4 MBTI Paling Rentan Self-Judgment, Terlalu Kritis pada Diri Sendiri

- INTJ - Si perencana yang terlalu kritis pada diri sendiri.
- INFJ - Si penyembuh yang terlalu terfokus pada kekurangan diri.
- ISFJ - Si pelindung yang selalu merasa belum cukup.
Pernahkah kamu merasa seolah tidak ada yang cukup baik dengan dirimu, tak peduli seberapa keras kamu berusaha? Ada saat-saat ketika perasaan ini datang begitu kuat, dan kita merasa terperangkap dalam standar yang kita ciptakan sendiri. Jika kamu sering mengalami ini, bisa jadi tipe MBTI-mu lebih rentan terhadap self-judgment, bahkan lebih kritis pada diri sendiri daripada yang kamu sadari. Bagaimana ini bisa terjadi? Ternyata, beberapa tipe MBTI memang cenderung lebih keras pada diri mereka sendiri, seringkali merasa belum cukup atau merasa tidak memenuhi harapan.
Setiap individu memang unik, namun pola dasar kepribadian menurut MBTI bisa memberi kita petunjuk yang lebih jelas tentang bagaimana kita berinteraksi dengan diri sendiri. Beberapa tipe lebih cenderung untuk menganalisis, mengevaluasi, dan bahkan mengkritik diri mereka lebih keras daripada yang lain. Ini bukan hanya soal perfeksionisme—tetapi bagaimana cara kita menilai keputusan, tindakan, dan bahkan kekurangan yang kita rasakan. Jika kamu merasa terlalu sering berjuang dengan suara kritis dalam diri, mungkin salah satu dari empat tipe ini adalah milikmu. Mari kita simak lebih dalam.
1. INTJ - Si perencana yang terlalu kritis pada diri sendiri

INTJ dikenal sebagai tipe yang visioner dan terorganisir. Mereka punya standar tinggi dan selalu berusaha meraih kesempurnaan, baik dalam pekerjaan maupun kehidupan pribadi. Tipe ini sering kali terjebak dalam analisis berlebihan tentang apa yang mereka lakukan atau capai, merasa bahwa hasil yang lebih baik selalu dapat dicapai jika mereka lebih berusaha. Ini sering kali berujung pada rasa tidak pernah cukup baik. Dalam hal self-judgment, INTJ sering kali terlalu mengkritik keputusan dan kemampuan mereka sendiri, bahkan jika mereka telah mencapai hasil yang luar biasa.
Kritik internal ini muncul karena INTJ ingin selalu mengontrol dan memperbaiki segalanya. Namun, seringkali ini mengarah pada perasaan frustrasi dan kelelahan mental, karena mereka terlalu keras pada diri mereka sendiri. Memahami bahwa tidak ada yang sempurna—bahkan dalam proses perbaikan diri—dapat membantu INTJ untuk lebih menerima ketidaksempurnaan dan mengurangi tekanan yang mereka rasakan. Dengan berlatih untuk memberi penghargaan pada setiap langkah kecil yang berhasil mereka capai, mereka bisa mengurangi self-judgment yang terlalu berat.
2. INFJ - Si penyembuh yang terlalu terfokus pada kekurangan diri

INFJ adalah tipe yang sangat reflektif dan idealis. Mereka sering merasa bertanggung jawab untuk memperbaiki dunia dan memperjuangkan nilai-nilai yang mereka yakini, tetapi sering kali cenderung mengabaikan perasaan mereka sendiri. Dalam hal self-judgment, INFJ bisa sangat keras pada diri mereka sendiri, merasa tidak cukup baik jika mereka merasa gagal memenuhi ekspektasi tinggi yang mereka tetapkan—baik untuk diri mereka sendiri maupun orang lain.
Karena INFJ sangat memerhatikan orang lain dan berusaha memenuhi kebutuhan mereka, mereka seringkali merasa tidak cukup berharga jika mereka tidak bisa memberikan segalanya. Self-criticism pada tipe ini sering datang dalam bentuk perasaan bahwa mereka tidak cukup memberi atau mendukung orang-orang di sekitar mereka. Penting bagi INFJ untuk belajar memberi ruang bagi diri mereka sendiri dan menerima bahwa mereka tak perlu sempurna untuk memberikan kontribusi yang besar pada dunia.
3. ISFJ - Si pelindung yang selalu merasa belum cukup

ISFJ adalah tipe yang sangat peduli dan perhatian terhadap orang lain, sering berfokus pada menjaga hubungan yang harmonis dan memenuhi kebutuhan orang sekitar. Mereka punya standar moral dan etika yang tinggi, dan ini sering membuat mereka terjebak dalam perasaan tidak pernah cukup atau belum melakukan cukup baik. ISFJ cenderung menilai diri mereka sendiri berdasarkan apa yang telah mereka lakukan untuk orang lain, dan jika merasa tidak memenuhi ekspektasi tersebut, mereka bisa sangat keras pada diri mereka sendiri.
Pola pikir ini membuat ISFJ rentan terhadap self-judgment, karena mereka sering mengabaikan diri mereka demi orang lain. Untuk ISFJ, belajar untuk memberi perhatian lebih pada kebutuhan pribadi mereka dan memberi penghargaan pada upaya mereka, bukan hanya hasil akhir, dapat membantu mengurangi beban perasaan tidak cukup baik. Memahami bahwa mereka sudah cukup dan berharga tanpa harus selalu memberikan segalanya untuk orang lain adalah langkah penting dalam mengurangi kritik internal yang destruktif.
4. INFP - Si idealistis yang sering terjebak dalam ekspektasi yang tidak realistis

INFP adalah tipe yang penuh empati dan idealisme, mereka memiliki visi besar tentang bagaimana dunia ini seharusnya, dan mereka sering kali merasa terputus antara kenyataan dan impian mereka. Dalam pencarian untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai dan cita-cita mereka, INFP sering kali merasa tidak cukup baik ketika mereka gagal memenuhi standar tinggi yang mereka buat sendiri. Self-judgment pada tipe ini sering datang dari perasaan bahwa mereka tidak cukup autentik atau gagal mencapai potensi penuh mereka.
Kritik internal INFP lebih sering berbentuk perasaan bahwa mereka tidak memenuhi harapan diri mereka sendiri. Mereka bisa sangat keras pada diri mereka sendiri ketika tidak bisa mencapai cita-cita besar yang mereka impikan. Untuk INFP, penting untuk menghargai perjalanan, bukan hanya tujuan akhir. Mengakui bahwa mereka sudah berusaha keras dan memperlakukan diri mereka dengan lebih lembut dapat membantu mereka mengurangi self-judgment yang sering kali tidak adil dan berlebihan.
Tidak ada yang salah dengan memiliki standar tinggi atau ingin selalu berkembang. Namun, penting untuk diingat bahwa kita semua punya kekurangan, dan itu tidak mengurangi nilai kita. Jika kamu merasa terlalu keras pada diri sendiri, cobalah untuk berhenti sejenak dan refleksikan apa yang sudah kamu capai, bukan hanya apa yang belum kamu raih.
Menghargai perjalanan dan memberi ruang bagi diri sendiri untuk tumbuh dengan cara yang lebih sehat adalah langkah pertama untuk melepaskan beban kritik yang berlebihan. Dengan kesadaran diri, kita bisa mulai menerima ketidaksempurnaan—baik dalam diri kita maupun orang lain—dan merayakan setiap kemajuan yang kita capai, sekecil apapun itu.



















