Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi panggilan video (pexels.com/Shemae Sabo)
ilustrasi panggilan video (pexels.com/Shemae Sabo)

Saat teman yang sudah bertahun-tahun tidak berjumpa denganmu tiba-tiba menghubungi, apa yang kamu rasakan? Tentunya ada perasaan kaget sekaligus penasaran akan keperluannya, kan? Dia bisa menghubungimu pertama kali melalui media sosial lalu berlanjut ke telepon atau chat

Bahkan langsung mengontak nomormu jika dia masih menyimpannya dan kamu gak pernah mengganti nomor selulermu. Meski ia tidak langsung mengemukakan maksud yang sesungguhnya, upayanya menjalin komunikasi lagi denganmu boleh jadi didorong lima hal berikut ini.

1. Mendengar kabar yang sangat baik atau justru amat buruk tentangmu

ilustrasi membalas pesan (pexels.com/SHVETS production)

Keputusannya untuk menjadi yang pertama menghubungimu dilatarbelakangi oleh kepedulian. Bila tersiar kabar buruk tentangmu, seperti kamu sakit keras atau dalam masalah besar, ia ingin memastikan kebenarannya dan memberimu semangat atau bantuan.

Namun jika berita yang beredar justru terkait hal-hal yang positif, sebagai orang yang mengenalmu, tentu dia ikut senang dan bangga. Misalnya, ketika kamu menjadi sosok yang dikenal orang banyak seperti influencer.

2. Sekadar ingin mengenang masa lalu

ilustrasi panggilan video (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Di waktu luang, orang kadang kangen dengan masa sekolah atau kuliah. Daripada perasaan itu dipendam sendirian, paling enak memang langsung diobrolkan dengan teman semasa sekolah atau kuliah. Pasti seru!

Percakapan biasanya mengandung pertanyaan, "Masih inget gak ...?" Misalnya, untuk membangkitkan ingatanmu tentang suatu peristiwa atau seseorang yang sama-sama kalian kenal. Kenangan-kenangan lucu akan mewarnai obrolanmu dengannya.

3. Ada keperluan yang berkaitan dengan pekerjaanmu

ilustrasi menerima telepon (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Contohnya, kamu sekarang bekerja di bidang hukum. Seorang kawan lama sedang ada masalah hukum dan perlu berkonsultasi. Daripada dia mencari orang lain yang belum dikenal, ia pilih menghubungimu dulu.

Siapa tahu kamu dapat memberinya masukan atas persoalan tersebut. Begitu juga apabila teman lama melihat adanya peluang kerja sama denganmu. Ketimbang mencari partner yang sifatnya belum dikenal dengan baik, mending mencoba menawarkannya  padamu.

4. Dulu kalian bersahabat

ilustrasi sahabat di sekolah (pexels.com/周 康)

Meski ingin sekali, teman yang sejak dulu gak pernah dekat denganmu biasanya akan tetap sungkan buat menghubungi kamu. Pikirnya, kawan karib saja bisa terlupakan seiring waktu, apalagi sekadar teman tahu nama. Kecuali, kepercayaan dirinya amat tinggi.

Sementara itu, teman yang dulu bahkan termasuk dalam lingkaran sahabatmu gak perlu berpikir dua kali untuk mengontak duluan. Tidak mungkin kamu lupa pada teman semeja atau kawan yang setiap jam istirahat jajan bareng di kantin. Apalagi kalian sering saling curhat.

5. Bermaksud mengundangmu ke pernikahannya

ilustrasi bertelepon (pexels.com/RODNAE Productions)

Jauh-jauh hari sebelum momen sakral pernikahan, calon pengantin biasanya sudah membuat daftar tamu undangan. Sebagian besarnya tentu keluarga dan teman-teman kerjanya sekarang. Namun bila masih ada kuota, teman lama pun bisa masuk daftar.

Terutama untuk kawan yang dulu akrab. Meski kalian tinggal berjauhan yang membuatmu kemungkinan besar gak akan datang, undangan itu penting sebagai bentuk kesopanannya. Daripada tahu-tahu kamu melihat dia mengunggah foto-foto pernikahan dan dirimu bertanya-tanya kenapa ia tak mengundangmu.

Tentu saja keperluan-keperluan di atas seringnya tidak tersampaikan di awal komunikasi kalian setelah begitu lama tak saling berkabar. Percakapan pertama umumnya dipenuhi basa-basi. Jika obrolan terasa nyaman, barulah maksud sesungguhnya akan dikemukakan. Pastikan kamu masih seramah yang dahulu dikenalnya, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team