan NikahIlustrasi pernikahan (Pexels.com/Nika Zhorzholiani)

Bagi sebagian besar milenial Indonesia, pernikahan adalah pertanyaan "kapan kamu menikah?". Ya, ini bukan sekedar meme yang populer. Hampir setiap milenial pernah mendapati dirinya ditanyai hal ini. Artinya, dalam pandangan masyarakat Indonesia, pernikahan merupakan komponen penting dalam kehidupan.

Dalam tambahan survei yang melibatkan 51 responden milenial, 24 orang terindikasi belum menikah. Mayoritas menunjukkan keinginannya untuk menikah dan hanya seorang saja yang tidak berniat menikah.

Kemampuan finansial menjadi salah satu pertimbangan milenial untuk menikah. Di samping itu, ada faktor lain seperti kesiapan pribadi, kemajuan karier dan aktualisasi diri, serta nilai dan keyakinan yang turut jadi pertimbangan.

5. Pertimbangan finansial sebelum menikah adalah salah satu dampak milenial masih menjadi generasi sandwich

50 Persen Millenial Generasi Sandwich & Ini Pengaruhi Keputusan NikahIlustrasi generasi sandwich (Pexels.com/Ketut Subiyanto)

Mengacu pada tren yang ada di poin nomor 4, kami percaya hal tersebut dilatarbelakangi  oleh status generasi sandwich yang diemban milenial. Mereka perlu persiapan untuk menafkahi orangtua dan anak-anaknya di masa depan.

Faktor lain yang turut berpengaruh adalah latar belakang keluarga. Hal ini cukup signifikan karena mengingat adanya rumah tangga multigenerasi di mana satu keluarga besar masih tinggal dalam satu atap. Ini erat kaitannya dengan potensi kompleksnya susunan tempat tinggal dan berbagi tanggung jawab dalam keluarga.

IDN Media menggelar Indonesia Millennial and Gen-Z Summit (IMGS) 2023, sebuah konferensi independen yang khusus diselenggarakan untuk dan melibatkan generasi Milenial dan Gen Z di Tanah Air. Dengan tema Purposeful Progress, IMGS 2023 bertujuan membentuk dan membangun masa depan Indonesia dengan menyatukan para pemimpin dan tokoh nasional dari seluruh nusantara.

IMGS 2023 diadakan pada 24 - 26 November 2023 di Pulau Satu dan Dome Senayan Park, Jakarta. Dalam IMGS 2023, IDN Media juga meluncurkan Indonesia Millennial and Gen-Z Report 2024.

Survei ini dikerjakan oleh IDN Research Institute bekerja sama dengan Advisia sebagai Research Partner. Melalui survei ini, IDN Media menggali aspirasi dan DNA Milenial dan Gen Z Indonesia.

Baca Juga: Riset: 62 Persen Milenial Lebih Suka Nonton Film di Platform Streaming

Topik:

  • Febriyanti Revitasari
  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya