10 Pelajaran Hidup yang Bisa Kamu Ambil dari Novel 1Q84

Tokoh-tokoh utama dalam novel 1Q84 menjalani kehidupan sehari-hari mereka seperti biasa. Tapi ada satu peristiwa dalam hidup mereka di mana mereka masuk ke dunia yang sama sekali berbeda.

Aomame memasukinya ketika dia harus turun dari taksi saat terjebak pada sebuah kemacetan di jalan tol. Tengo memasukinya saat dia menerima proyek dari Komatsu untuk menulis ulang novel Fuka Eri.

Mereka sama-sama menyadari bahwa mereka telah masuk ke dunia yang berbeda saat mereka melihat langit dan menemukan bulan sudah bertambah menjadi dua

Aomame adalah seorang pembunuh yang sewaktu belum lama lulus kuliah dia kehilangan sahabatnya karena dibunuh suaminya. Sejak itu dia banyak menutup diri dan tidak ingin menjalin persahabatan dengan siapapun. Kemudian ia memutuskan untuk bekerja pada seorang wanita tua sebagai pembunuh para pria yang melakukan kekerasan pada wanita.

Tapi pada suatu saat dia bertemu dengan seorang polwan muda bernama Ayumi. Ternyata keduanya cocok ketika saling berbicara dan Ayumi ingin menjadi teman dekat Aomame. Dia-pun harus sadar bahwa dirinya seorang penjahat dan sewaktu-waktu rahasianya akan terbongkar oleh Ayumi. Tapi Aomame sudah terlanjur nyaman berteman dengan Ayumi.

Orang yang tampaknya jahat belum tentu dia benar-benar jahat. Itulah yang tampak dalam novel ini. Dua gadis remaja bernama Tsubasa dan Fuka Eri merupakan korban pemerkosaan dari pria bernama “Sang Pemimpin”. Oleh karena itulah seorang wanita tua memerintahkan Aomame untuk membunuh pria itu.

Namun saat Aomame sudah hampir bisa membunuh Sang Pemimpin, pria itu tiba-tiba mengungkapkan bahwa pemerkosaan atas dua gadis itu terjadi bukan atas kehendaknya.

Dia berkata ada kekuatan besar yang menggerakkannya untuk melakukan tindakan biadab itu. Kekuatan itu berasal dari sebuah kelompok misterius bernama “orang kecil.” Tidak jelas siapa “orang kecil” ini. Tapi yang jelas, karena ketidakberdayaan menahan kekuatan itu, Sang Pemimpin mempersilahkan Aomame untuk membunuh dirinya.

Tengo adalah seorang anak muda berbakat yang bakatnya telah terlihat sejak kecil. Dia selalu mendapat ranking di kelas, pandai dalam pelajaran olahraga, dan mendapat prestasi dalam lomba cerdas cermat.

Beda halnya dengan Aomame. Dia adalah gadis tertutup yang dijauhi teman-temannya. Nilai sekolahnya pun biasa-biasa saja. Tapi sebenarnya dia adalah gadis yang kuat. Hal ini terlihat saat besar dia aktif di banyak kegiatan olahraga seperti baseball dan bela diri.

Ketika dewasa pun akhirnya dia memilih pekerjaan yang butuh kekuatan, yaitu sebagai pembunuh bayaran. Begitu juga Fuka Eri. Walaupun dia adalah seorang gadis gagap dan kaku, tapi dia punya imajinasi yang luar biasa, terutama saat dia menceritakan kisah mengenai “Kepompong Udara".

Novel 1Q84 memperkenalkan kita pada tokoh-tokoh yang bekerja keras demi tujuannya. Aomame selalu bekerja keras dalam mengincar terget pembunuhannya dan sebisa mungkin melakukannya secara “halus” agar tidak ketahuan dan mengundang curiga.

Komatsu selalu berpikir keras agar persekongkolannya dengan Tengo dan Fuka Eri dalam memperoleh penghargaan karya sastra terbaik tidak terungkap ke publik dan menjadi skandal besar. Sementara itu Ushikawa, selalu bekerja dan berpikir keras dalam mengungkap kasus-kasus yang menjadi pekerjaannya sebagai seorang detektif.

Tengo dan Aomame adalah dua anak dengan masa kecil yang sama-sama tidak bahagia. Sewaktu SD, Tengo memang merupakan siswa pintar dan disukai teman-temannya, tapi dia tidak bisa hidup seperti kebanyakan anak SD lainnya. Tiap hari Minggu dia harus membantu ayahnya untuk berkeliling ke rumah-rumah penduduk menagih iuran perusahaan penyiaran NHK.

Aomame juga sama. Waktu kecil dia dijauhi teman-temannya karena keluarganya merupakan pengikut sekte jemaat saksi, yang menarik diri dari kehidupan masyarakat pada umumnya. Ketika dewasa, mereka berdua menjadi orang yang sama-sama menarik diri dari kehidupan sosial.

Tengo menjadi guru bimbel yang waktunya selain mengajar dihabiskan dengan menulis novel di apartemennya. Aomame menjadi pembunuh bayaran yang butuh penarikan diri dari masyarakat untuk bersembunyi dan tidak dicurigai.

Baik Tengo maupun Aomame bisa menerima satu kenyataan bahwa mereka terjebak di dunia yang berbeda dari dunia yang sebelumnya ia tempati. Begitu pula Ushikawa, seorang buruk rupa yang dijauhi masyarakat karena keburukan rupanya. Tapi dia tetap menerima kenyataan itu dan terus berjuang keras meniti kariernya sebagai seorang detektif.

Walaupun orang-orang menjauhinya, tapi demi membongkar suatu misteri, dia berusaha mungkin untuk membuat orang-orang nyaman berbicara padanya.

Ushikawa adalah pria yang buruk rupa. Keburuk rupaannya telah terlihat ketika ia masih kecil. Ketika menikah, dia ditinggal istrinya dan dijauhi anak-anaknya karena keburuk rupaannya. Namun tentu saja, dengan mengandalkan semangat pantang menyerah dan indra penciumannya yang tajam, dia selalu tetap berusaha bekerja semaksimal mungkin untuk membiayai hidup sampai akhir hayatnya.

Aomame sebenarnya sudah tidak punya gairah lagi dalam hidup, apalagi dia tidak punya sahabat atau orang dekat sebagai tempat berkeluh kesah dan penyemangat hidup. Tapi suatu hari dia berkata pada wanita tua, walaupun sebagai pembunuh bayaran dan harus menarik diri dari masyarakat, dia masih punya cinta.

Dengan kekuatan cinta itu dia terus berharap bahwa harapannya dalam mendapatkan “cinta” suatu saat akan terwujud walau kemungkinannya sangat sangat kecil.

Demi keamanan, Aomame tidak boleh keluar apartemen yang sudah disediakan untuknya. Dia cukup berada di dalam dan semua kebutuhan pokok sudah terpenuhi. Namun pada suatu hari dari balik jendela ia melihat seseorang yang mirip dengan seorang lelaki yang selama ini ia cintai. Karena itulah ia kemudian memberanikan diri berlari keluar apartemen untuk bertemu orang itu. Namun saat sampai di luar orang itu telah pergi entah ke mana.      

Itu dia 10 pelajaran hidup yang bisa kamu ambil dari Novel 1Q84 karya Haruki Murakami. Tentu saja ini berdasarkan versi penulis yang sudah pernah baca novel itu. Kalau kalian sudah pernah baca, mungkin kalian bakal menemukan pelajaran hidup yang berbeda dari sepuluh hal di atas.

Buat yang belum baca, novel ini recommended banget bagi kalian para generasi milenial terutama buat yang baru tertarik pada dunia novel. Jadi, selamat membaca!