5 Alasan Tak Perlu Takut Miliki Cita-cita Tinggi, Tingkatkan Semangat!

Memang ada orang yang angan-angannya setinggi langit, tetapi usahanya tidak seberapa. Ini membuat jarak antara mimpi dengan kenyataan terlalu jauh sehingga sulit teraih. Namun, umumnya cita-citamu menentukan usaha yang dikerahkan. 

Bila mimpimu terlalu mudah dicapai, tanpa sadar kamu malah bisa menyepelekannya. Dirimu bersikap begitu santai, menunda hal-hal yang seharusnya segera dilakukan, serta tak terdorong buat meningkatkan kemampuan. Akibatnya, cita-cita yang sebetulnya gampang diraih pun dapat tetap tak pernah menjadi nyata.

Sementara itu, dengan kesadaran bahwa cita-citamu tinggi, kamu lebih termotivasi buat menunjukkan usaha terbaik. Segalanya dilakukan dengan penuh kesungguhan sebab dirimu tahu bahwa kendur sedikit saja bakal mempersulitmu meraih mimpi tersebut. Tidak ada nanti-nanti, kamu secara bertahap segera memulai perjalananmu mewujudkan cita-cita.

Kamu mungkin ketakutan kalau-kalau cita-cita yang tinggi itu hanya akan berujung kegagalan. Apa yang diinginkan ternyata tak teraih. Ini memang agak menyedihkan, tetapi bukan bermakna kamu tidak bakal merasa cukup puas dalam hidupmu.

Usaha yang telah dilakukan selama bertahun-tahun pasti juga ada hasilnya. Gak mungkin sama dengan seandainya dirimu tak melakukan apa-apa. Cita-cita itu boleh jadi tidak teraih, tetapi kamu sudah tiba di titik yang amat jauh dari titikmu memulai seluruh usaha itu pertama kali.

Bayangkan seandainya cita-citamu yang terlalu sederhana gak terwujud gara-gara usahamu menjadi lemah seperti dalam penjelasan poin pertama. Barangkali dirimu betul-betul disebut sebagai bukan siapa-siapa di dunia ini. Walau awalnya kamu nyaman dan tidak terbebani tingginya cita-cita, kelak boleh jadi dirimu sibuk menyesali karena tak punya keberanian bermimpi besar serta mendorong diri lebih keras.

Meski mulanya cita-cita yang tinggi membuatmu dipandang aneh oleh orang-orang di sekitarmu bahkan diejek, ini tidak selamanya. Mereka mungkin tetap mengolok-olok selama kamu belum bisa meraih mimpi tersebut. Akan tetapi bersama dengan cita-cita yang tinggi, dirimu juga akan bergeser ke lingkaran pergaulan yang berbeda.

Tanpa perlu kamu sengaja menjauhi mereka, sudah otomatis cita-cita itu mempertemukanmu dengan orang-orang baru yang satu frekuensi. Kawan lama yang gak bisa mengikuti langkah kakimu akan otomatis kian tertinggal. Lama-lama ejekan mereka tidak lagi sampai di telingamu dalam arti gak berhasil mengusikmu seperti dahulu.

Kamu sudah punya circle yang positif dan mampu menjadi tambahan semangatmu dalam berproses. Semua cibiran yang datang dari teman lawas kini hanya ditanggapi dengan pemakluman. Dirimu tak membenci mereka lantaran ketidaktahuannya tentang keinginan terbesarmu dalam hidup, latar belakangnya, serta seberapa baik kamu memperjuangkannya.

Cita-cita tinggi belum tentu gagal teraih, begitu pula tak ada yang menjamin mimpi kecil akan terlaksana. Semua kembali pada upaya masing-masing orang. Kalau baik cita-cita tinggi maupun sederhana sama-sama bisa gagal atau berhasil, kenapa harus takut?

Seperti tidak ada yang abadi ketika kamu tidur dan bermimpi. Jika akhirnya dirimu terbangun juga dan punya kesempatan memilih mimpi, tentu kamu ingin mimpi yang indah saja ketimbang menyeramkan. Hal yang sama pun dapat diterapkan pada cita-citamu sebab hakikatnya dirimu tidak tahu ke depan akan seperti apa.

Jangan terlalu bermain aman dengan bermimpi yang begitu sederhana. Hindari pula terlalu dini menyimpulkan bahwa potensi gagal di suatu cita-cita lebih besar ketimbang cita-cita yang lain. Semua mimpi memiliki kemungkinan gagal dan berhasil 50:50.

Punya mimpi yang tinggi terkadang memang terkesan terlalu ambisius. Seakan-akan dengan menetapkan mimpi itu saja, kamu telah ingin membuat teman-temanmu merasa minder dan kalah. Apalagi kalau dirimu berhasil meraihnya, beberapa orang berpikir kamu bangga sekali.

Dirimu mampu mengalahkan teman-teman lama yang cita-cita maupun pencapaian nyatanya sama-sama gak setinggi kamu. Biarkan saja pandangan demikian karena kamu yang paling tahu alasan sesungguhnya di balik hasratmu akan cita-cita tersebut. Kamu tak perlu mengoreksi setiap kesalahan dalam penilaian orang terhadapmu. Keinginan mengalahkan orang lain bisa jadi sama sekali gak ada dalam benakmu.

Kamu bercita-cita tinggi semata-mata ingin mengubah nasib, membahagiakan diri serta keluarga, dan menebar sebanyak mungkin manfaat untuk masyarakat. Bahwa dalam prosesnya kamu kerap lebih unggul daripada orang lain, itu karena kemampuanmu memang tinggi. Sikap kompetitifmu lebih ditujukan pada diri sendiri, bukan orang lain.

Lingkungan yang kurang mendukung memang bisa menjadi penyebab keraguanmu buat bercita-cita setinggi langit. Ada perasaan ingin menyamakan cita-cita dengan teman-temanmu saja biar kamu tidak kelihatan aneh. Tak perlu lakukan itu dan beranikan diri guna menetapkan tujuan serta menempuh perjalananmu sendiri.