Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi stres dalam bekerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Lupa memang merupakan sifat manusiawi yang pasti dimiliki semua orang. Tidak jarang, sudah berusaha mengingat sesuatu dengan sedemikian rupa, tetapi pada akhirnya terlewat juga. Jika yang terlupakan adalah hal yang tergolong remeh, rasanya masih bisa dimaklumi.

Namun, bila sudah keterlaluan hingga tidak ingat hal yang cukup penting, maka keadaan ini tidak dapat dibiarkan begitu saja karena dapat mengganggu kelancaran aktivitas sehari-hari.

Ketika mulai menyadari bahwa diri memang pelupa, sudah seharusnya kamu berusaha mencari solusi untuk mengatasi kondisi tersebut. Jika diam saja, nanti kamu bisa merugikan diri sendiri mau pun orang lain, lho!

Lantas, apa yang sekiranya dapat dilakukan untuk mencegah kebiasaan pelupa semakin berkembang? Beberapa usaha berikut ini patut kamu coba!

1.Pasang pengingat di ponsel

ilustrasi seseorang yang sedang mengecek ponsel (pexels.com/Edmond Dantès)

Berinteraksi dengan orang yang mudah lupa, bahkan untuk sesuatu yang penting, tentu akan menjadi hal yang merepotkan. Ambil contoh saat harus mengerjakan sebuah tugas besar dan di dalam tim ada sosok pelupa, ini bisa menjadi masalah tersendiri. Tidak menutup kemungkinan, ada banyak kendala yang akan ditemui, sehingga perlu kerja ekstra untuk memerbaiki seluruh kekurangan.

Jika kamu juga merupakan pribadi yang punya kebiasaan lupa, maka lekaslah sadar diri. Sebelum hal ini menimbulkan aneka ragam kekacauan, mulailah untuk terbiasa memasang pengingat di ponsel.

Manfaatkan kecanggihan teknologi untuk memudahkan hidup, termasuk mengingatkan tentang hal-hal yang bersifat penting. Dengan begini, tidak akan ada yang terlewatkan dan hati jadi lebih tenang, kan?

2.Tulis hal penting di sticky notes

ilustrasi menuliskan sesuatu pada secarik sticky note (pexels.com/Bruno Bueno)

Lupa bisa terjadi tatkala seseorang tidak fokus karena terlalu banyak beban yang ditanggung. Kemungkinan lain, keadaan ini terjadi karena orang tersebut memang terlalu cuek dengan apa yang seharusnya menjadi pekerjaannya. Namun demikian, tanggung jawab tetap harus dilaksanakan, terutama bila berkaitan dengan urusan yang besar.

Supaya kebiasaan lupa yang ada padamu tidak menjadi semakin parah, sebaiknya tolong dirimu sendiri dengan cara menuliskan tugas apa saja yang perlu dikerjakan pada lembaran sticky notes.

Gunakan catatan digital, seperti yang ada di laptop, atau catatan fisik yang bisa ditempel di tempat-tempat strategis. Ini bisa menjadi solusi yang mudah, tetapi cukup efektif, dalam mengatasi pikiran yang mudah terpecah.

3.Minta orang terdekat untuk bantu mengingatkan

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Jack Sparrow)

Upaya lain yang juga patut dicoba untuk membantu mengatasi kebiasaan lupa adalah dengan meminta orang terdekat mengingatkan saat ada sesuatu yang penting. Sebagai contoh, beberapa hari lagi ada deadline pekerjaan, sedangkan di sisi lain, kamu pun ada kepentingan yang juga tidak bisa ditinggalkan. Nah, supaya semua bisa berjalan lancar, tidak ada salahnya melibatkan keluarga atau teman untuk memastikan agar kamu tidak melupakan tugasmu.

Namun demikian, alangkah bijaksana apabila sebelum meminta bantuan orang lain, kamu telah mencoba menerapkan cara pada poin satu dan dua. Keberadaan pihak lain di sini hanya untuk memastikan kamu tidak melewatkan notifikasi penting tersebut.

Jika bergantung sepenuhnya pada orang lain, ini akan merepotkan karena mereka juga tentunya memunyai urusan pribadi yang perlu untuk dikerjakan.

Kebiasaan mudah melupakan sesuatu bukan alasan untuk melewatkan tugas-tugas penting, apa lagi yang menyangkut nasib orang banyak. Oleh sebab itu, atasi permasalahan ini dengan melakukan beberapa upaya seperti yang telah diulas dalam artikel ini. Jangan sampai karena lalai, diri sendiri dan orang lain jadi merugi, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team