Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Akibat Bekerja Tidak Tuntas, Boros Waktu dan Tunjukkan Karakter Asli

ilustrasi bekerja (pexels.com/Fish Steak Fries)

Bekerja tidak tuntas bisa disebabkan oleh dua hal. Pertama, kesukaan menunda-nunda pengerjaan sebuah tugas karena merasa masih punya banyak waktu. Pikirmu, sekarang kamu dapat menggarap sebagiannya saja dan sebagian lagi di waktu yang akan datang. Padahal, tugas itu sebetulnya juga dapat dibereskan sekalian.

Penyebab kedua, kamu terbiasa mengerjakan beberapa tugas sekaligus sehingga berpindah-pindah pekerjaan. Dari tiga tugas atau lebih yang ditangani bersamaan, barangkali hanya satu yang dapat diselesaikan dengan sempura. Bisa juga malah ketiganya cuma setengah-setengah yang sama dengan terbengkalai seluruhnya.

Pengerjaan yang cuma separuh jalan sangat buruk untuk kehidupan profesionalitasmu. Padahal, fokus pada satu tugas dalam suatu waktu hingga kelar, justru bisa membuat cara kerjamu lebih efektif dan efisien. Sebisa mungkin selesaikan satu demi satu tugas sampai tuntas, supaya tak mengakibatkan lima hal negatif seperti di bawah ini. 

1. Belum menunjukkan sikap yang bertanggung jawab

ilustrasi suasana kerja (pexels.com/Matheus Bertelli)

Hanya karena kamu telah mengerjakan sebagian dari tugas tersebut bukan artinya dirimu cukup bertanggung jawab. Karakter bertanggung jawab tidak bisa setengah-setengah. Kamu mengerjakan tugas separuh dari yang seharusnya atau sama sekali tidak sama saja berujung ketidakberesan.

Ini artinya, dirimu melalaikan tanggung jawabmu atas tugas itu. Orang yang bertanggung jawab bakal bekerja hingga tuntas karena setiap hal yang belum beres malah akan membebaninya. Kalau saat kamu ditanya perihal tanggung jawabmu berdalih telah mengerjakan sebagian, ini justru bikin orang lain kesal.

Hasil kerja yang berguna dan dapat ditindaklanjuti hanyalah yang selesai dengan baik. Setengah beres bukanlah hasil kerja yang layak diberikan pada atasan atau klien. Tunjukkan tanggung jawabmu dengan menuntaskan setiap tugas yang diberikan. 

2. Merepotkan orang lain

ilustrasi suasana kerja (pexels.com/RDNE Stock project)

Bersama dengan tugasmu yang tidak tuntas, ada kemungkinan orang lain yang bakal repot karenanya. Mau tak mau pekerjaan itu mesti dibereskan juga. Apabila kamu gak bisa diandalkan, ini artinya orang lain mesti turun tangan.

Sekalipun dirimu dapat dikenai sanksi atas cara kerja yang tidak profesional, tetap saja orang lain menjadi menanggung kelelahan akibat ulahmu. Mereka bekerja ganda yaitu menyelesaikan tugas-tugas pribadi plus menangani bagianmu. Sebagai karyawan yang sama-sama memperoleh gaji, seharusnya kamu merasa sangat tidak enak.

Bila pekerjaanmu senantiasa tuntas, dirimu tak bakal dianggap sebagai beban oleh teman-teman. Artinya, hubunganmu dengan semua orang di tempat kerja juga akan lebih baik. Lebih dari soal mereka punya kemampuan atau tidak untuk menuntaskan pekerjaanmu, sikapmu yang abai bikin mereka merasa dimanfaatkan saja olehmu.

Tentu mereka juga sebenarnya tidak mau mengeluarkan energi lebih untuk itu. Namun, kalau atasan yang akhirnya menugaskan mereka buat mengambil alih tugasmu, apa boleh buat? Mereka bersedia melakukannya, tetapi pasti mendesak atasan untuk memberikan sanksi keras terhadapmu atau sekalian saja memecatmu.

