ilustrasi perang (unsplash.com/British Library)
Tidak hanya Hari Anak Sedunia, 20 November juga diperingati sebagai Hari Puputan Margarana. Apa yang dimaksud hari peringatan itu?
Hari Puputan Margarana merupakan peringatan peristiwa pertempuran yang disebut Puputan Margarana. Pertempuran tersebut terjadi pada 20 November 1946 di Sunda Kecil atau sekarang dikenal sebagai provinsi Bali.
Dalam bahasa Bali, puputan memiliki arti pertempuran atau perang sampai titik darah penghabisan. Sedangkan, Margarana adalah desa tempat pertempuran berlangsung, yaitu Desa Marga.
Dulu, pertempuran Margarana dipimpin oleh perwira berpangkat kolonel dari Dewan Perdjoeangan Republik Indonesia Sunda Kecil (DPRI SK). Ia bernama I Gusti Ngurah Rai. Ia memimpin pasukan Ciung Wanara yang jumlahnya kurang dari 100 orang.
Pasukan I Gusti Ngurah Rai berhasil merampas senjata tentara NICA. Akan tetapi, tentara NICA mengepung sekitar Desa Marga saat mereka merayakan keberhasilan perampasan.
Dengan senjata yang seadanya, I Gusti Ngurah Rai melawan tentara NICA. Meski tentara NICA memiliki senjata lebih lengkap, tapi mereka sempat terdesak hingga harus meminta bala bantuan.
Di sisi lain, pasukan I Gusti Ngurah Rai terus melawan sampai titik darah penghabisan. Sampai akhirnya, 86 prajurit Ciung Wanara dan I Gusti Ngurah Rai gugur. Di sisi lawan, 400 tentara NICA menjadi korban.