#MahakaryaAyahIbu: Tanpa Lupa Tentang Pulang

Materi tak cukup menjadi ukuran kebahagiaan, ini tentang segala hal yang bisa memadukan kasih sayang.

Artikel ini merupakan karya tulis peserta kompetisi storyline "Mahakarya untuk Ayah dan Ibu" yang diselenggarakan oleh IDNtimes dan Semen Gresik. 


Setiap masa memiliki kisah tak serupa. Setiap fase memiliki bobot yang berbeda. Setiap manusia memiliki harapan dan cita-cita. Namun setiap impian tak selamanya bisa menjadi nyata. Memiliki keluarga adalah karunia. Bahkan bagi beberapa orang, mungkin itu adalah impian. Namun beberapa juga, hanya menganggapnya hal yang biasa. Dan bagiku, keluarga adalah istimewa. Kasih sayang adalah unsur penguat ikatan persaudaraan. Tidak hanya melalui kata, melainkan perlakuan.

Orang tua adalah elemen keluarga yang memiliki peran begitu besar dalam mengemudikan bahtera. Ayah sebagai nahkoda dan Ibu sebagai mualim yang senantiasa membantu mengurusi urusan kapal. Keduanya yang akan menentukan apakah bahtera akan tepat selamat sampai pelabuhan atau malah tenggelam, terhempas badai. Banyak mimpi yang terukir untuk membalas setiap peluh perjuangan mereka. Meski aku tahu tidak akan pernah ada imbalan yang setimpal dengan apa yang telah mereka berikan. Setidaknya, aku ingin mempersembahkan sesuatu yang bermanfaat untuk mereka di masa tuanya.

Banyak hal. Namun, satu yang cukup penting menurutku adalah rumah. Tidak perlu yang mewah, yang perlu hanyalah betah. Rumah ternyaman untuk beristirahat. Menikmati udara segar dan sayup-sayup suara alam tanpa kebisingan. Dengan pondasi yang kokoh tak tertandingi tentu bukan diciptakan dari sembarang bahan. Bahan yang berkualitas yang mampu menyelaraskan kebutuhan dan impian. Aku berharap, setidaknya, kenyamanan adalah salah satu unsur yang bisa membentuk kebahagiaan. Hingga terpancar sebuah senyuman yang menenangkan.

Namun di sini, materi tentu tak cukup menjadi ukuran kebahagiaan, melainkan lebih dari itu, ini tentang segala hal yang bisa memadukan kasih sayang. Harta yang dimiliki seseorang, yang diberikan kepada orang terkasihnya, tidak akan berarti apa-apa jika tanpa kebersamaan. Rasanya akan sangat kurang. Ada hal lain yang sering terlupakan dalam mewujudkan kebahagiaan. Ia tak lain adalah.. waktu luang.

dm-player

Waktu memang tidak bisa kita ciptakan. Namun waktu adalah hal yang bisa kita kendalikan. Kita bisa menciptakan waktu luang yang begitu berharga. Semua orang memang memiliki jumlah waktu yang sama. Namun -penggunaannya untuk apa- itu yang membedakan. Pernahkah terlintas bagaimana sibuknya seorang manusia yang mengejar urusan dunia hingga melupakan orang-orang terkasihnya?

Pernahkah terlintas bagaimana sedunya hati sepasang insan yang menanti kedatangan buah hatinya hanya untuk menemaninya barang sebentar? Bukankah kita seringkali mengabaikan hal - hal yang ternyata itu sangat sarat akan makna kehidupan?

Bagiku, mahakarya untuk Ayah dan Ibu adalah waktu luang. Waktu yang bisa kita luangkan. Tidak semua orang mampu menciptakan. Bahkan, tidak semua orang terpikirkan. Seorang arsitek mungkin mampu membangun gedung yang tinggi menjulang, namun belum tentu mampu membangun keluarga yang penuh kasih sayang.

Seorang jurnalis mungkin mampu mencari berita dan mengabarkannya kepada jutaan orang, namun belum tentu mampu menanyakan kabar  orangtuanya atau ia yang memberi kabar duluan. Seorang dokter mungkin mampu mengobati segala penyakit pasiennya, namun belum tentu mampu mengobati rasa rindu di hati orangtuanya. Dan seorang penulis mungkin mampu menuliskan cerita yang membuat haru para pembacanya, namun belum tentu mampu mengukir cerita hidup yang membuat bahagia kedua orangtuanya.

Maka menurutku, cara terbaik untuk membalas semua kebaikan mereka adalah dengan meluangkan waktu untuk tidak membiarkannya berada dalam suasana kesendirian. Sebelum mereka benar - benar merasa kesepian. Karena sejatinya, orang tua tidak pernah mengharapkan suatu apapun bentuk imbalan, selain kebersamaan. Kebersamaan bersama anak – anaknya. Anak-anak yang sering lupa tentang pulang.

Lantas, kupikir yang harus kulakukan sekarang adalah segera berjuang dan sungguh-sungguh dalam mewujudkan segala impian, juga mengukir prestasi yang kian membanggakan. Agar saat masanya tiba, kelak aku bisa menciptakan banyak waktu luang dan tak lupa untuk pulang. Hingga rumah bukan lagi sekadar tempat tinggal, tetapi juga turut menjadi saksi kokohnya kekeluargaan.

Mari lakukan. Sebelum diri menyesal. Sebelum waktu benar-benar hilang.

Windi Ariesti Anggraeni Photo Writer Windi Ariesti Anggraeni

Seorang mahasiswi yang sedang menyukai writing, vlogging, travelling.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya