Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi sedih (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi sedih (pexels.com/Karolina Grabowska)

Berapa target menabungmu setiap bulannya? Mungkin kamu menetapkan 10 persen dari total penghasilan atau lebih untuk dimasukkan ke tabungan. Bisa pula dirimu langsung menentukan besaran uangnya, seperti sekian ratus ribu rupiah harus disisihkan begitu gajian.

Semangat menabungmu bagus agar pendapatan yang diperoleh dengan susah payah tak habis begitu saja. Apalagi ketika kamu telah memiliki tujuan jangka panjang seperti membeli rumah, rajin menabung memang harus dilakukan. Tetapi, bagaimana kalau bulan ini target menabungmu sama sekali tidak tercapai?

Kamu tak berhasil menyisihkan serupiah pun untuk ditabung. Seluruh penghasilanmu ludes. Meski rasanya pasti menyesakkan dada, sebaiknya kamu gak terlalu bersedih apalagi menyalahkan diri. Simak alasannya dan yakini bahwa bulan depan dirimu dapat kembali menyisihkan penghasilan.

1. Pendapatan pas-pasan bisa habis saat ada kebutuhan ekstra

ilustrasi dompet kosong (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Apakah pendapatanmu termasuk tinggi untuk ukuran lajang, biasa saja, atau secara jumlah sebenarnya cukup besar tetapi jadi terasa pas-pasan mengingat banyaknya tanggungan? Kalau penghasilanmu di atas upah rata-rata orang dan gak punya banyak tanggungan, tentu seharusnya menabung bukan perkara sulit. Bahkan ketika kamu dihadapkan pada kebutuhan ekstra di bulan ini, dirimu masih dapat menabung.

Paling cuma besarannya yang tak sama dari bulan-bulan sebelumnya. Akan tetapi, pendapatan yang terbatas baik secara jumlah maupun disebabkan oleh banyaknya orang yang harus dihidupi tentu membuat kemampuan finansialmu berkurang. Kebutuhan-kebutuhan normal masih bisa dipenuhi dengan baik.

Namun begitu ada kebutuhan ekstra, bujet belanjamu sudah habis. Mau tak mau kamu jadi menggunakan pos saving. Ketika harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan saja, kondisimu rentan. Terlebih saat ada anggota keluarga yang sakit, mengalami kecelakaan, dan sebagainya.

2. Dana darurat masih utuh juga sudah bagus

ilustrasi sedih krisis keuangan (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Apakah kamu telah memiliki dana darurat? Kalaupun dana darurat belum mencapai minimal 3 bulan pengeluaran rutin, setidaknya sedang terus diusahakan biar sampai sebesar itu. Apabila bulan ini kamu gagal menabung karena adanya kebutuhan ekstra tetapi dana darurat masih utuh, situasimu tergolong bagus.

Ibarat orang berjalan, kamu cuma terhenti sementara. Bukan harus melangkah mundur dengan mengorek dana darurat dan ke depan mesti mengumpulkannya lagi dengan susah payah. Masih punya dana darurat seharusnya membuatmu tenang.

Walaupun rasa tenang ini gak boleh melenakanmu, kamu tak perlu terlalu cemas tentang bulan-bulan selanjutnya. Selain dana darurat masih aman, tabungan biasa yang selama ini dikumpulkan juga utuh. Bulan ini dirimu cuma tidak dapat menambahi tabungan tersebut sehingga agak kecewa ketika melihat saldo. 

3. Gagal nabung, tapi bebas utang pun bentuk prestasi

ilustrasi pinjam uang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Tak mudah lho, buat orang dewasa yang dituntut sepenuhnya mandiri dapat bebas dari utang. Bahkan beberapa orang selalu menjadikan utang sebagai solusi pertama dari setiap problem keuangan yang dihadapi. Baik kebutuhannya mendesak atau tidak, pinjam uang ke orang lain seketika dijadikan jalan keluar.