3. Saat akan melanjutkannya, ada pekerjaan lain

ilustrasi bekerja (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Sekalipun untuk beberapa waktu ke depan tampaknya jadwalmu longgar, sebaiknya jangan berleha-leha. Apalagi mengulur-ulur penyelesaian sebuah tugas yang sebenarnya bisa dituntaskan dalam waktu singkat. Tidak ada yang tahu kalau-kalau besok ternyata dirimu memperoleh tugas baru.

Sama-sama ingin menikmati waktu dengan santai, lebih baik kamu mengerjakan tugas dengan segera. Bila setelah tugas beres belum ada pekerjaan lain, dirimu leluasa beristirahat. Kapan pun ada penugasan yang lain, kamu sudah siap dan dapat memfokuskan diri.

Sibuk di awal dan santai di belakang tetap lebih baik daripada sebaliknya apalagi panik di akhir gara-gara tugas menumpuk. Menuntaskan tugas sama dengan mencegah beban pikiran. Jika kamu menyisakan sebagian pengerjaannya untuk lain waktu, sesungguhnya pikiranmu tidak bisa lepas sepenuhnya dari tugas tersebut.

4. Gak mood lagi

ilustrasi menggunakan smartphone (pexels.com/Karolina Grabowska)

Bekerja bukan hanya soal skill, tetapi juga dipengaruhi oleh suasana hati. Sekalipun kamu sebenarnya memiliki kemampuan untuk membereskan sebuah tugas, jika suasana hati telanjur buruk pasti rasanya menjadi berat sekali. Terlebih bila pekerjaan itu membutuhkan sentuhan kreativitas.

Perubahan mood setelah beberapa waktu bisa bikin kamu seperti gak mampu mengerjakan tugas yang awalnya mudah. Kemampuanmu tentu gak hilang begitu saja. Cuma suasana hati yang sudah tidak mendukung buatmu kembali mengerjakannya. 

Akibatnya, penyelesaian tugas tersendat-sendat. Pekerjaanmu diawali dengan baik, tetapi diakhiri secara buruk dengan hasil pengerjaan yang sekadarnya saja. Maka penting untukmu tidak hanya mengandalkan skill yang dimiliki, tetapi juga menjaga suasana hati yang mendukung untuk bekerja. Segera tuntaskan tugasmu sebelum mood berubah.

5. Menghambat pendapatan

ilustrasi menyebarkan uang (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Mengenai pendapatan yang diperoleh memang bukan semata-mata ditentukan oleh kecepatanmu dalam menuntaskan tugas-tugas. Namun, juga ketepatan dalam pengerjaannya. Kian baik kualitas kerjamu, tentu kian tinggi pula pendapatanmu meski gak bisa terlalu cepat dari segi waktu.

Namun, untuk jenis pekerjaan dengan bayaran per akhir proyek pasti bakal sangat terasa dampaknya. Bekerja tuntas dengan bekerja setengah-setengah berpengaruh sekali pada pemasukanmu. Terselesaikannya satu pekerjaan dengan baik berarti kamu dapat segera mengambil bayaranmu dan proyek berikutnya. 

Apabila rangkaian kerja itu berjalan dengan lancar dan nyaris tanpa terputus, pemasukanmu menjadi lebih besar. Sementara itu, dalam setiap tugas yang tidak tuntas terdapat potensi pendapatan yang hilang. Bukannya serakah, tetapi mengambil sebanyak mungkin peluang cuan tentu lebih baik agar seluruh rasa lelah dalam sebulan terbayar impas.

Tuntas dalam bekerja perlu dibentuk dengan pembiasaan. Kamu mesti menyadari bahwa tugas yang tidak tuntas sama dengan waktu dan tenaga yang terbuang sia-sia. Bila suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan segera, tak usah menyisakan sebagiannya untuk besok-besok.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us