4 Hal yang Membuat Sosok Problematik Gemar Memperbesar Masalah

Permasalahan harus dipecahkan dengan cepat dan tepat. Jika tidak, maka akan mempengaruhi aspek-aspek penting dalam hidup. Bahkan menjadi pemicu utama terjadinya kegagalan dan kekacauan.

Tapi sikap berbeda justru ditunjukkan oleh tipe orang yang memiliki sifat problematik. Alih-alih menyelesaikan masalah dengan segera, mereka justru memperbesar dan menyeret banyak pihak yang tidak seharusnya terlibat.

Sikap demikian ini dipicu oleh kurangnya keterampilan pemecahan masalah. Mereka tidak memiliki kemampuan analisis yang baik. Sosok problematik tidak mampu menyusun strategi secara efektif dan efisien untuk menangani masalah. Mereka bertindak atas dasar penilaian subjektif dan keputusan nekat. 

Di era sekarang ini, banyak orang tergila-gila dengan popularitas, baik di dunia maya maupun kehidupan nyata. Mereka merasa bangga saat dirinya dikenal banyak orang.

Jika popularitas itu diraih dengan cara-cara yang baik tentu menjadi nilai positif tersendiri. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Seseorang rela meraih popularitas dengan segala cara. Termasuk membuat sensasi yang memicu penilain negatif dari lingkungan sosial.

Hal tersebut menjadi alasan orang-orang dengan karakter problematik gemar memperbesar masalah. Ia merasa sensasi adalah cara paling efektif untuk meningkatkan popularitas. Setelah kekacauan terjadi, terdapat perasaan bangga karena dirinya dikenal publik. Ia sadar eksistensinya sudah mulai dilirik lingkungan sekitar.

Manusia berintegritas selalu memegang dan melaksanakan tanggung jawab yang menjadi bagiannya, baik tanggung jawab kepada dunia kerja, diri sendiri, maupun tanggung jawab terhadap lingkungan sosial.

Tapi apakah semua orang sadar akan tanggung jawab yang diemban? Ternyata tidak. Masih banyak tipe orang yang memilih kabur tanpa menyelesaikan tanggung jawab.

Fakta di atas turut menjadi penjelasan mengapa sosok problematik gemar memperbesar masalah. Mereka menggunakan kekacauan sebagai strategi defensif untuk menghindari tanggung jawab dan konskuensi.

Dengan membuat masalah terlihat lebih besar, sosok problematik berharap bisa mengalihkan lingkungan sosial. Ia tidak lagi terbebani dengan sederet tanggung jawab yang harus segera dituntaskan.

Siapa yang tidak jengkel menghadapi tipe orang problematik? Seolah tidak ada ketenangan di lingkungan sekitar. Di mana ada sosok manusia problematik, di situ ada permasalahan terjadi. Tapi ada satu hal yang mengherankan dari sosok manusia problematik, mereka tidak pernah bosan memancing permasalahan. 

Sikap memperbesar masalah dipicu oleh ketidakmampuan berpikir logis dan realistis. Kecemasan serta prasangka buruk dijadikan sebagai landasan utama dalam menyikapi persoalan. Mereka melihat segala sesuatu berdasarkan pola pikir negatif, bahkan dalam mengambil langkah cenderung gegabah tanpa pikir panjang.

Kehadiran sosok manusia problematik tidak membuat permasalahan selesai. Sebaliknya, mereka justru memperbesar permasalahan sehingga bertambah rumit. Banyak faktor penyebab di balik sosok problematik yang gemar memperbesar masalah.

Setelah memahami empat hal di atas, tentu menjadi pertimbangan bagi kita agar lebih waspada menghadapi orang dengan karakter problematik.