ilustrasi seseorang yang berkegantungan terhadap media sosial (pexels.com/mikoto.raw Photographer)
Media sosial membuat orang lebih mudah membagikan perasaan dan pemikiran mereka kepada khalayak luas, termasuk saat mereka sedang marah atau kecewa terhadap seseorang. Tidak jarang, seseorang mengunggah status atau tweet yang menyindir teman mereka tanpa menyebut nama, tetapi cukup jelas untuk dipahami oleh orang-orang di sekitar mereka.
Hal ini bisa memperburuk situasi, karena konflik yang seharusnya bisa diselesaikan secara pribadi malah menjadi konsumsi publik. Orang lain mungkin ikut berkomentar atau menyebarkan informasi yang belum tentu benar, sehingga memperumit permasalahan dan membuat hubungan semakin sulit diperbaiki.
Selain itu, ada juga risiko bocornya percakapan pribadi atau rahasia yang sebelumnya hanya diketahui oleh teman dekat. Jika salah satu pihak tidak bisa menjaga privasi dan memutuskan untuk membagikan sesuatu yang seharusnya tetap pribadi, maka rasa percaya dalam pertemanan bisa langsung hancur.
Pertemanan bisa hancur karena media sosial dan hal ini jangan sampai terjadi padamu. Agar pertemanan tetap sehat dan kuat, penting untuk tetap menjaga komunikasi yang baik, tidak membandingkan diri dengan orang lain, meluangkan waktu untuk berinteraksi secara langsung, serta menghindari konflik terbuka di media sosial. Dengan cara ini, kita bisa tetap menikmati manfaat media sosial tanpa harus mengorbankan hubungan berharga dalam hidup kita.