Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret kedekatan putri dan ibunya (pexels.com/Anastasia Shuraeva)
potret kedekatan putri dan ibunya (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Menjadi orang tua pada dasarnya adalah perjalanan seumur hidup. Namun, seiring berjalannya waktu dan bertumbuhnya usiamu dan anak, cara pengasuhan pun akan berubah. Menurut seorang pelatih polah asuh, ada sejumlah masalah orang tua yang merasa kurang mendapatkan hormat, saat anak mereka sudah menjadi orang dewasa.

Membangun hubungan yang respect terhadap anak yang sudah dewasa bisa menjadi sulit dan canggung. Terutama, saat kebiasaan lama kamu dengan anak saat masih kecul sering kali muncul. Meskipun kamu mungkin ingin anak bisa lebih hormat terhadapmu secara alami, namun sebenarnya rasa hormat yang ditunjukkan adult child pada orang tuanya itu dapat dipupuk. Jika kamu kesulitan akan situasi ini, deretan strategi psikologi dari ahli parenting berikut, bisa coba diterapkan!

1. Mendengarkan sebelum kamu mengajarkan

potret ayah mendengarkan keluh kesah putrinya (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Listen before you lecturer! Salah satu langkah pertama yang harus coba kamu praktikan pada adult child adalah jangan buru-buru memberi anak pelajaran saat mereka lebih menghargai kamu mendengarkan lebih dahulu. Sangat mudah untuk memiliki kebiasaan memberikan nasihat dan solusi, terutama saat kamu melihat anak yang sudah dewasa mengalami kesulitan. Namun, saat kamu langsung menasehati tanpa anak meminta, kamu mungkin membuat anak merasa terlalu dikendalikan atau diabaikan pendapatnya.

Jangan biarkan anak merasa tidak didengarkan, sementara dengan kamu mendengarkan, kamu bisa menunjukkan bagaimana kamu menghargai pengalaman dan pemikiran anak. Kebiasaan inilah yang dapat memupuk nilai untuk saling menghormati satu sama lain. Misalnya, anakmu yang berusia 28 tahun tiba-tiba memberitahu sang ibu jika ia ingin melakukan switch career. Alih-alih langsung menyerangnya dengan berbagai pertanyaan hingga pernyataan, dengarkanlah dahulu alasannya baik-baik, barulah beri ia saran, jika anak itu memintanya.

2. Tetapkan batasan dengan rasa kasih sayang

potret keluarga besar sedang berkumpul (pexels.com/Julia M Cameron)

Pada dasarnya, setiap orang akan tumbuh dengan tetap membutuhkan privasi. Itulah, mengapa bahkan di antara ibu dan anak pun tetap perlu menciptakan batasan tertentu. Batasan diperlukan untuk menciptakan hubungan yang tetap sehat, namun juga penting untuk dijelaskan terlebih dahulu apa yang termasuk dalam poin ini. Adult child sering kali menolak saat hak otonomi yang mereka miliki terancam. 

Meskipun begitu, anak yang sudah dewasa akan lebih menghormati batasan tersebut jika mereka sudah mengetahuinya sebagai pedoman yang sudah disepakati bersama. Daripada menjadikan aturan tersebut sebagai sesuatu yang dipaksakan pada anak. Contohnya, kamu masih harus terus-menerus membantu putrimu membayar biaya sewa rumah. Di sisi lain, kamu ingin anakmu juga menjadi lebih mandiri serta tidak terus seakan "memanfaatkan" ibunya dalam hal genting.

Jelaskan langsung saja sejauh mana kamu akan membantu anggaran sewa anakmu, agar mereka tetap lebih hormat dan kamu pun bisa membantu dengan lebih tenang. Saat kamu menetapkan batasan ini tetaplah bersikap tenang, dan jangan menggunakan rasa bersalah maupun ultimatum. Tetapkan batasan mengenai apa yang kamu butuhkan agar hubungan itu tetap kuat.

3. Berilah contoh perilaku yang kamu harapkan dari anak

potret anak sedang menghabiskan waktu bersama sang ibu (pexels.com/Elina Fairytale)

Tindakan sering kali lebih bermakna daripada kata-kata. Jadi, jika kamu ingin membuat anak kamu yang sudah dewasa menunjukkan rasa hormat, penting untuk mencotohkan perilaku yang penuh hormat dalam interaksi kamu. Ini tidak berarti kamu bersikap terlalu permisif, tetapi menunjukkan bahwa kamu menghormati dan memperlakukan otonomi mereka secara setara. Berhati-hatilah dalam berbicara, bertanggung jawab atas kesalahan kamu, dan jangan lupa untuk menjukkan penghargaan pada anak.

Contohnya, kamu sebagai orang tua menyadari jika sering kali tanpa sadar menyela sang putra ketika kaliang mengobrol. Suatu saat, putramu menyatakan kekesalannya akan hal tersebut. Daripada langsung marah karena merasa sang anak tidak menghormatimu, maka cobalah memahaminya. Minta maaf, jika selama ini kamu membuatnya kesulitan menyampaikan pendapatnya. Maka percakapan yang terjadi akan dua arah serta seimbang, anak pun akan lebih menghormati sikapmu, dan menyontohnya kelak.

Rasa saling menghormati harus saling dipupuk sejak dini, agar orang dan anak sudah secara alami dapat saling menghormati saat anak beranjak dewasa. Dengan menerapkan sejumlah strategi seperti menjadi pendengar yang baik bagi anak, menetapkan batasan, mendukung kemandirian anak, hingga mencontohkan perilaku positif, anak akan lebih respect denganmu lebih mudah. Kamu juga harus ingat, saat sudah dewasa ada banyak hal yang sudah membentuknya menjadi individu dewasa yang harus lebih dihargai pemikiran dan pendapatnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team