Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Teman Gak Mau Kamu Membelanya saat Ada Masalah

ilustrasi pertemanan (pexels.com/scott neil)

Ketika kamu tahu, bahwa temanmu sedang ada masalah dengan orang lain, secara alami dirimu terdorong buat membelanya. Itu bentuk dari sikap setia kawan. Kamu gak suka melihat temanmu disudutkan oleh seseorang.

Keinginan untuk membelanya makin besar jika dirimu yakin dia gak bersalah, bahkan sedang dijahati oleh orang lain. Kamu seolah-olah berdiri di depannya untuk melindungi. Namun, bukannya senang dengan apa yang dirimu lakukan, ia malah keberatan.

Dia memintamu buat diam saja dan gak lagi membelanya. Permintaannya mungkin membuatmu terheran-heran bahkan kecewa. Jangan tersinggung serta merasa gak dibutuhkan olehnya, karena bisa saja penolakan teman dapat dilandasi oleh lima hal di bawah ini.

1. Sadar akan kesalahannya

ilustrasi duduk sendirian (pexels.com/alpography 68)

Saat kawanmu ada persoalan dengan orang lain, dia yang paling tahu apa yang sebenarnya terjadi. Sekalipun kamu percaya temanmu tidak bersalah, kenyataannya dapat saja berbeda. Bahkan ia juga menyadari kekeliruannya pada orang lain.

Ini sebabnya dia tak berusaha membela diri. Diamnya justru disalahartikan olehmu sebagai sikap tak berdaya yang perlu segera dibantu dengan pembelaan. Ada salah tafsir di sini dan sebaiknya kamu memercayakan saja persoalan itu padanya.

Kesadarannya akan kesalahan diri memang gak serta-merta diikuti dengan pengakuan di depan orang lain. Namun, dia jelas menolak dibela karena membiarkanmu atau siapa pun melakukannya justru membuatnya tambah merasa bersalah. Kesannya, ia seperti hendak menyangkal perbuatan sendiri yang merugikan orang lain.

2. Siap bertanggung jawab demi melegakan hati

ilustrasi duduk sendirian (pexels.com/cottonbro studio)

Dalam sikap yang mungkin menurutmu tampak seperti kepasrahan, ia sesungguhnya telah mempersiapkan diri buat mempertanggungjawabkan kesalahan. Jika dia membiarkanmu membelanya, ini malah menghalanginya untuk menunjukkan pertanggungjawaban tersebut. Membelanya dalam suatu masalah sama saja dengan hendak membebaskannya dari suatu tuduhan.

Bila kesalahan saja gak diakui, bagaimana temanmu akan mempertanggung jawabkannya? Kian gencar kamu membelanya, hatinya malah kian tersiksa oleh rasa bersalah. Lebih baik kamu menepi dan mendukung kesediaannya untuk bertanggung jawab. 

Itu sikap yang amat berani, apa pun bentuk pertanggungjawaban yang diperlukan. Kawanmu bakal menjadi pribadi yang lebih dewasa, baik, serta berhati-hati bila terbiasa gak melarikan diri dari tanggung jawab. Dia tidak menghindar dari sanksi yang akan dijatuhkan atas kesalahannya.

3. Pembelaan darimu mengesankan dia takut atau lemah

ilustrasi pertemanan (pexels.com/PNW Production)

Terlepas temanmu bersalah atau tidak, orang yang berani gak memerlukan pembelaan dari siapa pun. Kecuali, kasusnya sangat serius sampai berurusan dengan hukum dan ia memerlukan pengacara. Di luar masalah hukum, temanmu merasa terlalu penakut bila kamu membelanya.

Makin dirimu membela, makin dia merasa malu dengan lawannya. Orang yang berperkara dengannya tentu mencibir, seakan-akan dia memang memintamu buat membantunya. Kawanmu gak mau dicap lemah atau penakut.

Ia ingin membela diri sendiri apa pun yang nanti terjadi. Sebagai teman, kamu masih bisa menolongnya. Namun, bukan dengan pasang badan di depannya, melainkan cukup berdiri di belakangnya buat kasih support.

4. Gak mau kamu ikut terseret dalam persoalannya

ilustrasi pertemanan (pexels.com/Trinity Kubassek)

Kamu sangat peduli pada kawanmu sehingga siap membelanya. Namun, temanmu juga memikirkan nasibmu nanti, bila sampai terseret ke pusaran masalahnya. Dia melarangmu membelanya lantaran gak ingin sesuatu yang buruk menimpamu.

Dirimu memiliki kehidupan sendiri yang kedamaiannya seharusnya tak perlu terusik oleh persoalannya. Ada masalah yang harus dihadapinya sendiri karena sama sekali gak berkaitan denganmu. Bila dirimu tetap berkeras membelanya, temanmu justru tidak bisa fokus memikirkan jalan keluarnya.

Ia menjadi sibuk mengkhawatirkanmu. Ini menyulitkannya dalam mengatasi permasalahan dengan cepat dan tepat. Pembelaanmu bukan solusi yang diperlukan, melainkan hanya usaha buat menghindari atau mengurangi konsekuensi yang bakal dihadapi teman.

5. Problem makin besar dengan kehadiranmu

ilustrasi pertemanan (pexels.com/Madvortex)

Kericuhan selalu terjadi dalam situasi begitu banyak orang yang terlibat. Ini yang coba dicegah oleh kawanmu sehingga ia gak mau kamu sampai turun tangan dalam masalah yang dihadapinya dengan orang lain.

Persoalan itu cukup antara mereka saja supaya tidak melebar ke mana-mana. Kecuali, dirimu mampu hadir sebagai penengah yang netral serta bijaksana. Jika kedatanganmu cuma buat membelanya habis-habisan, pihak lain tentu tambah gak terima dan makin ganas menyerang. Masalah yang diharapkan lekas berakhir malah berkepanjangan dan membesar.

Kalau kamu ikut menjaga supaya permasalahan tersebut tetap di antara mereka saja, keduanya dapat fokus mencari solusi. Lawan temanmu gak kian emosi oleh kehadiranmu yang dianggapnya ikut campur. Bila pun keinginanmu membela teman tak tertahankan, tunjukkan hal itu cuma saat berdua dengannya dan bukan di depan lawannya juga.

Sikap kawanmu yang menolak pembelaan darimu baik sekali. Ia telah mengukur masalah serta kemampuannya dalam menghadapinya sampai selesai. Dia tetap memerlukanmu kok, tetapi lebih buat kasih semangat dan percaya, bahwa ia mampu mengatasinya dengan baik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us