Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Konsistensi dapat Menguatkan Mental di Tengah Keterpurukan

ilustrasi sosok tangguh (pexels.com/Andre Furtado)

Kita tidak dapat menebak kapan akan jatuh dalam keterpurukan. Bisa jadi ini berawal dari kegagalan yang tidak terprediksi sejak awal. Keterpurukan juga bisa terjadi saat kita kehilangan sesuatu yang dirasa berharga. Menghadapi keterpurukan, seseorang larut dalam perasaan putus asa.

Meskipun begitu, kita tetap bisa menguatkan mental di tengah situasi tersebut. Kuncinya terletak pada sikap konsisten yang terjaga dengan baik. Keteraturan menjadi poin utama yang harus dipatuhi. Berikut merupakan lima alasan mengapa konsistensi dapat menguatkan mental di tengah keterpurukan.

1. Konsistensi membangun kebiasaan positif

ilustrasi sosok tekun (pexels.com/George Pak)

Kehidupan memang tidak bisa ditebak dengan mudah. Beberapa hal mungkin terjadi secara mengejutkan. Contohnya saat kita harus dihadapkan dengan keterpurukan. Tapi memilih menyerah dan larut dalam kesedihan bukan keputusan yang baik.

Di sinilah peran konsistensi dalam menguatkan mental di tengah keterpurukan. Keteraturan akan membangun kebiasaan positif yang berkelanjutan. Tentu ini menjaga fokus dan konsentrasi sehingga seseorang terbiasa dengan keteraturan.

2. Turut membangun rasa percaya diri

ilustrasi sosok percaya diri (unsplash.com/Yogendra Singh)

Meskipun sudah mempersiapkan perencanaan dengan baik, adakalanya kita tetap mengalami kegagalan. Jika sudah seperti ini, tentu akan jatuh dalam titik keterpurukan. Namun demikian, kita tetap bisa memanfaatkan konsistensi untuk mengatasi situasi tersebut.

Terdapat alasan kuat mengapa konsistensi dapat menguatkan mental di tengah keterpurukan. Berawal dari keteraturan akan membangun rasa percaya diri. Seseorang memiliki keyakinan kuat bahwa ia pasti bisa mengupayakan yang terbaik. Sekaligus bangkit dari situasi yang tidak diharapkan.

3. Konsistensi mengalihkan pikiran dari prasangka buruk

ilustrasi orang optimis (pexels.com/Cristian Jako)

Setiap orang pastinya tidak pernah mengharapkan keterpurukan. Ini bisa menjatuhkan diri ke dalam titik terendah. Tapi saat keterpurukan hadir, kita juga harus siap menghadapi situasi tersebut. Termasuk menanamkan konsistensi dalam diri.

Mengapa konsistensi dapat menguatkan mental di tengah keterpurukan? Inilah yang mengalihkan pikiran dari prasangka buruk. Seseorang memiliki sikap keyakinan penuh. Ia optimis jika keterbukaan pasti akan berlalu selama mau berusaha.

4. Turut mengurangi ketidakpastian

ilustrasi merasa ragu (pexels.com/Yan Krukau)

Pernahkah kamu menghadapi keterpurukan? Contohnya saat menghadapi kegagalan atau rencana tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Tapi saat menghadapi keterpurukan kita tidak bisa mengharapkan keberuntungan sesaat. Apalagi menggantungkan bantuan kepada orang lain.

Justru dalam situasi seperti ini kita harus membangun konsistensi. Keteraturan turut mengurangi ketidakpastian. Dengan konsisten menjalankan rutinitas, kita menciptakan struktur dalam kehidupan yang dapat diandalkan, sehingga mengurangi kekhawatiran tentang hal-hal yang tidak terkontrol.

5. Turut mengurangi kekhawatiran tak terkontrol

ilustrasi merasa khawatir (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi merasa khawatir (pexels.com/MART PRODUCTION)

Menghadapi keterpurukan tidak bisa mengandalkan uluran tangan dari orang lain. Kita harus menempati diri dengan kemauan kuat dan keteraturan. Inilah yang dinamakan dengan konsistensi, dan sikap satu ini turut menguatkan mental di tengah keterpurukan.

Karena orang-orang yang memiliki sikap konsisten mampu mengontrol rasa takut dan kekhawatiran. Mereka belajar untuk mengatasi rintangan dengan lebih baik. Keteraturan menjaga mental tetap sehat sehingga tidak mudah terperosok pada sikap pesimis.

Menguatkan mental di tengah keterpurukan memang tidak mudah. Menghadapi situasi demikian ini, kita perlu menumbuhkan konsistensi. Seseorang yang terbiasa dengan keteraturan mampu mengendalikan diri di tengah ketidakpastian. Ia juga mampu mengontrol pikiran agar tidak mudah dikendalikan oleh prasangka buruk.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us