5 Alasan Fresh Graduate Sering Kesulitan Mengatur Kestabilan Finansial

Fresh graduate adalah istilah yang ditujukan bagi seseorang yang baru saja menyelesaikan pendidikan formal. Contohnya untuk kamu yang baru saja lulus dari bangku kuliah. Menjadi seorang fresh graduate, kamu akan sadar dengan berbagai tantangan yang sudah menanti.
Salah satu yang cukup dirasakan adalah kesulitan mengatur kestabilan finansial. Meskipun sudah bekerja, namun pendapatan sering berlalu dengan cepat. Kondisi ini tentu menjadi perhatian tersendiri. Mengapa fresh graduate sering kesulitan mengatur kestabilan finansial? Apakah disebabkan lima hal berikut?
1. Gaya hidup konsumtif yang dijadikan prinsip utama

Fresh graduate merupakan sebutan bagi mereka yang baru saja menyelesaikan pendidikan formal. Tentu ada harapan yang ingin dicapai setelah masa pendidikan usai. Salah satunya memperoleh pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tapi jika diperhatikan, mengatur kestabilan finansial bagi fresh graduate menjadi suatu tantangan.
Kondisi ini dilatarbelakangi oleh suatu sebab. Salah satunya gaya hidup konsumtif yang dijadikan sebagai prinsip utama. Di usia muda, seringnya kesulitan dalam mengontrol kebiasaan belanja impulsif. Apalagi didasari alasan untuk menghargai kerja keras yang sudah dilakukan.
2. Masih mengejar tren dan validasi sosial

Hidup di lingkungan masyarakat, kita akan selalu berdampingan dengan tren dan validasi sosial. Dua hal ini terkadang menjadi penentu seseorang diterima dalam lingkup pergaulan. Ketika tidak mengikuti tren dan validasi, terkadang menuai tanggapan negatif.
Kondisi demikian juga menjadi sebab mengapa fresh graduate sering kesulitan dalam mengatur kestabilan finansial. Mereka menjadikan tren dan validasi sosial sebagai tujuan utama. Tidak peduli berapapun uang yang sudah dihabiskan, asal dapat mengikuti gengsi dan diterima circle pertemanan.
3. Pendapatan awal yang cenderung terbatas

Sebagai seorang fresh graduate, apakah kamu pernah bermimpi memiliki pendapatan yang cukup? Baik cukup untuk memenuhi kebutuhan, memanjakan diri dengan membeli barang-barang yang diinginkan, bahkan cukup untuk tabungan dan dana darurat. Tapi kondisi ini seringkali berbanding terbalik dengan realita.
Jangan heran ketika seorang fresh graduate sering kesulitan mengatur kestabilan finansial. Karena mereka dihadapkan dengan pendapatan awal yang cenderung terbatas. Saat awal bekerja, biasanya pendapatan yang diperoleh tidak terlalu besar. Bahkan mereka menerima pendapatan lebih rendah dari yang sudah diekspektasikan.
4. Tidak memiliki perencanaan jangka panjang yang matang

Perencanaan jangka panjang yang matang memang menjadi bagian penting jika kita ingin kehidupan yang lebih terarah. Bahkan ini juga turut menentukan kestabilan finansial seseorang. Tentunya berbanding terbalik dengan ketika seseorang memiliki perencanaan jangka panjang yang kurang matang.
Situasi ini yang menjadi sebab seorang fresh graduate sering kesulitan mengatur kestabilan finansial. Mereka tidak memiliki perencanaan jangka panjang yang mumpuni. Fokus utama adalah menikmati apa yang dimiliki dengan menghabiskan seluruh pendapatan demi kepuasan sesaat.
5. Kesulitan beradaptasi dengan kehidupan dewasa muda

Bagaimana rasanya menjalani lika-liku kehidupan sebagai seorang dewasa muda? Ada banyak tantangan yang menguras mental dan pikiran, bukan? Bahkan sebagai seorang fresh graduate, kamu sering merasa kesulitan mengatur kestabilan finansial.
Bagaimana mungkin kondisi ini bisa terjadi? Tentu ini tidak terlepas dari kesulitan beradaptasi dengan kehidupan dewasa muda. Ketika memiliki pendapatan, terdapat dorongan untuk memuaskan apa yang tidak bisa dipenuhi sebelumnya. Bahkan tidak mampu membedakan antara kebutuhan dengan keinginan.
Membahas permasalahan kestabilan finansial memang tidak ada habisnya. Bahkan ini juga menjadi permasalahan yang dihadapi oleh seorang fresh graduate. Kondisi demikian tidak terlepas dari sebab-sebab yang menyertai. Sebagai seorang fresh graduate, apakah kondisi di atas juga relate dengan apa yang kamu alami?