Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Self-Responsibility Jadi Jalan Keluar dari Digital Burnout

Ilustrasi seorang wanita (Pexels.com/Edmond Dantès)

Di era digital seperti sekarang, kita semua hampir tidak bisa lepas dari layar. Mulai dari kerjaan, media sosial, sampai hiburan, semuanya berputar di dunia digital. Namun, di balik kemudahan itu, banyak dari kita mulai merasa capek secara mental dan emosional. Rasa lelah yang gak cuma bikin badan terasa berat, tapi juga bikin pikiran jadi kabur. Inilah yang disebut digital burnout. Masalahnya, banyak yang gak sadar kalau solusi dari ini sebenarnya ada di tangan kita sendiri: self-responsibility.

Self-responsibility atau tanggung jawab pada diri sendiri adalah tentang bagaimana kita bisa mengatur dan mengendalikan apa yang kita konsumsi dan lakukan di dunia digital. Ketika kamu mulai sadar dan mengambil kendali atas kebiasaan digitalmu, kamu bisa lepas dari siklus burnout ini. Bukan berarti kamu harus langsung berhenti pakai gadget, tapi kamu bisa mulai dari hal kecil yang bikin dampak besar. Berikut lima alasan kenapa self-responsibility bisa jadi kunci keluar dari digital burnout.

1. Kamu bisa mengatur batasan sendiri

Ilustrasi seorang wanita fokus bekerja (Pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Sering banget kita merasa overwhelmed karena terlalu banyak informasi yang masuk tanpa henti. Di sinilah pentingnya menetapkan batasan. Dengan self-responsibility, kamu bisa mulai bikin aturan untuk diri sendiri, misalnya membatasi waktu scroll media sosial atau mengatur waktu kerja yang jelas. Ketika kamu yang pegang kendali, otak jadi gak terus-menerus dibanjiri informasi dan stres bisa berkurang secara perlahan.

Menetapkan batasan juga bikin kamu lebih mindful saat menggunakan teknologi. Kamu jadi sadar kapan waktunya kerja, kapan waktunya istirahat, dan kapan waktunya benar-benar off dari layar. Ini bukan cuma soal mengurangi rasa capek, tapi juga bikin hidup jadi lebih seimbang dan terkontrol.

2. Kamu jadi lebih sadar dengan kebiasaan digitalmu

Ilustrasi seorang wanita memegang ponsel (Pexels.com/Cedric Fauntleroy)

Pernah gak sih, tiba-tiba sadar udah habis waktu berjam-jam cuma buat scroll TikTok atau Instagram? Self-responsibility bikin kamu lebih peka sama kebiasaan ini. Dengan mulai memantau waktu dan jenis konten yang kamu konsumsi, kamu bisa tahu mana yang benar-benar bermanfaat dan mana yang cuma bikin capek mental.

Ketika kamu mulai sadar sama kebiasaan ini, kamu bisa ambil langkah buat menguranginya. Misalnya, mulai unfollow akun yang bikin kamu merasa gak cukup baik atau membatasi notifikasi dari aplikasi tertentu. Ini ngebantu kamu buat lebih fokus ke hal yang benar-benar penting dan bikin pikiran lebih ringan.

3. Lebih mudah mengatur energi dan fokus

Ilustrasi seorang wanita membaca buku (Pexels.com/Armin Rimoldi)

Digital burnout sering bikin energi kita habis tanpa hasil yang jelas. Dengan mengambil tanggung jawab atas kebiasaan digitalmu, kamu bisa mulai memilah mana yang benar-benar penting dan mana yang hanya buang-buang waktu. Kamu jadi bisa lebih fokus dan produktif karena energi gak terbuang sia-sia ke hal-hal yang gak perlu.

Mulai dari mengatur waktu layar sampai memprioritaskan pekerjaan yang lebih penting, self-responsibility bikin kamu lebih efisien. Kamu bisa ngerasain sendiri bedanya: pekerjaan jadi lebih cepat selesai, pikiran lebih tenang, dan kamu jadi punya waktu lebih buat diri sendiri.

4. Kamu bisa lebih jujur sama diri sendiri

Ilustrasi mengobrol (Pexels.com/Bethany Ferr)

Kadang kita terus-terusan pakai gadget karena gak mau menghadapi realita atau emosi yang muncul. Self-responsibility bikin kamu berani buat jujur sama diri sendiri. Kamu jadi bisa tanya ke diri sendiri: "Aku beneran butuh buka media sosial atau cuma cari pelarian?"

Ketika kamu mulai jujur sama diri sendiri, kamu bisa menghadapi emosi itu dengan cara yang lebih sehat. Mungkin kamu butuh istirahat, ngobrol sama teman, atau sekadar jalan-jalan keluar rumah. Dengan memahami kebutuhan emosionalmu, kamu jadi gak gampang terjebak di siklus burnout.

5. Kamu jadi lebih terhubung dengan dunia nyata

Ilustrasi bersama teman (Pexels.com/Ron Lach)

Saat kamu mulai mengambil tanggung jawab atas kebiasaan digitalmu, kamu bakal sadar kalau dunia nyata jauh lebih berwarna daripada layar ponsel. Ketika kamu mulai mengurangi screen time, kamu jadi punya lebih banyak waktu buat ngobrol sama keluarga, nongkrong sama teman, atau sekadar menikmati momen sendirian.

Self-responsibility bikin kamu lebih hadir di kehidupan nyata. Kamu gak lagi merasa tertinggal karena gak update tren media sosial, karena kamu sadar kebahagiaan gak datang dari sana. Ini bukan berarti kamu harus ninggalin teknologi sepenuhnya, tapi kamu jadi tahu kapan waktunya online dan kapan waktunya reconnect dengan dunia nyata.

Mengatasi digital burnout gak melulu soal detox dari media sosial atau berhenti pakai gadget. Kuncinya ada di self-responsibility—bagaimana kamu bisa mengatur kebiasaan digitalmu dengan sadar dan seimbang. Ketika kamu mulai memegang kendali atas apa yang kamu konsumsi dan lakukan di dunia digital, kamu bakal ngerasa lebih tenang, fokus, dan terkoneksi dengan diri sendiri. Ingat, kamu yang punya kontrol penuh atas hidupmu, termasuk bagaimana kamu berinteraksi dengan teknologi. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Afifah
EditorAfifah
Follow Us