Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Self Destructive Mindset yang Lebih Baik Dikurangi

ilustrasi wanita sedih (unsplash.com/ke atlas)

Seperti yang diketahui, pola pikir atau mindset menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi bagaimana seseorang bertindak. Individu dengan mindset positif dan bertumbuh akan membantunya untuk terus belajar serta berkembang. Sebaliknya,  mindset destruktif  justru berbahaya. Misalnya kamu memiliki kecenderungan blaming mindset, ini ujung-ujungnya akan menimbulkan emosi negatif.

Mengingat dampaknya cenderung tidak baik, penting sekali bagi kita untuk membenahi mindset ini. Sebab tanpa disadari tindakan buruk dipengaruhi oleh pola pikir yang keliru. Setidaknya ada tiga self destructive mindset yang lebih baik dikurangi mulai sekarang. Selengkapnya ikuti ulasan berikut.

1. Fixed mindset

ilustrasi pria merenung (unsplash.com/hunter newton)

Klise namun fixed mindset menjadi salah satu pola pikir yang perlu dihindari mulai sekarang. Pasalnya seseorang dengan pola pikir fixed atau tetap akan menganggap bahwa diri mereka memiliki keterbatasan statis, sehingga kurang terbuka untuk belajar dari kegagalan atau pengalaman tertentu.

Misalnya kamu mengucapkan kalimat seperti, "aku memang gak tahu dan tidak bisa." Meskipun kelihatannya sepele, kalimat tersebut bisa jadi bumerang. Kamu akan menjadi pribadi yang menghindari tantangan dan gampang menyerah. Padahal setiap proses memang perlu waktu dan usaha yang panjang. Kalau terus dibiarkan, secara perlahan pola pikir ini akan memengaruhi kinerja atau bahkan prestasi kamu saat belajar.

Maka dari itu penting bagi kita untuk mulai mengembangkan growth mindset. Hal tersebut bisa dimulai dengan menghargai setiap proses belajar dalam hidup, dan lakukan yang terbaik terlepas bagaimana hasilnya.

2. Keinginan memenuhi kepuasan yang instan

ilustrasi impulsive buying (unsplash.com/unsplash+)
ilustrasi impulsive buying (unsplash.com/unsplash+)

Selanjutnya pemenuhan kepuasan instan juga menjadi self destructive mindset yang perlu dikurangi. Memang sih sesuatu yang instan rasanya memudahkan, namun ini bisa bikin kita jadi kurang mindful. Contoh sederhananya yaitu impulsive buying terutama ketika ada diskon. Meskipun murah, padahal belum tentu barang yang dibeli nantinya akan  dibutuhkan, bukan? Kalau tidak, ujung-ujungnya ini hanya menimbulkan pemborosan dan bahkan bisa memicu stres.

Maka dari itu solusinya, memiliki kendali diri akan pemenuhan kepuasan sesaat penting dilakukan. Ini juga termasuk dengan mengurangi kebiasaan mencari jalan cepat untuk mendapatkan sesuatu, dan mengabaikan cara yang lebih baik.

Lalu bagaimana sih cara mengendalikan diri tersebut? Salah satunya yaitu dengan bersikap lebih mindful. Renungkan sebab akibat sebelum mengambil keputusan. Dengan demikian ini akan membantu kamu lebih disiplin.

3. Sifat perfeksionis

ilustrasi pria perfeksionis (unsplash.com/Joseph greve)
ilustrasi pria perfeksionis (unsplash.com/Joseph greve)

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sifat perfeksionis terkadang  memang dibutuhkan. Seseorang dengan sifat perfeksionis biasanya akan bekerja lebih keras dan lebih panjang dari orang lain, sehingga hasilnya pun juga akan lebih maksimal. Namun dibalik hal itu, perfeksionis juga merupakan self destructive mindset yang sebaiknya juga dikurangi.

Pasalnya seseorang perfeksionis biasanya memiliki harapan sempurna.  Meskipun kelihatannya baik, namun dalam kondisi tertentu ini bisa seseorang kesulitan menerima kegagalan. Misalnya kamu mengucapkan kalimat seperti "pokoknya aku gak boleh salah ketika mengerjakan sesuatu." Meskipun tampaknya disiplin, ini bisa memicu penundaan atau sifat pesimis.

Padahal,  membuat kesalahan merupakan hal yang wajar dalam proses belajar. Yang terpenting yaitu bagaimana cara kita melihat kegagalan tersebut dengan sudut pandang berbeda. Maksudnya jadikan kesulitan itu sebagai pembelajaran bukan kutukan. Sehingga nantinya kamu akan tetap bertumbuh.

Mari akui mengubah mindset negatif menjadi lebih positif bukan perkara mudah. Terkadang ada saja hal yang menghalangi, entah besar atau kecil sehingga membuat kita lengah. Meskipun demikian berusaha membenahi mindset ini penting. Tak perlu terlalu banyak, mulai saja terlebih dahulu dari tiga poin self destructive mindset yang lebih baik dikurangi seperti penjelasan di atas. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aprilia Nurul Aini
EditorAprilia Nurul Aini
Follow Us