5 Alasan Gosip ala Emak-emak di Desa Cepat Menyebar, Lambe Turah Kalah

Hidup di desa memang sangat nyaman. Suasana, ramah tamah, saling bergotong royong merupakan sebagian ciri dari masyarakat desa. Selain itu keakraban tercermin juga dari komunikasi yang intens hingga saling bergosip antara emak-emaknya. Dilansir The Psychology Today, secara umum gosip adalah membahas informasi yang didapat baik tentang seseorang yang dianggap buruk dan remeh tapi bisa berdampak luas.
Pada saat bergosip ada yang menikmat dan menambahkan yang belum tentu kebenarannya, ada juga yang takut karena tau bergosip itu dosa, selain itu ada yang pura-pura gak tau tapi diam-diam mendengarkan.
Biasanya orang yang menjadi korban dari gosip tersebut dari berbagai kalangan. Bisa dari lingkungan, kelompok yang dibenci, atau orang terkenal. Tidak jarang juga orang yang berada pada inner circle. Serunya lagi gosip ala emak-emak desa ini mudah banget menyebar walau dilakukan dari mulut ke mulut.
Apakah yang menyebabkan gosip ala emak-emak di desa dapat cepat menyebar, bahkan lambe turah aja kalah cepat? Berikut lima alasannya.
1.Rumah di desa rata-rata tidak berpagar
Tidak asing lagi jika rumah di desa tidak berpagar karena halaman rumah di desa rata-rata luas. Selain itu agar dapat dengan mudah saling berhubungan dengan orang sekitar dan bersosialisasi. Dilansir Psikolog, saling berhubungan dan bersosialisasi membuat suatu ikatan jadi lebih kuat. Demikian juga yang terjadi pada masyarakat pedesaan.
Dengan banyak rumah yang tidak berpagar para tetangga seakan dipersilahkan untuk mampir dengan tujuan apa saja termasuk untuk ngobrol yang penting atau sekedar ngalor-ngidul topik pembicaraannya. Nah, dari situ awal mulai gosip ala emak-emak desa menyebar dengan cepat.
2.Adanya budaya gotong royong atau rewang

Apakah kamu pernah gotong royong saat tetangga akan mengadakan hajatan? Jika di pulau Jawa budaya ini disebut rewang. Rewang biasa dilakukan saat tetangga mengadakan sunatan, pernikahan, hingga kematian.
Orang yang punya hajat biasanya mengundang para tetangga sekitar untuk membantu masak atau persiapan lainnya. Dengan demikian para emak-emak dari penjuru desa akan berkumpul. Mereka saling ngobrol satu dengan lain, hingga muncul gosip yang membahas berita yang selama ini tidak diketahui mereka.
3.Emak-emak di desa punya banyak waktu untuk ngobrol

Para emak-emak di desa lebih banyak mempunyai waktu luang. Setelah mengerjakan pekerjaan rumah mereka akan mengasuh anak. Mengasuh anak di rumah ada rasa bosan akhirnya mereka main ke rumah tetangga sambil membawa anaknya. Sehingga mengasuh anak sambil ngobrol mulai dari masalah pribadi hingga masalah orang lain. Jadi gak heran jika gosip-gosip baru akan beredar setiap hari.
4.Mereka sangat solid sehingga selalu bersama saat bepergian

Rasa kebersamaan dan solid masih mewarnai kehidupan para emak-emak di desa. Contohnya saat ada tetangga yang mengalami kesulitan para emak-emak ini akan bersama-sama menjenguk.
Nah, pada momen tersebut para emak-emak ini saling bertukar cerita. Hal ini tidak dapat dihindari karena mereka selalu bersama saat menjenguk orang sakit, rewang, wisata, hingga menghadiri pernikahan tetangga.
5.Suasana yang mendukung untuk bergosip

Suasana desa yang nyaman, udara sejuk membuat selalu ingin keluar menikmati suasana tersebut. Sambil menikmati pemandangan, penduduk desa tidak jarang membicarakan berbagai macam hal. Demikian juga dengan emak-emaknya. Setiap hari selalu berjumpa saat menikmati suasana alam akhirnya secara tidak sadar pembicaraan merambah ke ranah saling bergosip. Entah gosip tentang lingkungan atau seseorang yang dianggap buruk.
Gosip ala emak-emak desa ini tidak sekejam gosip di kota besar. Mereka tidak selalu membicarakan hal buruk saja. Ada kalanya gosip mereka berisi pujian, nasehat, atau solusi. Apakah kamu juga suka bergosip?