ilustrasi wanita sedang menulis (unsplash.com/Sebastian Pandelache)
Dialog bukan hanya milik novel atau cerita pendek; dialog juga bisa digunakan dalam tulisan non-fiksi untuk membuat cerita lebih hidup dan terasa nyata. Misalnya, ketika menulis artikel tentang wawancara atau pengalaman pribadi, memasukkan dialog langsung bisa membuat tulisan terasa lebih autentik dan menarik. Pembaca akan merasa seperti ikut mendengar percakapan tersebut secara langsung.
Selain itu, dialog bisa memberikan kesempatan untuk menunjukkan karakter seseorang dengan lebih jelas daripada hanya sekadar mendeskripsikannya. Daripada menulis “Dia sangat marah,” kamu bisa menuliskannya menjadi sebuah dialog, seperti “Dengan nada tinggi, dia berkata, ‘Ini benar-benar tidak bisa diterima!’” Dialog membantu menciptakan kedekatan dan membuat cerita lebih hidup, meskipun dalam konteks non-fiksi.
Menerapkan teknik menulis fiksi dalam tulisan non-fiksi bisa membawa perubahan besar dalam cara pembaca menikmati tulisanmu. Menggunakan deskripsi visual, membangun konflik dan ketegangan, serta menambahkan dialog, dapat membuat tulisan non-fiksimu menjadi lebih menarik dan memikat. Dengan cara ini, informasi yang disampaikan tidak hanya informatif tetapi juga lebih menyenangkan untuk dibaca.
Sudah siap mencoba teknik-teknik ini untuk tulisan non-fiksimu? Jangan ragu untuk bereksperimen dan lihat bagaimana perubahan kecil ini bisa membuat perbedaan besar dalam tulisanmu! Coba terapkan dan rasakan dampaknya, lalu bagikan pengalaman kamu di kolom komentar!