4 Alasan Penting Mengapa Harus Menjadi Bos untuk Dirimu Sendiri

Setiap manusia di muka bumi ini memiliki hak dan kewajibannya dalam menjalani kehidupannya masing-masing, termasuk kamu. Secara nyata, kamu berhak menjadi bos atas kehidupan panjang yang kamu jalani. Dengan menjadi bos, maka kamu bisa menentukan arah dan tujuan hidup sesuai yang kamu mau.
Sayangnya, tak semua orang menyadari bahwa ia berhak menjadi bos untuk diri sendiri. Banyak faktor yang menjadi penyebab ia tak bisa mengatur hidupnya sendiri. Akan tetapi, rasanya begitu penting untuk kamu menyadari bahwa kamu itu berhak menjadi bos bagi hidupmu. Mengapa demikian? Langsung simak empat alasan penting mengapa kamu harus menjadi bos untuk dirimu sendiri berikut ini.
1. Apa yang kamu lakukan itu dari kamu dan untuk kamu

Sadar atau tidak bahwa prinsip bersikap dan bertindak sesuai yang kamu mau itu sangat penting bagi kelangsungan hidupmu, lho. Dengan prinsip hidup yang seperti itu, maka segala yang kamu lakukan itu ya berasal dari kamu dan kembali untuk kamu lagi. Bukan justru sebaliknya, berasal dari kamu dan untuk orang lain, bahkan kamu tidak menyukai prosesnya.
Belajar menjadi bos untuk diri sendiri memang tidak semudah itu, akan ada masa kita membutuhkan orang lain yang bisa membantu. Namun, poin utamanya ialah mereka hanya membantu, bukan penentu keputusan final atas kehidupanmu. Lantas, siapa yang menentukannya? Ya, jelas kamu sebagai pemilik penuh atas hidupmu sendiri.
2. Tidak kehilangan kebebasan

Di sini kebebasan menjadi sangat luas maknanya. Ya, mulai dari kebebasan dalam gerak ruang, waktu, berpendapat, hingga kesehatan fisik dan mental lainnya. Yang mana semua kebebasan itu hanya bisa seutuhnya kamu dapatkan ketika kamu menjadi bos untuk dirimu sendiri.
Sebaliknya, ketika ada seseorang yang merebut kebebasan-kebebasanmu itu, ya sebagai bos kamu bisa mengambil tindakan. Tentunya tindakan tersebut sesuai batasan, misal ketika kamu bekerja ya tentu ada sepersekian kebebasanmu yang diatur oleh perusahaan tempat kamu bekerja. Hanya saja, dengan batasan itu kamu jadi paham, kapan toleransi atas kebebasanmu, kapan harus mengambil tindakan tegas ketika sudah melampaui batasan.
3. Kebahagiaan yang dirasa menjadi nyata

Kebahagiaan yang kamu rasakan itu sepenuhnya milikmu. Kebahagian itu bukan pemberian orang lain, milik orang lain, bahkan kamu persembahan untuk orang lain. Ketika kesenangan itu secara nyata milikmu, tentu terdapat kepuasan batin tersendiri yang tidak ternilai.
Beda halnya ketika kamu memperjuangan hasil kebahagiaan untuk orang lain, ya penerimanya yang berbahagia. Pun ketika kebahagiaan itu diberikan oleh seseorang yang menyetir hidupmu. Tentunya, belum tentu kebahagiaan yang diberikan itu ialah bahagia versi yang kamu mau.
4. Lebih ikhlas dalam menjalani masalah

Dengan menjadi bos untuk diri kamu sendiri, tentu kamu menyadari bahwa datangnya masalah itu ya disebabkan oleh kamu sendiri. Pun ketika masalah itu berhasil diselesaikan, yang merasa lega, nyaman, dan aman itu ya kamu sendiri.
Oleh karena itu, dalam menghadapi masalah hidup kamu bisa lebih berlaoang dada untuk bertahan hingga menemukan solusinya. Berbeda halnya ketika masalah itu disebabkan oleh orang lain, tentu sebagai bos atas dirimu sendiri, ya kamu enggan untuk menghadapinya, apalagi menyelesaikan masalah terkait.
Pada akhirnya, praktik dalam menjadi bos untuk diri sendiri memang tidak semudah itu. Yang mana ada dimensi-dimensi kehidupan lainnya yang mencampuri dan akhirnya kamu tak bisa menjadi pemegang utama kehidupanmu sendiri. Hanya saja, dengan menyadari bahwa kamu berhak menjadi bos atas kehidupanmu sendiri, maka kamu jadi paham sebrapa jauh kamu bisa mengendalikan kehidupanmu, ya.