Anxiety atau kecemasan bukan hanya dialami oleh orang dewasa. Nyatanya, anak-anak juga bisa mengalami rasa cemas yang cukup intens hingga mengganggu keseharian mereka. Sayangnya, karena keterbatasan kosakata dan kemampuan anak dalam mengekspresikan perasaan, tanda-tanda ini sering kali tidak terdeteksi dengan baik oleh orangtua maupun pengasuh. Padahal, menurut Cleveland Clinic, satu dari lima anak di bawah usia 10 tahun mengalami gangguan kecemasan, dan jumlah ini diperkirakan terus meningkat seiring dengan kompleksitas lingkungan dan tekanan sosial yang dihadapi anak-anak.
Kecemasan pada anak bisa tampak dalam berbagai bentuk, mulai dari keluhan fisik hingga perubahan perilaku. Jika tidak ditangani sejak dini, anxiety dapat mengganggu perkembangan sosial, emosional, dan akademik anak. Kabar baiknya, dengan mengenali ciri-cirinya dan tahu cara mendampingi secara tepat, orangtua bisa membantu anak membangun ketahanan emosional dan kemampuan mengelola stres secara sehat. Berikut ini penjelasan mengenai ciri umum kecemasan pada anak dan bagaimana cara membantu mereka mengatasinya.