Tanpa disadari, banyak orang menjadikan kesibukan sebagai tameng untuk bersembunyi dari perasaannya sendiri. Entah perasaan sedih, patah hati, kecewa, atau duka—tiap dihantui perasaan sulit, alih-alih menghadapinya dengan berani, kamu malah bersembunyi di balik pekerjaan dan kesibukan.
Padahal, ini bisa jadi cara yang toksik dalam mengelola perasaan sendiri. Bukannya belajar untuk menghadapi dan menyelesaikan, kamu malah dengan sengaja menghindar. Bukannya sembuh, kamu justru “mematikan” perasaanmu. Berikut akibat yang akan kamu tanggung bila terus lari dari perasaan.
