Lanjutkan Hidup! 4 Cara Belajar Memaafkan atas Kesalahan di Masa Lalu

- Akui kesalahan tanpa menyangkalnya.
- Ubah perspektif dan fokus pada pembelajaran.
- Berikan diri sendiri waktu dan belas kasih.
Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan di masa lalu, entah itu yang kecil atau yang besar, sehingga hal ini bisa saja membekas atau bahkan memicu rasa bersalah yang berkepanjangan. Perasaan bersalah ternyata rentan menjadi beban emosional tersendiri yang dapat menghambat pertumbuhan pribadi apabila tidak segera disembuhkan.
Belajar memaafkan diri sendiri bukanlah proses yang mudah, melainkan perjalanan batin yang memerlukan penerimaan, kesadaran, hingga keberanian. Pahamilah beberapa cara berikut ini untuk belajar memaafkan diri atas segala kesalahan di masa lalu agar bisa melanjutkan hidup dengan hati yang lebih tenang.
1. Akui kesalahan tanpa menyangkalnya

Langkah awal untuk bisa belajar memaafkan diri adalah dengan mengakui bahwa kesalahan tersebut memang terjadi, sehingga tidak sampai terkesan menyangkal atau justru menyalahkan orang lain atas hal tersebut. Setidaknya dengan menerima kenyataan yang ada, maka kamu akan membuka ruang untuk melakukan refleksi dan juga pertumbuhan yang lebih sehat secara emosional.
Menghindari atau menyangkal kesalahan justru hanya akan memperpanjang rasa bersalah yang tersembunyi, sehingga dapat merusak diri dari dalam. Sebaliknya dengan berusaha bersikap jujur terhadap diri sendiri, maka akan menunjukkan bahwa kamu sudah cukup dewasa untuk bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi di masa lalu.
2. Ubah perspektif dan fokus pada pembelajaran

Daripada terus-menerus menyesali apa yang terjadi, tentu sebaiknya kamu dapat mengubah cara pandang terhadap kesalahan tersebut sebagai bagian penting dalam proses pembelajaran. Bagaimana pun juga setiap pengalaman, seburuk apa pun itu tentu akan selalu mengandung adanya pelajaran berharga.
Setidaknya dengan berusaha melihat kesalahan tersebut sebagai batu loncatan, maka kamu bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi, serta tidak perlu memiliki rasa malu atau kecewa secara berlebihan. Fokuslah pada pertumbuhan diri agar dapat membangun kembali rasa percaya diri tersebut di masa depan.
3. Berikan diri sendiri waktu dan belas kasih

Memanfaatkan diri bukanlah proses yang dapat lakukan dalam semalam, sebab emosi tersebut memang memerlukan waktu untuk bisa pulih dan pada akhirnya benar-benar sembuh. Tidak heran apabila kamu dapat memberikan ruang bagi diri sendiri untuk tetap boleh merasa sedih, marah, atau kecewa, namun tidak sampai tenggelam terlalu dalam dengan perasaan tersebut.
Tunjukkan belas kasih terhadap diri sendiri sebagaimana kamu akan melakukan hal tersebut pada orang lain yang disayangi. Setidaknya dengan berusaha bersikap lembut, maka kamu dapat membangun hubungan batin yang lebih sehat dan tidak terus-menerus menghakimi diri sendiri atas kesalahan yang terjadi.
4. Tuliskan perasaanmu dan maafkan secara aktif

Menulis isi hati dalam bentuk jurnal atau surat tanpa harus dikirim sebetulnya bisa menjadi cara yang cukup ampuh untuk melepaskan beban emosional yang terasa menumpuk. Proses menulis ini dapat memungkinkanmu untuk mengungkapkan segala rasa bersalah secara perlahan, sehingga dapat mengurai kekusutan batin yang mungkin dialami.
Setelah menulis semua yang kamu rasakan, maka bisa mencoba untuk menuliskan kembali kalimat afirmatif untuk memaafkan diri sendiri. Tindakan ini bukan hanya sekadar simbolis, namun juga menjadi bentuk komitmen aktif agar tidak terus menyakiti diri sendiri dengan penyesalan yang terus berkepanjangan.
Belajar memaafkan diri atas kesalahan di masa lalu memang bukanlah hal yang mudah, namun sangat mungkin dilakukan apabila mau untuk berusaha. Setiap langkah kecil menuju penerimaan tentunya dapat membantumu untuk mencintai diri sendiri secara lebih utuh. Ingatlah bahwa kamu tetap harus tumbuh menjadi pribadi yang berkembang dan tidak terus-menerus terjebak dengan masa lalu!