Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
id.pinterest.com/humaneeducation

Kekayaan kadang kala membuat orang tergiur untuk mendapatkannya. Segala upaya dilakukan, bahkan sampai tak sungkan menghalalkan berbagai cara. Dan begitu mendapatkan kekayaan yang dicari, tak sedikit yang lupa peduli apalagi berbagi. Justru yang ada ketimpangan sosial kian terjadi. Si kaya semakin kaya, sedangkan si miskin tak kunjung membaik.

Ironi ketimpangan sosial ini bahkan kerap kita temui, tapi sering kali kita tak sadar diri.

1. Masyarakat bawah yang bekerja, kalangan atas yang ambil enaknya

nation.com

Yang tergolong masyarakat bawah itu adalah para pekerja atau buruh, juga masyarakat jelata yang kerja serabutan. Sementara mereka kalangan atas itu adalah para pemilik perusahaan dan pejabat negara. Sekarang, ketimpangan begitu dapat dilihat. Para pekerja dituntut kerja keras hingga lembur untuk mengejar target keuntungan perusahaan, padahal perusahaan memberikan fasilitas yang minim. Sama halnya dengan para pejabat negara yang digaji dari uang rakyat, tapi tak pernah terlihat hasil kerjanya untuk rakyat.

2. Nasib rakyat yang tak kunjung berubah

nedhardy.com

Uang rakyat terus mengalir ke pemerintahan, tapi nasib rakyat tak kunjung membaik. Nggak asing dengan fenomena seperti itu, kan?

3. Hidup dari harapan orang lain

pinterest.com/monicaosoriov

Memberi janji dan harapan, kemudian menikmati jabatan tanpa peduli kondisi rakyat. Oh, Pejabat.

4. Rakyat kecil selalu menjadi korban akal-akalan pejabat hingga pengusaha korup

newsclick.in

Pasti sudah nggak asing sih dengan fenomena macam ini. Yang semestinya menjadi hak rakyat, justru diambil oleh pejabat dan pengusaha korup. Karena mereka yang memegang kuasa untuk mengatur regulasi.

5. Hak rakyat yang disendat

/disidento.wordpress.com

Terkadang, negara lewat pemerintahan pusat sudah menyiapkan anggaran untuk masyarakat yang membutuhkan, tapi ada saja oknum di pemerintahan yang tak meneruskan pemberian negara kepada masyarakat yang berhak. Makanya penjara KPK selalu ada saja yang mengisi.

6. Sampah yang sangat berarti bagi kaum marjinal

pinterest.co.uk

Bagi kita mungkin berbagai sampah itu tak ada artinya, tapi bagi mereka yang termarjinalkan, sampah adalah sumber penghidupan.

7. Tampak mirip, tapi nasib sangat berbalik

twitter.com/educationalpics/

Ilustrasi di atas sebenarnya menyentil kita yang hampir tak peka dan lupa pada mereka. Kita hampir kehilangan empati kepada mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan. Seolah hidup mereka tak ada bedanya dengan orang-orang berkecukupan.

8. Beda tempat tinggal

greenberg-art.com

Mereka yang miskin tinggal di kawasan yang dekat dengan tempat industri; air tercampur limbah, udara tercampur asap, dan tanah yang tak subur. Tapi mereka yang kaya tinggal di kawasan asri, jauh dari lokasi industri.

9. Tanpa sadar apa yang kita hamburkan itu termasuk kemubaziran

id.pinterest.com

Terkadang, tanpa sadar kita sangat mudah 'membuang' sesuatu yang kita anggap tak berarti, padahal bisa sangat berguna bila kita berikan kepada orang lain. Misalnya, memecahkan banyak telur kepada teman yang berulang tahun, atau mencoret baju sekolah saat kelulusan.

Padahal, telur yang kita pecahkan akan lebih berguna bila diberikan kepada orang miskin dan baju sekolah yang dicoret-coret bisa kita berikan kepada mereka yang mau lanjut sekolah, tapi tak sanggup membeli seragam.

10. Mereka yang berusaha kerja halal dan kita yang sering menolak

id.pinterest.com/humaneeducation

Seringkah kamu menolak mereka yang datang kepadamu dengan mengamen, membersihkan kaca mobil dengan kemoceng, atau enggan memberikan recehan kepada mereka yang mengatur jalanan. Ingatlah bila mereka berusaha untuk bekerja halal. Karena pekerjaan mereka jauh lebih baik daripada mencuri, merampok, atau memalak. Lagipula, bukan hal berat, 'kan memberikan mereka uang Rp 500?

Ironi kehidupan antara si kaya dan si miskin sebenarnya tampak begitu nyata di antara kita. Malah, bisa jadi kita merupakan salah satu dari 'si kaya' yang tak peka kepada mereka yang miskin. Apakah kamu sendiri menyaksikannya seperti 10 ilustrasi di atas?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team