Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Logis untuk Mendahulukan Prestasi daripada Membuat Sensasi

ilustrasi momentum wisuda (pexels.com/Garrett Schappacer)
ilustrasi momentum wisuda (pexels.com/Garrett Schappacer)

Di era sekarang ini lebih banyak orang yang suka membuat sensasi berlebihan demi menarik perhatian. Tetapi jika ditanya tentang prestasi yang dimiliki, langsung kebingungan menjelaskan. Kehidupannya berjalan secara asal tanpa disertai tujuan yang jelas. Bahkan untuk cita-cita yang ingin diraih saja tidak tahu secara pasti.

Jika kamu mau berpikir logis, harusnya paham mengapa membangun prestasi lebih penting dari sekadar sensasi. Tidak perlu membuat ulah berlebihan demi menarik perhatian dari masyarakat sekitar. Bukannya mendapat respon positif, kamu justru terkenal dengan cara yang kurang baik.

Jika sekarang ini ada niatan untuk membuat sensasi demi menarik perhatian, pertimbangkan alasan logis berikut.

1. Dikenal dengan cara sensasi tidak akan bertahan lama

ilustrasi membuat sensasi (pexels.com/Martin Lopez)
ilustrasi membuat sensasi (pexels.com/Martin Lopez)

Kita kerap disuguhkan dengan beragam sensasi di media sosial. Tujuan dari membuat ulah tersebut hanya satu, yakni menarik perhatian masyarakat luas. Mereka ingin populer dan dikenal banyak orang. Padahal jika berpikir logis, membangun prestasi jauh lebih penting daripada membuat sensasi berlebihan.

Kamu harus memahami jika dikenal dengan cara sensasi tidak akan bertahan lama. Satu atau dua hari mungkin masyarakat masih mengingat ulah yang kamu buat. Tetapi seiring berjalannya waktu akan terlupakan.

Kalaupun ada yang masih teringat, itu hanya perbuatan buruk yang mempengaruhi citra positif dirimu ke depannya. Walaupun sudah berusaha memperbaiki diri, namun pandangan negatif tidak kunjung hilang.

2. Keberadaan prestasi yang menjadi penentu kualitas hidup

ilustrasi perempuan tersenyum (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi perempuan tersenyum (pexels.com/Mikhail Nilov)

Memang tidak dapat dimungkiri jika generasi muda banyak yang mementingkan sensasi daripada prestasi. Mereka rela menjatuhkan citra positif dalam dirinya agar dikenal masyarakat luas. Bahkan kata viral menjadi tujuan utama. Tapi coba tanyakan pada diri sendiri, kira-kira prestasi apa saja yang sudah kamu hasilkan?

Padahal hidup bukan hanya berpatokan pada sensasi. Tapi kualitasnya bergantung pada prestasi. Tidak penting kamu dikenal masyarakat luas, tetapi tidak memiliki sisi baik sama sekali. Kualitas hidupmu masih kalah dengan orang yang memiliki prestasi meskipun dirinya tidak setenar mereka yang membuat sensasi.

3. Tidak ada artinya kamu dikenal masyarakat namun dengan cara kurang baik

ilustrasi membuat sensasi (pexels.com/Rob Gamble)
ilustrasi membuat sensasi (pexels.com/Rob Gamble)

Terdapat banyak cara agar kita dikenal masyarakat luas. Tetapi secara garis besar ada dua, yakni dikenal dengan cara yang baik atau dikenal dengan cara yang buruk. Semua kembali lagi pada dirimu, memilih ingin dikenal masyarakat dengan cara yang mana. Setiap pilihan memiliki konsekuensi masing-masing.

Teguran ini harus dipertimbangkan oleh kamu yang lebih mementingkan membangun sensasi daripada prestasi. Padahal dikenal dari segi sensasi tidaklah menguntungkan. Karena masyarakat memandang dirimu dengan cara kurang baik. Meskipun terkenal, tapi kurang dihargai oleh lingkungan sekitar. Bahkan keberadaanmu seperti tidak dianggap.

4. Tanpa berbuat apapun, dengan adanya prestasi kamu sudah populer sendiri

ilustrasi perayaan kelulusan (pexels.com/Joshua McKnight)
ilustrasi perayaan kelulusan (pexels.com/Joshua McKnight)

Apakah kamu masih enggan membangun prestasi? Kehidupan justru diisi dengan sensasi yang tidak ada habisnya. Seringkali sensasi yang kamu buat menimbulkan kegaduhan publik. Sekarang sudah saatnya belajar berpikir logis. Apa yang membuat kamu lebih memilih mempertahankan sensasi daripada membangun prestasi?

Ketahuilah, populer dari segi prestasi jauh lebih membahagiakan. Tanpa berbuat apapun kamu sudah dikenal oleh masyarakat luas dengan cara yang baik. Keberadaanmu tidak hanya populer, namun juga dihargai dan diperlakukan secara layak. Hanya kamu sendiri yang mampu menentukan dan memilih dikenal dengan cara positif maupun negatif.

5. Terkenal dari segi prestasi membuat kamu lebih dihargai lingkungan sekitar

ilustrasi rekan kerja (pexels.com/Alena Darmel)
ilustrasi rekan kerja (pexels.com/Alena Darmel)

Setiap orang pasti ingin diperlakukan dengan baik oleh lingkungan sekitar. Keberadaanmu dihargai dan dimanusiakan. Tapi kita juga tidak bisa bersikap sesuka hati. Jika ingin diperlakukan dengan baik oleh masyarakat, harus menjaga tindak-tanduk agar sesuai dengan tatanan kesopanan. Tentunya menjadi pertimbangan logis bagi kamu yang masih mengutamakan sensasi daripada prestasi.

Kamu harus paham jika dikenal dari segi prestasi membuatmu lebih dihargai lingkungan sekitar. Mereka tahu jika dirimu sosok yang berwibawa dan layak dihormati. Hal ini tidak didapat ketika kamu memilih terkenal dari segi sensasi. Meskipun meraih popularitas, belum tentu kamu dihormati sedemikian rupa.

Untuk terkenal ada dua cara. Kamu bisa membangun prestasi dan pencapaian membanggakan, tapi juga bisa memilih terkenal dari segi sensasi yang memalukan. Setiap pilihan menghadirkan konsekuensi tersendiri. Semua tergantung dirimu mau memilih terkenal dengan cara yang mana, apakah lebih memilih cara positif maupun negatif.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us