Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi seorang pria yang sedang berjalan (pexels.com/Vanessa Garcia)

Manusia punya banyak pilihan cara untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Ada yang tetap teguh pada prinsip kuno yang diperoleh secara turun-temurun, ada pula yang memilih untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman karena dirasa akan memberikan kemudahan. Tentu saja tidak ada yang salah dari keduanya karena memang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.

Namun demikian, masih ada saja sekelompok orang yang suka berkomentar negatif terhadap kebiasaan orang lain, sekali pun hal tersebut sama sekali tidak merugikan.

Mereka beranggapan bahwa apa yang dilakukan orang-orang itu cukup ketinggalan zaman, sehingga memilih untuk mengasihani saja tanpa tahu cara untuk mengapresiasi sisi positifnya.

Nah, hal sederhana apa saja sih yang sebenarnya normal, tetapi dianggap aneh tersebut? Simak penjelasannya di bawah ini, ya!

1.Selalu jalan kaki ke mana saja yang masih bisa dijangkau

ilustrasi orang yang sedang berjalan (pexels.com/Pille Kirsi)

Jalan kali adalah hal yang sangat normal. Tidak hanya memberikan kontribusi positif untuk kesehatan tubuh, tindakan ini juga dirasa masuk akal untuk dilakukan bila memang hendak pergi ke tempat yang cukup dekat. Tinggal mengayunkan kaki ke arah yang dituju, tidak perlu repot mencari tempat parkir.

Sayangnya, banyak orang malah menaruh belas kasihan pada mereka yang punya kebiasaan jalan kaki. Pasalnya, sering kali hal ini diasosiasikan dengan keadaan kurang mampu.

Padahal, orang-orang yang memilih untuk berjalan ke mana pun tempat yang dirasa masih bisa dijangkau justru senang bisa melakukan hal itu karena sudah tentu menyehatkan, hemat, dan ramah lingkungan.

2.Tidak mengganti barang apa pun sebelum mencapai batas layak guna

ilustrasi seseorang yang sedang menyetrika pakaian (pexels.com/Ron Lach)

Setiap barang yang dimiliki, mulai dari pakaian yang dikenakan sehari-hari hingga gawai untuk mendukung segala kebutuhan kerja atau pun hiburan itu sebenarnya didesain sedemikian rupa untuk bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu.

Selama memang kualitasnya bagus dan dirawat dengan tepat, maka pasti bisa awet. Oleh sebab itu, bukan masalah bila orang-orang tertentu memilih untuk tidak mengganti barang apa pun yang mereka miliki sebelum mencapai batas kelayakannya.

Namun demikian, reaksi yang kurang gembira malah kerap kali muncul dari mereka yang suka berganti barang hanya karena ego. Mereka menganggap orang-orang yang menggunakan apa pun sampai hampir rusak itu pelit atau tidak punya uang. Padahal, suatu barang dipertahankan hingga jangka waktu yang lama karena masih bagus dan tidak ingin menumpuk sampah saja. Sesederhana itu!

3.Membawa bekal sendiri ke tempat kerja

ilustrasi seorang perempuan yang membawa bekal makanan (pexels.com/MART PRODUCTION)

Bekal biasanya identik dengan anak sekolah, itu pun yang masih usia begitu belia. Ketika ada orang dewasa, apa lagi hendak berangkat kerja, tetapi membawa bekal makanan dari rumah, sering kali dianggap aneh. Pasalnya, menyiapkan bekal tentu butuh usaha lebih, sehingga dinilai tidak praktis dan menghabiskan waktu.

Padahal, membawa bekal sendiri ke tempat kerja adalah hal yang sangat wajar. Bisa saja, orang-orang ini memang punya hobi masak, sehingga senang bila menikmati hasil karyanya di kantor.

Tidak hanya itu, mereka yang memutuskan untuk menyiapkan bekal sendiri mungkin punya kondisi kesehatan khusus, seperti mengalami alergi atau sedang berusaha diet, sehingga lebih mudah dalam menyeleksi apa yang akan dikonsumsi. Jadi, buat apa sih julid?

Ada banyak hal sederhana dan sangat normal, tetapi malah dianggap aneh, seperti yang dijelaskan dalam artikel. Semoga setelah membaca tulisan ini, banyak orang mulai sadar dan bisa memperbaiki pola pikirnya agar tidak salah dalam memahami suatu tindakan. Terus belajar agar bisa menghormati pilihan orang lain, yuk!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team