Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Tips agar Kamu Tidak Terpengaruh Jadi Seorang Perundung

ilustrasi perundungan (pexels.com/Keira Burton)

Hampir di setiap kasus perundungan atau bullying, pelakunya berjumlah lebih dari satu orang versus korban yang hanya seorang diri. Tentu hal ini sangat miris dan sama sekali tidak dapat dibenarkan.

Sayangnya, kejadian semacam ini masih kerap ditemui, bahkan di instansi-instansi yang seharusnya membuat seseorang aman dari adanya ancaman. Terkadang, pelaku melakukan perundungan secara beramai-ramai karena sebenarnya tidak cukup nyali untuk melakukan kejahatan sendiri. Dia mengajak teman-teman kelompoknya untuk menindas orang lain yang lebih lemah.

Teman yang merasa tidak bisa menolak lantas ikut saja tanpa memahami konsekuensi besar yang harus dipertanggungjawabkan di kemudian hari. Lantas, adakah cara mencegah seseorang agar tidak terpengaruh menjadi seorang perundung? Biar gak penasaran, simak tips berikut ini, yuk!

1.Ketahui dampak buruk dari perundungan

ilustrasi seorang pria yang sedang stres karena menjadi bahan gosip rekan sekantornya (pexels.com/Yan Krukau)

Banyak pelaku perundungan merasa bahwa yang mereka lakukan adalah hal untuk bersenang-senang. Sementara itu, mereka yang tertindas tentu sangat tersiksa dan bahkan tidak paham betul mengapa harus mengalami kejadian mengerikan seperti itu.

Tanpa adanya penanganan yang cepat, maka korban-korban perundungan ini akan mendapatkan dampak buruk yang mungkin akan membekas seumur hidup. Trauma pun tak jarang akan bersarang di benak mereka.

Supaya kamu tidak menjadi seorang perundung, ketahui efek-efek negatif yang muncul akibat perundungan. Tempatkan dirimu pada sudut pandang korban dan bayangkan bila seandainya kamu yang harus mengalami peristiwa menyakitkan itu. Dengan pemahaman yang baik, kamu tidak akan pernah bersedia untuk melakukan hal yang kamu sendiri tidak ingin merasakannya.

2.Pahami bahwa merendahkan orang lain tidak membuatmu hebat

ilustrasi sekelompok siswi yang sedang menatap siswi lain (pexels.com/cottonbro studio)

Sebagian orang masih berpikir bahwa mereka bisa tampak hebat apabila berani menindas orang lain. Padahal, tentu tidak ada yang patut dibanggakan dari penindasan, terlebih melawan orang yang sudah lemah. Sungguh merupakan perbuatan yang tidak terpuji dan tidak patut untuk ditiru oleh siapa pun yang masih punya akal sehat.

Ketika kamu memahami penjelasan tersebut, maka seharusnya justru timbul keinginan untuk melindungi yang lemah, bukan malah sebaliknya. Ingat, kehebatan itu tidak akan pernah kamu dapatkan dari menindas orang lain. Oleh sebab itu, hindari perbuatan semacam ini agar tidak menimbulkan penyesalan di masa yang akan datang.

3.Pandai dalam menyeleksi teman

ilustrasi persahabatan (pexels.com/George Pak)

Sebagai makhluk sosial, manusia tentu membutuhkan kehadiran orang lain, seperti teman. Meski kamu boleh mengenal siapa saja, tetapi tidak bisa asal pilih untuk urusan pertemanan. Pasalnya, tidak semua teman akan membawa pengaruh baik, karena bisa jadi ada bibit-bibit perundung dalam diri mereka yang bisa mempengaruhi kewarasanmu.

Oleh sebab itu, pastikan untuk selektif dalam memilih siapa saja yang boleh masuk lebih jauh ke dalam hidupmu dan menjalin pertemanan denganmu. Pilih orang-orang baik yang selalu mengajakmu untuk memperbaiki diri, bukan malah sebaliknya. Dengan begini, kamu akan terhindar dari tumbuh menjadi seorang perundung.

Mencegah diri agar tidak tumbuh menjadi seorang perundung membutuhkan pemahaman bahwa merundung bukanlah hal yang bisa dibenarkan. Menindas orang lain yang lemah justru membuatmu rendah alih-alih tampak hebat.

Selain itu, memilih dengan siapa akan berteman juga turut menentukan apakah pertemanan yang terjalin sehat atau tidak. Oleh sebab itu, selalu waspada dan berhati-hati agar tidak merugikan diri sendiri dan orang-orang yang tidak bersalah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ratna Kurnia Ramadhani
EditorRatna Kurnia Ramadhani
Follow Us