Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan si Pendiam Lebih Suka Chat daripada Telepon

ilustrasi main HP (pixabay.com/GustavoWandalen)

Seolah sudah jadi ciri khas, orang yang memiliki karakter pendiam biasanya memang lebih suka berkomunikasi melalui chat daripada telepon langsung. Pada beberapa kasus, tipe orang seperti ini biasanya tak akan menjawab panggilan telepon jika kebutuhannya tidak benar-benar mendesak. Tak jarang, dia akan menunggu panggilan terhenti sebelum akhirnya membalas singkat dengan pesan chat tanpa perasaan bersalah.

Bukan bermaksud arogan atau tidak etis, berikut ini beberapa alasan mengapa orang pendiam lebih suka chat daripada telepon saat komunikasi nirkabel. 

1. Dia biasanya perlu memikirkan lebih banyak waktu saat berbicara langsung

ilustrasi main HP (pixabay.com/Fangirl)

Berbicara langsung dengan sosok asing merupakan hal yang biasanya sering dihindari oleh orang dengan karakter pendiam. Terlebih obrolan melalui sambungan telepon, dia harus memikirkan lebih banyak waktu sebelum kalimat-kalimat siap dilontarkan kepada lawan bicara. 

Beberapa orang pendiam memang tak masalah dengan telepon langsung, tetapi sebagian lagi merasa sungkan karena merasa tidak piawai berkata-kata. Jika dipaksakan berbicara, intonasi suaranya biasanya akan lebih terdengar seperti orang yang sedang berkumur-kumur.

2. Dia kurang bisa ekspresif mengutarakan pendapat saat komunikasi melalui hubungan nirkabel

ilustrasi main HP (pixabay.com/marcino)

Saat komunikasi melalui pesan chat, si pendiam biasanya lebih bisa mengekspresikan segala hal dalam setiap kalimat yang ditulisnya. Berbeda dengan telepon langsung, kalimat yang diucapkan biasanya terbatas dan amat sulit mengungkapkan perasaannya sendiri. 

Cadangan kalimat-kalimatnya memang sudah ada di pikiran. Namun, ketika berbicara, dia ia kurang bisa menata ucapan menjadi beberapa kalimat panjang. Tak heran, satu kalimat yang sering diucapkan biasanya hanya berputar-putar di sekitar subjek, predikat, objek, dan seterusnya.

3. Stok kalimat verbalnya terbatas jika dibandingkan dengan pesan melalui tulisan

ilustrasi main HP (pixabay.com/JESHOOTS-com)

Terbatas saat mengeluarkan kalimat verbal membuat seorang pendiam memang kerap menghindari komunikasi melalui telepon langsung. Tak bisa melebarkan sayap-sayap kalimat, ia biasanya akan berbicara singkat, padat, cepat, dan langsung ke inti obrolan.

Berbeda dengan komunikasi melalui pesan chat, si pendiam biasanya bisa lebih ekspresif mengungkapkan isi hati dan pikirannya secara bebas. Dibandingkan lidah dan mulut, orang pendiam memang lebih aktif memainkan jari-jarinya saat melakukan komunikasi.

4. Saat menjawab di telepon, ia hanya bisa mengandalkan kata balasan andalan: siap, baik, iya, oke, hooh, dan sejenisnya

Ilustrasi orang sedang menelepon (pixabay.com/StockSnap)

Karena kalimatnya terbatas, orang pendiam juga biasanya lebih banyak mendengar daripada berbicara saat komunikasi melalui telepon. Meski berusaha menyeimbangkan obrolan, beberapa kata andalan yang sering didengar biasanya hanya: baik, oke, iya, siap, atau hooh.

Kalau lawan bicaranya punya karakter luwes, bahkan cerewet, mungkin ia merasa aman. Itu karena lawan bicaranya mendominasi obrolan. Namun, kalau lawan bicaranya harus menuntut obrolan dua arah, mungkin ia akan merasa jengah dan bete saat menelepon orang berkarakter pasif.

5. Harus cari ruang sepi saat akan menjawab panggilan karena tak mau jadi pusat perhatian orang sekitarnya

Ilustrasi orang menelepon (pixabay.com/VinzentWeinbeer)

Jika kebutuhannya benar-benar penting dan mendesak, orang pendiam akan menjawab panggilan telepon secara sembunyi-sembunyi. Kalau kebetulan ia sedang berada di tempat umum, diam-diam, ia akan mencari tempat sepi untuk ngobrol melalui telepon.

Tak ingin menjadi pusat perhatian orang banyak, orang pendiam sedikit bisa lebih bebas ngobrol di tempat yang tak begitu ramai atau cenderung sepi. Pada beberapa jeda, dia juga bisa ikut ketawa-ketiwi jika ada obrolan yang menjurus ke hal-hal lucu.

Kamu sendiri, suka kesal apa gak, sih, saat menelepon orang pendiam, tetapi panggilannya tak kunjung diangkat? Sabar, ya. Pesannya tetap sama-sama tersampaikan, kok, hanya medianya saja yang berbeda.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Iip Afifullah
EditorIip Afifullah
Follow Us