Namun, kamu masih sanggup bertahan hanya dengan mengandalkan penghasilan yang ada. Meski akibatnya bulan ini dirimu terpaksa tidak menabung, kamu telah berhasil mempertahankan kemandirianmu dalam hal keuangan. Keteguhanmu buat tak cepat-cepat berutang merupakan bagian dari cara menjaga kehormatan diri.

Sekaligus mencegah orang lain merasa direpotkan sebab dimintai pinjaman uang biasanya bikin mereka pusing dan serba salah. Jika mereka tak meminjami, nanti dibilang pelit dan dimusuhi. Bila meminjamkan sejumlah uang, mereka juga sebenarnya sedang ada keperluan dengan uang tersebut dan belum tentu orang yang berutang bakal mengembalikannya.

4. Yang penting gak jadi kebiasaan

ilustrasi menghitung uang (pexels.com/Yan Krukau)

Sudah berapa kali kamu gagal menabung dalam beberapa bulan terakhir? Bila dari 12 bulan dalam setahun, dirimu tidak bisa menabung selama 2 atau 3 bulan serta tak sampai membuatmu mengorek tabungan atau dana darurat, ini masih bisa dimaklumi. Sebaliknya kalau kamu gagal menabung lebih dari 6 bulan dalam setahun, penghasilan sampai minus, tak punya tabungan sama sekali, dan utang ke sana kemari; kondisi keuanganmu amat parah.

Apabila bulan ini kamu gagal menabung, segera periksa penyebabnya serta prediksi kebutuhan bulan depan. Jika bulan depan ada kemungkinan kebutuhan ekstra lagi, cari cara biar kamu tetap dapat memenuhinya sambil menabung meski jauh lebih sedikit dari biasanya. Jangan sampai kegagalan menabung yang semula murni disebabkan oleh kebutuhan ekstra lama-lama bercampur dengan berbagai keinginan.

Kamu kesulitan mengerem pengeluaran sehingga terus-menerus menghabiskan gaji sebulan. Nanti kebiasaan ini dapat makin parah sehingga pendapatan tak pernah cukup lagi saking banyaknya keinginan yang serasa kebutuhan. Bulan ini pos saving terpaksa kosong, bulan berikutnya kudu terisi lagi. Syukur-syukur kamu dapat memperbesarnya sebagai ganti jatah tabungan bulan lalu.

5. Besok masih bisa tingkatkan usaha dalam mencari dan mengelola uang

ilustrasi bekerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Terlalu memikirkan kegagalanmu menabung di bulan ini malah bisa bikin kamu loyo dalam bekerja. Padahal, adanya kebutuhan ekstra yang menyabotase pos tabungan mesti diantisipasi agar ke depannya tak terjadi lagi. Kebutuhan di luar kebiasaan pasti akan tetap ada.

Yang bisa dirimu lakukan ialah meningkatkan kemampuan finansialmu. Agar ketika situasi serupa terjadi, bujet belanjamu masih cukup longgar sehingga tak mengganggu uang bakal tabungan. Bila 2 sampai 3 bulan berturut-turut kamu gak bisa menyisihkan uang untuk ditabung, berarti penghasilanmu yang mesti dinaikkan.

Dirimu dapat mulai mencari pekerjaan sampingan atau bikin usaha di rumah buat tambahan pendapatan. Gak cukup hanya memperbesar penghasilan, kemampuan mengelolanya juga kudu ditingkatkan. Misalnya, dengan mengganti merek produk yang biasa dipakai dengan merek lain yang harganya lebih terjangkau. Pos belanjamu menjadi masih bersisa dan bisa dipakai saat ada kebutuhan di luar dugaan.

Semua orang tentu ingin rajin menabung. Akan tetapi, orang yang paling disiplin dalam hal keuangan saja tetap dapat sewaktu-waktu gagal menyisihkan penghasilan mereka. Daripada meratapi kegagalan menabung dalam satu bulan, lebih baik memikirkan strategi untuk keuangan yang lebih sehat di bulan-bulan mendatang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team