Kegiatan pembatik tulis di Desa Jeruk, Kecamatan Pancur, Kabupaten Rembang Jawa Tengah. Lingkungan dan keluarga sangat mempengaruhi minat dan upaya seseorang dalam mempelajari batik tulis. (dok. Institut Pluralisme Indonesia)
Budaya batik sesungguhnya bisa ditemukan di banyak negara, termasuk Cina, India, Jepang, Malaysia, Sri Lanka, dan Afrika Barat. Karena itu, batik pun merupakan budaya dunia.
Namun, dari sekian banyak budaya batik di dunia, yang sudah diakui sebagai warisan budaya tak benda dunia oleh UNESCO hanyalah batik Indonesia. Dalam inskripsi UNESCO, dijelaskan bahwa budaya batik itu harus memenuhi berbagai kriteria, termasuk tinjauan sejarah bahwa sudah sejak lama budaya batik melebur dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
“Pengakuan UNESCO merupakan kesempatan berharga untuk melestarikan dan mengembangkan budaya batik sebagai warisan nenek moyang Indonesia sesuai perkembangan zaman," ujar William.
Ia memandang, pengakuan UNESCO terhadap budaya batik Indonesia menjadikan batik Indonesia punya brand image yang kuat. Namun, brand image tersebut masih belum dioptimalkan. Terkait dengan budaya batik, berarti teknik membatiknya pun diakui oleh UNESCO, yaitu menggunakan alat canting dan cap untuk menorehkan cairan malam panas.
“Penegasan ‘cairan malam panas’ ini menjadi penting, karena belakangan beredar pula batik dengan teknologi printing yang memakai malam dingin, yang dapat disalahgunakan sehingga seakan-akan batik tulis,” tutur William.